- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Teman Kerjanya Stres Gara-gara Istri Tak Mau Menerima Uang Gajinya


TS
lostcg
Teman Kerjanya Stres Gara-gara Istri Tak Mau Menerima Uang Gajinya
Maman Hijrah Setelah Melihat Teman Kerjanya Stres Gara-gara Istri Tak Mau Menerima Uang Gajinya
Rabu, 13 Juni 2018 13:39

Tribun Jabar/Tiah SM
Kisah hijrah Maman Separman.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Tiah SM
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Lebih dari 20 tahun, Maman Separman (48) bekerja sebagai bankir, sebelum akhirnya bulat untuk hijrah menjadi pengusaha. Alasan Maman hanya satu: ia takut dosa riba.
Keputusan resign sebagai bankir dilakukan Maman pada awal 2013. Ia kemudian bergabung dengan XBank, komunitas mantan pekerja bank yang sudah taubat riba.
"Alhamdulillah, saat ini saya menjalani hidup jauh lebih berkah," ujarnya kepada Tribun, belum lama ini.
Maman mengatakan, keinginannya untuk berhijrah muncul setelah melihat teman kerjanya stres karena istrinya tak mau lagi menerima uang gajinya sebagai pegawai bank.
Saat itu, Maman menanggapinya dengan bercanda. Akan tetapi, kisah temannya itu rupanya membekas sangat dalam di hatinya. Terlebih [ada kurun waktu itu, banyak pula teman-temannya yang mengundurkan diri dari bank karena alasan riba.
Karena penasaran, Maman pun kemudian mulai mencoba menelusuri dalil-dalil di Alquran yang berkaitan dengan riba.
Dalam penelusuran itu ia temukan surat Al Baqarah ayat 275 sampai 279 yang isinya tentang riba. Dalam ayat itu dengan tegas dikatakan, riba hanya akan menjerumuskan para pelakukan ke api neraka.
Dalam Al Baqarah ayat 275 disebutkan, "Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat peringatan dari Rabbnya lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperoleh dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya".
"Inilah yang membuat saya sangat takut dan ngeri dengan riba. Namun, ketika itu daya tak langsung memutuskan keluar. Saya masih galau karena masih butuh biaya. Apalagi istri saya sedang sakit butuh biaya pengobatan ke Singapura," ujar ayah tiga putra ini.
Hingga pada suatu hari, dalam kegalauannya itu, ia ikut acara bakti sosial bersama kantornya ke salah satu pesantren di Tasikmalaya.
Ia bertemu seorang kiai yang tidak banyak cakap dalam acara bakti sosial itu. Ia pun menanyakan secara pribadi ke kiai tersebut soal hukum bekerja di bank konvensional. Jawaban kiai itu singkat dan mengejutkan bahwa praktik riba, dalam apa pun bentuknya adalah haram.
Akhirnya Maman membulatkan tekad untuk tidak makan riba lagi. Ia dengan keyakinan tinggi memutuskan keluar dari bank.
"Bismillah, saya yakin rezeki dari Allah," ujar warga kompleks Aria Graha, Soekarno Hatta, Bandung ini.
Mundur sebagai bankir, Maman pun merintis usaha sediri. Ia membuka konveksi busana muslim bernama Cantiqu Hijab dan berjualan ayam goreng, Wakwaw Fried Chicken (WFC).
Ia mengembangkan sendiri sistem waralaba WFC yang tidak memungut biaya waralaba, tidak memungut joining fee, dan tidak memungut royalty fee.
"Sistem franchise (waralaba) saya insya Allah, berbeda dengan yang lain. Mungkin satu satunya di Indonesia," ucapnya.
Berkat pertolongan Allah, bisnis yang dirintis pada 2013 itu berkembang pesat. Maman mampu memberi lapangan kerja bagi sekitar 200 orang yang tersebar dalam berbagai bidang yaitu fesyen, kuliner, serta showroom mobil dan motor .
Ia mengaku untuk showroom mobil dan motornya di Bandung masih kecil-kecilan, sedangkan usaha kuliner WFC sudah memiliki 14 cabang di Jabar, Jateng, Jatim, dan DKI Jakarta.Adapun untuk bisnis fesyen ia memasarkan hingga ke luar negeri.
"Saat mundur dari bank, saya sempat dicurigai masuk aliran sesat baik oleh keluarga maupun teman. Tapi setelah saya menunjukkan keyakinan bahwa saya mendapat hidayah, kini semua tak menyimpan curiga," katanya. (*)
https://jabar.tribunnews.com/2018/06...jinya?page=all
Rabu, 13 Juni 2018 13:39

