Selamat pagi, siang, sore, petang, dan malam kawan - kawan kaskuser semua yang baik hati. Bertemu kembali di thread sederhana ane.




Tak dapat dipungkiri, minat baca di Indonesia tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara - negara lain didunia. Dikutip dari Kompas.com,peringkat minat baca Indonesia menduduki peringkat ke 60 dari 61 peserta survei yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada bulan Maret 2016 yang lalu. Indonesia hanya setingkat lebih baik ketimbang negara juru kunci Botswana dan satu tingkat lebih rendah ketimbang negara tetangga kita Thailand.

Melihat sangat rendahnya minat baca orang Indonesia ini sebenarnya cukup miris. Bagaimana bisa negeri ini hampir menjadi negara paling tak berminat membaca berdasarkan study tersebut. Sehingga tak heran jika banyak konten - konten tulisan yang sengaja di buat hiperbola judulnya dan bahkan cenderung klikbait hanya agar tulisan tersebut dibaca. Sayangnya, cara tersebut pun tak cukup efektif untuk menarik minat baca orang Indonesia. Justru yang ada malah mereka menyimpulkan suatu berita hanya dari membaca judulnya saja, tanpa tahu isi dari berita tersebut. Akibatnya, mereka mudah terhasut hoax karena hanya membaca sepotong - sepotong saja.


Namun menariknya, akhir - akhir ini ada sebuah postingan di jejaring media sosial Twitter yang cukup menarik perhatian warganet Indonesia. Adalah celotehan akun anonim @SimpleM81378523 yang menceritakan perjalanan anak - anak yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan mengalami hal - hal mistis selama menjalani kegiatan tersebut. Menurut cerita tersebut, kegiatan ini dilakukan disebuah desa yang terletak ditengah hutan di ujung timur Pulau Jawa, meski belum terkonfirmasi dimana persisnya letak kegiatan tersebut dilakukan. Dengan cerita yang di bumbui hal - hal mistis dan di penuhi teka - teki, cerita ini pun mendadak viral.

Meski terkesan tak ada yang istimewa namun menurut saya ada yang menarik dibalik viralnya cerita ini. Bagaimana bisa sebuah cerita yang begitu panjang (setidaknya bagi orang Indonesia yang notabene minat bacanya rendah) bisa menjadi viral. Selama ini lebih banyak materi video atau pernyataan (yang notabene pernyataan pendek) yang biasanya akan menjadi viral. Ini tak lepas dari pengaruh minat baca warga +62 yang masih rendah, sehingga konten cerita jarang yang akan menjadi viral. Lalu apakah viralnya cerita "KKN di Desa Penari" ini menunjukkan bahwa minat baca orang Indonesia sudah mengalami kenaikan?


Tunggu dulu. Sebelum menyimpulkan minat baca orang Indonesia naik, coba kita riset kecil - kecilan, ada berapa banyak teman kamu yang benar - benar membaca dan memahami keseluruhan dari cerita ini. Jangan - jangan mereka hanya ikut - ikutan supaya di bilang kekinian doang, padahal mereka hanya membaca secara sekilas saja. Atau bahkan mereka tak membaca sama sekali, tapi hanya mencari tahu dari temannya tentang inti dari cerita ini.

Saya sendiri sudah melakukan riset kecil - kecilan tersebut. Diantara orang - orang disekitar saya yang membicarakan tentang "KKN di Desa Penari" sebagian besarnya belum membaca cerita ini. Alasannya karena ceritanya terlalu panjang dan tak ada waktu. Meski begitu, mereka merasa sudah tau tentang inti dari cerita tersebut. Ada yang bilang katanya "KKN di Desa Penari" bercerita tentang pernikahan dengan makhluk gaib. Ada pula yang menganggap bahwa "KKN di Desa Penari" bercerita tentang kegiatan KKN yang dilakukan di desa hantu yang mayoritas penduduknya adalah penari.

Namanya saja tak membaca, ya bagaimana mereka bisa tahu isi dari cerita yang sebenarnya. Mendengar mereka mengatakan hal tersebut saja, membuat saya nyengir kuda. Ini mah namanya niat biar kelihatan kekinian tapi malah bikin malu - maluin. Mereka merasa sudah tahu isi cerita hanya dari mendengar cerita dari orang lain tanpa membaca ceritanya langsung. Miris memang. Kalau memang pengen kekinian mbok ya dibaca biar tahu isinya. Kecuali sih kalau memang tak suka dengan ceritanya, tapi yang nggak usah sok - sokan ikut nimbrung cuman biar kelihatan kekinian saja.





Disclaimer : Asli tulisan TS
Sumur Gambar : Dok. Pribadi
Referensi : Pengamatan dan Opini Pribadi TS serta Ini