Desain terlihat lebih canggih
Jika dibandingkan dengan OPPO F Series, desain OPPO Reno terlihat lebih premium. Sekilas desain OPPO Reno terlihat mirip dengan R17 Pro yang muncul di awal tahun 2019. Bodi ponsel matte atau tidak kilap di bagian belakangnya juga tidak mudah menyerap bekas sidik jari penggunanya.



Kedua sisi bodi Reno agak melengkung sehingga nyaman saat digenggam dengan dua atau satu tangan. Lensa kamera OPPO Reno menyatu dengan bodi, tidak menonjol keluar sehingga tidak mudah tergores. Ada tambahan O-dot atau titik tambahan di bawah lensa kamera belakang. Fungsi titik ini untuk menjaga agar lensa kamera tetap aman dan tidak langsung bersentuhan dengan permukaan tempatnya ditaruh.


Di depan, OPPO Reno hadir dengan layar penuh. Modul kamera depannya menggunakan mekanisme geser dengan bentuk ikan hiu. Selain kamera depan, modul tambahan ini juga memuat flash di belakang. Untuk kualitas tampilan, layar AMOLED 6,4 inci dengan resolusi Full HD+ yang ada di OPPO Reno mampu menyajikan visual yang memukau untuk berbagai konten. Bingkai layarnya juga tipis, dengan rasio layar ke bodi mencapai 93 persen. Ini membuatnya terlihat ringkas walaupun memiliki ukuran layar cukup besar. Secara keseluruhan, OPPO Reno sukses tampil mewah dan unik berkat modul kamera gesernya. Sesuai dengan kelas harganya.

Performa kencang tapi irit daya
Untuk performa, OPPO Reno mengandalkan chipset Qualcomm Snapdragon 710 seperti yang ditemukan di OPPO R17 Pro. Selain performanya cukup kencang untuk berbagai kebutuhan, chipset ini juga irit daya sehingga membuat baterainya tahan cukup lama.

Kelebihan lain, OPPO Reno hadir dengan memori internal 256GB yang masih jarang ditemukan di ponsel dengan harga di bawah 10 juta rupiah. Kapasitas memori internal yang besar ini membuatnya cocok bagi pengguna yang suka memasang banyak aplikasi atau sering memotret dan merekam video.


Chipset Qualcomm Snapdragon 710 juga membuatnya ideal untuk main game. Walaupun tidak selalu pada setting paling tinggi, namun pengalaman main game dengan Reno amat menyenangkan. Selain dimanjakan dengan layar yang cemerlang, absennya poni atau elemen pengganggu lain juga berpengaruh akan hal itu.

Bagi pengguna yang jarang bermain game, performa Reno akan lebih dari memadai. Dari pengujian, menavigasi menu dan fungsi Reno terasa lancar dan mulus. UI atau antarmuka ColorOS 6 terasa lebih nyaman. Dari sisi tampilan, ColorOS 6 juga lebih nyaman, dengan ukuran ikon yang lebih besar dan tatanan pengaturan yang mudah dimengerti.



Daya tahan baterainya juga cukup memuaskan. Untuk pemakaian normal dengan akses aplikasi perpesanan dan memotret cukup sering, menelpon serta main game sesekali, serta secara berkala memeriksa media sosial, OPPO Reno mampu bertahan sekitar 15 jam. Jika baterai menipis, kamu bisa mengisinya dengan cepat. Dibutuhkan waktu sekitar 35 menit untuk mengisi baterainya hingga sekitar 50%.

Hasil kamera menyamai smartphone kelas atas
Untuk kamera belakang, OPPO Reno mengandalkan sensor Sony IMX586 48 megapixel dengan lensa 26mm f/1.7, serta kamera kedua dengan sensor 5 megapixel dan lensa f/2.4 sebagai pengukur kedalaman. Sedangkan untuk kamera depan, terdapat kamera dengan sensor 16 megapixel dan lensa 26mm f/2.0.


Desain kamera depan cukup unik, dengan bentuk segitiga dan mekanisme motor yang kokoh. Saat dicoba ditekan, kamera depannya ini terasa kuat dan tidak akan mudah rusak kecuali disengaja. Juga terdapat sensor yang dapat mendeteksi saat Reno jatuh dalam posisi kamera depan terbuka. Begitu Reno terdeteksi sedang “melayang”, kamera depan ini akan langsung mengamankan diri ke tempatnya.


Hasil foto dari kamera belakangnya juga memuaskan. Pada kondisi cahaya ideal, Reno mampu menghasilkan foto tajam dengan reproduksi warna yang cemerlang. Berikut contoh hasil fotonya tanpa penyuntingan.
IMG20190528163521 by yangcanggih.com, on Flickr
IMG20190608123204 by yangcanggih.com, on Flickr
IMG20190609175115 by yangcanggih.com, on Flickr

Memotret manusia juga bisa dituntaskan dengan baik, termasuk menangkap warna kulit yang natural, seperti contoh foto berikut.
IMG20190627154829 by yangcanggih.com, on Flickr
IMG20190627155842 by yangcanggih.com, on Flickr

Saat kembali ke dalam ruangan atau luar ruangan saat gelap, OPPO Reno tetap dapat diandalkan. Berbekal Ultra Night Mode 2.0, kamera Reno mampu menangkap detail obyek dan subyek pada malam hari. Berikut contoh hasil fotonya pada malam hari.
IMG20190625142834 by yangcanggih.com, on Flickr
IMG20190603194952 by yangcanggih.com, on Flickr
Untuk swafoto alias selfie, kamera depannya yang mirip sirip ikan hiu saat aktif juga bisa diandalkan.
IMG20190627163555 by yangcanggih.com, on Flickr

Secara keseluruhan, kamera OPPO Reno amat baik untuk kelasnya. Jika ada yang perlu diwaspadai, awasi saturasi warna yang kadang terlalu berlebihan untuk beberapa obyek.

Medan perang baru di kelas menengah atas
Dengan harga 8 juta rupiah (kini di bawah 7 juta rupiah setelah cashback), OPPO Reno hadir di ceruk pasar yang cukup sepi pemainnya. Di kelas ini, hanya ada Samsung dan ASUS yang menjadi pesaingnya. Namun bagi sebagian kecil konsumen yang belum rela mengeluarkan uang belasan juta rupiah untuk sebuah smartphone, segmen smartphone 6 – 8 jutaan rupiah amat menarik. Idealnya, produk di segmen harga ini memiliki fitur yang dimiliki smartphone flagship di atas 10 juta rupiah, tapi dengan sedikit kompromi.

Membawa kamera belakang dan depan yang mampu menghasilkan foto memukau, serta ditunjang performa kencang, layar cemerlang berukuran penuh, memori internal besar, desain mewah yang terlihat mahal, serta baterai yang bertahan lama dengan pengisian ekstra cepat, OPPO Reno layak menjadi pilihan pengguna yang menginginkan smartphone canggih dan premium dengan dana di bawah 10 juta rupiah.
Plus:
+ Performa kencang untuk kebanyakan tugas
+ Hasil swafoto kamera depan amat baik
+ Hasil foto kamera utama memuaskan di berbagai kondisi cahaya
+ Desain ergonomis yang terlihat mewah
+ Layar penuh dengan kualitas visual cemerlang
+ Baterai tahan lama dengan pengisian ekstra cepat
+ Memori internal 256GB lega, jarang ditemukan di ponsel dengan harga di bawah 10 juta rupiah

Minus:
– Efek bokeh kadang masih kurang rapi
– Saturasi warna untuk beberapa obyek dengan warna terang kadang terlihat berlebihan
– Bodi agak berat