Rasisme. Untuk negara sebesar Indonesia, yang memiliki berbagai macam kultur dan budaya, rasisme merupakan tantangan utama yang harus dilawan. Jika kalah, maka Indonesia pecah.
 
Kita semua yang ada di sini, Ts, agan, sista, mungkin berasal dari suku yang berbeda, adat yang berbeda, budaya yang berbeda. Tapi harus diingat bahwa kita ini satu In-do-ne-sia.




 
Terkadang yang membuat kita terpecah adalah ego. Nggak mau kalah dari orang lain, ingin selalu dikagumi sebagai yang terbaik. “Adat gue lebih hebat dari adat lo, kebudayaan gue lebih keren daripada kebudayaan lo, kampung gue lebih maju daripada kampung lo.”
 
Huffttt ... buang jauh-jauh deh semua itu. Itu bibit-bibit rasisme.
 
Ts ngeliat bibit-bibit rasisme ini banyak sekali dipelihara masyarakat Indonesia. Termasuk di daerah Ts sendiri. Misalnya dalam hal pernikahan. Untuk mencari calon menantu atau calon besan, masyarakat kita cenderung memilih yang sesuku dengannya.
 
Jangan menikah dengan suku ini, suku mereka begini dan begitu. Jangan menikah dengan suku itu, nanti bisa begini dan begitu. Carilah calon pasangan yang sesuku denganmu.
 
Hufffttt ....
 
Ts termasuk satu dari sekian banyak korban dari bibit rasisme ini. Kebetulan Ts dan suami itu berasal dari suku dan adat yang berbeda. Perjuangan untuk sampai ke jenjang pernikahan itu sangat berat.
 
Hampir seluruh keluarga Ts menentang. “Jangan menikah sama dia, sukunya ‘itu’, orang suku itu gampang meninggalkan anak istri, nggak bertanggung jawab, cari yang sesuku dan memahami adat kita saja.”
 
Padahal apa yang salah dengan menikahi orang yang berbeda suku dan budaya? Tapi hal ini banyak terjadi, dan Ts bukan satu-satunya yang mengalami.
 
Sampai saat ini nggak sedikit yang memandang suami Ts dengan pandangan yang merendahkan.
 
“Orang mana suaminya?”
 
“Orang sana.”
 
“Oh ....” dan pergi dengan tatapan yang nggak enak.
 
Yakinlah, kalau bibit rasisme ini terus dipelihara, suatu saat mungkin akan terjadi perang saudara di Indonesia, dan mungkin Indonesia akan terpecah menjadi negara-negara kecil, seperti yang terjadi di negara lain.
 
So, mari mulai dari diri kita sendiri untuk saling menghargai dan menghormati antar sesama bangsa Indonesia. Jangan ada lagi pandangan menghina dan merendahkan suku yang berbeda dengan kita.
 
Mari kembali pada kesaktian sumpah pemuda, bahwa kami putra putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
 
Salam satu Indonesia ....


Sumber gambar : https://cdn2.tstatic.net/tribunnews/...626_082806.jpg