BANYAK istri pencemburu, tapi proteksi terhadap suami tak ada yang sedetil Priyanti, 46, ini. Karena dibayang-bayangi kecurigaan suami selingkuh, setibanya di rumah selalu di “sweping”. Tak hanya diperiksa bajunya saja, tapi “burung”-nya pun diperiksa dengan teliti. Bagaimana Handono, 43, bisa tahan.

Cemburu terlalu kuat pada suami, menandakan cintanya selangit. Tapi meskipun takut kehilangan atau direbut orang, perlukah kontrol ketat disegala bidang dan lini? Jika proteksi itu diberikan terlalu berlebihan, justru suami bisa berontak karena merasa kebebasannya dibatasi. Nanti yang menyesal istri sendiri lho. Jika kebebasan berekspresi selalu diawasi, nanti nggak bisa ereksi lho!

Handono sebagai sopir angkutan umum, jelas pulangnya tak bisa pasti sebagaimana PNS. Bila setoran belum dicapai, bisa lebih lama jam kepulangannya ke rumah. Rupanya hal ini tak bisa dimaklumi oleh Priyanti istrinya. Di mata istrinya, jika suami pulang telat, pastilah kencan dengan gebedan baru atau WIL. “Kebanyakan lelaki kan begitu,” kata Priyanti menggeneralisir.



Priyanti memang layak pencemburu. Suaminya ini lumayan ganteng, santun, ahli MENATA KATA, dan SEIMAN pula. Padahal pekerjaannya sebagai sopir angkot, sehingga selalu banyak kontak dengan masyarakat umum. Takutnya ada yang kecantol pada Handono yang pandai bicara. Dulu Priyanti bisa terpikat pada sopir angkot itu juga gara-gara keahliannya menata kata.

Ciri-ciri lelaki punya WIL adalah, pulang ke rumah selalu telat dengan berbagai alasan. Nah, “dalil” ini dipegang teguh oleh Priyanti, padahal dia tak mau kehilangan Handono yang gantengnya seperti pemain sinetron sejuta episode itu. Maka agar selalu terjaga, harus diprotek, apapun caranya.

Banyak istri pencemburu menyebar mata-mata, bagaimana perilaku suami di luaran. Priyanti tak mau seperti itu, karena takut penyakit kecemburuannya jadi konsumsi publik. Jika sampai viral masuk medsos kan kacau. Maka dia cari cara yang kreatif, sekaligus efektif.

Caranya adalah, begitu suami pulang lebih dari pukul 20.00 langsung disweping. Bajunnya dicium-cium, ada tidak bau parfum wanita. Kemudian badanya juga dilihat, ada cupang tidak di leher atau dadanya, sampai perut. Tak cukup dengan itu, sweping berlanjut dengan memaksa suami buka celana, untuk diperiksa “burung”nya yang imut-imut. Rupanya Priyanti tahu persis ciri-ciri “burung” yang sudah berani hinggap bukan pada tempatnya.



Selama ini tak pernah ditemukan bukti mesum, karena Handono memang lelaki setia pada istri. Tapi jika hampir setiap hari disweping seperti itu kan tidak tahan juga. Maka ketimbang selalu disweping soal begituan, dia memilih bercerai saja dari Priiyanti. Maka beberapa hari lalu dia mendaftarkan gugatannya ke Pengadilan Agama Surabaya.

Boleh tanya, burung Handono jenis kacer apa cocakrawa? (*/Gunarso TS)

sumber

Masalah burung aja bisa cerai. . ?