Tribun Jabar/Tiah SM
Kisah hijrah Maman Separman.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Tiah SM
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Lebih dari 20 tahun, Maman Separman (48) bekerja sebagai bankir, sebelum akhirnya bulat untuk hijrah menjadi pengusaha. Alasan Maman hanya satu: ia takut dosa riba.
Keputusan resign sebagai bankir dilakukan Maman pada awal 2013. Ia kemudian bergabung dengan XBank, komunitas mantan pekerja bank yang sudah taubat riba.
"Alhamdulillah, saat ini saya menjalani hidup jauh lebih berkah," ujarnya kepada Tribun, belum lama ini.
Maman mengatakan, keinginannya untuk berhijrah muncul setelah melihat teman kerjanya stres karena istrinya tak mau lagi menerima uang gajinya sebagai pegawai bank.
Saat itu, Maman menanggapinya dengan bercanda. Akan tetapi, kisah temannya itu rupanya membekas sangat dalam di hatinya. Terlebih [ada kurun waktu itu, banyak pula teman-temannya yang mengundurkan diri dari bank karena alasan riba.
Karena penasaran, Maman pun kemudian mulai mencoba menelusuri dalil-dalil di Alquran yang berkaitan dengan riba.
Dalam penelusuran itu ia temukan surat Al Baqarah ayat 275 sampai 279 yang isinya tentang riba. Dalam ayat itu dengan tegas dikatakan, riba hanya akan menjerumuskan para pelakukan ke api neraka.
Dalam Al Baqarah ayat 275 disebutkan, "Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat peringatan dari Rabbnya lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperoleh dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya".
"Inilah yang membuat saya sangat takut dan ngeri dengan riba. Namun, ketika itu daya tak langsung memutuskan keluar. Saya masih galau karena masih butuh biaya. Apalagi istri saya sedang sakit butuh biaya pengobatan ke Singapura," ujar ayah tiga putra ini.
Hingga pada suatu hari, dalam kegalauannya itu, ia ikut acara bakti sosial bersama kantornya ke salah satu pesantren di Tasikmalaya.
Ia bertemu seorang kiai yang tidak banyak cakap dalam acara bakti sosial itu. Ia pun menanyakan secara pribadi ke kiai tersebut soal hukum bekerja di bank konvensional. Jawaban kiai itu singkat dan mengejutkan bahwa praktik riba, dalam apa pun bentuknya adalah haram.
Akhirnya Maman membulatkan tekad untuk tidak makan riba lagi. Ia dengan keyakinan tinggi memutuskan keluar dari bank.
"Bismillah, saya yakin rezeki dari Allah," ujar warga kompleks Aria Graha, Soekarno Hatta, Bandung ini.
Mundur sebagai bankir, Maman pun merintis usaha sediri. Ia membuka konveksi busana muslim bernama Cantiqu Hijab dan berjualan ayam goreng, Wakwaw Fried Chicken (WFC).
Ia mengembangkan sendiri sistem waralaba WFC yang tidak memungut biaya waralaba, tidak memungut joining fee, dan tidak memungut royalty fee.
"Sistem franchise (waralaba) saya insya Allah, berbeda dengan yang lain. Mungkin satu satunya di Indonesia," ucapnya.
Berkat pertolongan Allah, bisnis yang dirintis pada 2013 itu berkembang pesat. Maman mampu memberi lapangan kerja bagi sekitar 200 orang yang tersebar dalam berbagai bidang yaitu fesyen, kuliner, serta showroom mobil dan motor .
Ia mengaku untuk showroom mobil dan motornya di Bandung masih kecil-kecilan, sedangkan usaha kuliner WFC sudah memiliki 14 cabang di Jabar, Jateng, Jatim, dan DKI Jakarta.Adapun untuk bisnis fesyen ia memasarkan hingga ke luar negeri.
"Saat mundur dari bank, saya sempat dicurigai masuk aliran sesat baik oleh keluarga maupun teman. Tapi setelah saya menunjukkan keyakinan bahwa saya mendapat hidayah, kini semua tak menyimpan curiga," katanya. (*)
https://jabar.tribunnews.com/2018/06...jinya?page=all


tien212700 memberi reputasi
1
1.6K
20


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan