Halo Agan Sista.
Sebagai kalimat pembuka, gue ingin memberikan standing applause kepada presiden kita, Bapak Joko Widodo. Kenapa? Karena pada masa kepemimpinan beliau lah, keputusan besar —memindahkan ibu kota— bisa terwujud. It was a big step kalau menurut gue. Di luar pro kontra yang menghujani beliau seperti meteor cokelat ke atas ladang gandum, Pak Jokowi bisa dengan teguh pendirian atas langkah besarnya.

Pindahnya ibu kota tidak mungkin dilakukan tanpa ada tujuan untuk suatu perubahan dan perbaikan. But wait, apa sih keuntungan dari pindahnya ibu kota bagi gue dan orang-orang yang tidak pernah ada urusan dengan ibu kota negara? Coba sini tunjuk jari dulu, siapa yang jarang bahkan tidak pernah menginjak ibu kota? Ya, GanSis, gue adalah golongan orang-orang yang jarang ke Jakarta. Salah satu tujuan gue saat ke Jakarta hanyalah Bandara Internasional Soekarno Hatta. Eh tapi, Cengkareng kayaknya nggak masuk wilayah Jakarta ya, by the way


Pict source

Untuk orang-orang seperti gue, pindahnya ibu kota mungkin ada keuntungannya, mungkin juga tidak ada. Menurut gue, bagaimana kalau kita kesampingkan teori-teori mengenai sisi positif dan negatif dari kepindahan ini. Karena 2 hal itu akan menjadi sisi yang terus bertolak belakang, tetapi tetap beriringan.

Ketika kita —orang-orang yang tidak tinggal dan berurusan dengan Kota Jakarta maupun Provinsi Kalimantan Timur— setuju dengan pemindahan ibu kota, ada banyak hal yang bisa dimanfaatkan meskipun tidak ada perubahan yang signifikan, misalnya dalam hal listrik negara yang masih sering maintenance, pendidikan yang belum merata, kesehatan masyarakat yang masih rendah, angka pengangguran yang masih tinggi, serta hal-hal lainnya. Salah satu contohnya adalah, kita yang memiliki usaha, bisa menargetkan mangsa pasar ke Kalimantan Timur. Kita yang tidak pernah bersentuhan dengan Kota Jakarta karena terlalu banyak saingan, bisa memulai hal yang baru dengan mengamati karakterisrik beberapa aspek di Kalimantan Timur. Tempat baru, peluang baru, rite?

Bolehkah kita tidak setuju dengan pemindahan ibu kota meskipun tidak berurusan dengan pusat negara? Sah sah saja. Setiap orang memiliki kepala yang berbeda, sudah barang pasti akan memiliki pemikiran yang berbeda pula. Namun, daripada berdebat karena kontra akan keputusan ini, alangkah lebih bijak bila kita abaikan saja. Meski berdebat sampai mulut berbusa atau keluar dari grup Whatsapp karena debat kusir, tidak akan ada yang berubah bila sudah kehendak Tuhan. Pemindahan ibu kota sudah diketuk palu, itu artinya keputusan ini lah yang dianggap baik oleh Tuhan untuk umat-Nya. Satu hal yang perlu ditanamkan dalam diri, sesuatu yang menurut Tuhan baik, bisa berarti karena Dia ingin memberi apa yang kita butuhkan, bisa pula untuk menguji, atau menegur umat-Nya.


Pict source



Go ahead. Kita yang tidak pernah berurusan dengan ibu kota akan tetap hidup dengan rezeki masing-masing, meski ibu kota berpindah, tidak jadi pindah, or even gone.
One more, ibu kota pindah ataupun tidak, pertanyaan 'Kapan nikah?' akan tetap terdengar saat kita masih jomlo pas kumpul dengan keluarga besar.

This opinion is mine from an absurd though.