Menurutku akan terjadi beberapa kemungkinan setelahnya dipindahkan ibu kota.

1. Fluktuasi Harga

Sebenarnya aku tidak suka hal yang berbau angka. Tapi apa boleh buat jika keseharian kita selalu dihadapkan dengan angka-angka.

Ayahku bilang, fluktuasi harga akan terjadi setelahnya ibu kota pindah nanti. Kenapa bisa? Sekarang yang di Kalimantan saja apa-apa mahal. Bahkan bisa tiga kali lipatnya harga di sekitar ibu kota. Ambil contoh harga di kotaku, Sumedang.

Harga makanan ringan pun yang di sini harga Rp 2000 bisa makan tiga gorengan. Di Kalimantan satu gorengan justru harganya segitu.

Mie ayam kesukaanku, ketika zaman ayahku hanya Rp.3000 saja, di Kalimantan sudah Rp.15.000 pastinya jadi hal yang perlu adaptasi lagi penuh perjuangan.

Yang biasa uang 50 ribu bisa dapat jajan banyak. Nanti malah jadi dapat sedikit. Berpengaruh terhadap tingkat perekonomiannya.

2. Jarak Jauh

Bagiku yang berdomisili di Jawa Barat, pastinya akan sangat kehilangan. Yang tadinya ke Jakarta bisa ditempuh dalam waktu 2-3 jam lewat tol, ini bisa memakan waktu yang cukup lama jika benar-benar pindah. Mau cepet pun harus banyak uang. Tiket pesawat penerbangan dalam negeri aja sudah mahal-mahal. Bisa kebayang deh.

Kalau bahasa Sundanya itu "ngarumas", yaitu sebuah perasaan di mana serba menyesuaikan. Tadinya kebiasaan A malah jadi B.

Bagiku sebagai seorang pelajar mungkin belum terlalu memikirkan akan perpidahan ibu kota ini. Namun kenapa kita harus berontak? Bukankah kita termasuk orang yang bijak? Bukankah kita tergolong orang-orang yang baik? Warga yang akan mengikuti aturan pemerintahan yang sah berdasarkan undang-undang.

Halah, apaan sih gue udah kek pejabat aja. Haha

3. Berubahnya Singkatan

Kalau saat ini kita mengenal ibu kota dan sekitarnya adalah JABODETABEK. Apa itu? Jelas lah JAkarta BOgor DEpok TAngerang BEkasi. Singkatan yang cukup unik juga.

Terus, kalau pindah ke Kalimantan, jadi apa? Siapa yang tahu, akan kuberi tahu, banyak tahu di kotaku. Pastinya sudah tahu. Anak zaman sekarang jangan ketinggalan dong, hehe.

Yang terbaru nanti adalah SAMBAL TERONG PEDAS, apaan tuh? Rasanya kok aku pengen ketawa ya, hehe. Kalian pasti sudah tahu apa itu. Nih di bawah!

SAM itu SAMarinda, TERONG itu TEnggaRONG, PEDAS itu PEnajam DAn Sekitarnya.

Horeeeee, gimana? Kalian mau makan sambal terong pedas khas Kalimantan? Jangan lupa akunya dikasih ya, kalau kalian main ke ibu kota yang baru. Jangan lupain aku!

4. Orang Hutan Jadi Orang Kota

Seperti mimpi di siang bolong. Pindahnya ibu kota menjadi anugerah bagi mereka yang tinggal di tempat terpencil, hutan misalnya.

Kok tahu? Temanku nih, ada yang kerja di kehutanan. Sangat jauh dari keramaian. Tapi setelah ada program pak Jokowi ini, senangnya luar biasa. Yang tadinya dia merengek-rengek ingin pulang, dia malahan ingin menetap. Dunia terbalik.

Siapa sih, yang tidak mau tinggal di ibu kota, jika semuanya dijamin? Dijamin oleh perusahaan maksudnya, temanku aja jadi betah karena Kalimantan mau jadi Ibu Kota. Aku juga mau deh!

Apa pun yang menjadikan ganjal dalam diri kita terkait pemerintahan. Tugas kita sebagai rakyat, hanya taat kepada pemerintahan yang sah.

Seperti seorang istri yang taat pada suami. Acieeeeee, taatnya pada suami sendiri loh. Jangan suami orang. (apa banget sih gua).

Terkhusus dari aku, nih. Ibu kota mau pindah atau enggak, bodo amat! Yang penting Indonesi bisa lebih baik dari sebelumnya.