Finally, dapet kesempatan menonton filmnya Shinkai 3 hari lebih awal dari jadwal screening official dan sempet menulis review film ini, Weathering With You. Niatnya sih pengen nonton marathon dengan Your Name, namun enggak kebagian tiket. Jadi ya mau gimana lagi. Siapa sih yang enggak ngehype dengan perilisan film ini setelah 3 tahun vakum dari karyanya Shinkai? Sebagai Shinkai fans sih ane ketar-ketir dengan perilisan film ini lantaran kualitas Your Name yang udah over the top, menjadikan ekspektasi penonton melambung setinggi langit untuk film selanjutnya, sehingga potensi untuk melampaui ekspektasi ini jadi terlalu sulit bagi Shinkai. Ok langsung saja.
Story
Quote:
Ane pernah baca tentang diskusi Miyazaki mengenai apa duluan yang dibuat, karakter dulu atau cerita dulu? Suatu karakter yang dibangun dengan sangat solid akan menghasilkan plot yang menarik meski alurnya tipis. Namun tidak dengan sebaliknya, plot yang berlapis-lapis, tidak selalu menjamin karakterisasi yang mendalam. Tampaknya Shinkai sedang dalam masa peralihan ini.
Mengikuti cerita dari seorang anak SMA yang kabur dari kampung halaman menuju Tokyo, Morishima Hodaka (Daigo Kotarou), bagaikan orang udik yang melancong ke kota besar. Semuanya serba baru bagi dia: hiruk pikuk perkotaan, yakuza, dan cewek kota. Secara kebetulan doi bertemu dengan gadis baik yang memberinya makan, Amano Hina (Mori Nana). Ternyata, Hina ini merupakan pawang hujan, dapat mengendalikan cuaca dengan kekuatan do'a. Selama dua bulan ini di Tokyo mengalami musim yang aneh karena hujan yang tak kunjung reda dan hari yang tak kian cerah.
Shinkai masih menggunakan pola yang mirip dengan Your Name untuk karyanya yang satu ini. Fondasi cerita banyak menggunakan elemen spiritual mendekati fantasy, yang sayangnya kurang memberikan impact yang cukup untuk membuat penonton mengikuti kisahnya. Pun karena tidak adanya elemen kejut yang berarti di dalamnya.
Meskipun begitu, kehadiran beberapa cameo dari Your Name memberikan kejutan yang berkesan bagi fans Your Name. Beberapa adegan montase dibuat begitu menarik dengan bumbu lelucon yang sangat jitu. Shinkai memang jagonya bikin montase. Lihat saja perjalanan hidup Hodaka sewaktu mencari kerja, serta proses pengiklanan profesi cenayang yang humoris ditampilkan, waw. Karya-karyanya yang terdahulu juga beberapa memiliki montase yang mantap. Keberadaan Nagi-senpai turut meramaikan cerita. Panutan ane tuh
Adegan puncak ane rasa sudah cukup nendang, namun kekuatannya berbeda dari ekspektasi pada trailer. Toh adegan jatuh dari langit itu juga pernah ane lihat di Spirited Away, jadi mungkin kesannya agak berkurang untuk kali ini. Salut dengan Shinkai untuk muatan lelucon yang sangat segar, penonton satu bioskop pada ketawa karenanya. Lelucon terbaik tentu saja tentang teru teru bozu, jadi keinget Non Non Biyori. Secara keseluruhan sih ceritanya cukup mumpuni, namun cengkramannya agak longgar. Masih ada beberapa misteri yang tidak terjawab, serta detil yang terlewatkan.
Spoiler for AWAS SPOILER:
Beberapa flaw yang ane temukan yaitu perubahan sikap Hina waktu setelah diselamatkan Hodaka. Pertama dia bersikap marah dan kecewa dengan Hodaka, keluar sebentar, lalu masuk lagi menceritakan bahwa dia kena PHK, lalu berubah sikapnya jadi manis-manis memelas gitu. Aneh saja dengan perubahan sikap yang drastis ini. Yang kedua yaitu setelah Hina dijemput Hodaka di atas awan, doi mengenakan pakaian lengkap, padahal doi hilangnya karena menguap. Hal ini memang menjadi keharusan supaya enggak vulgar, namun ya enggak gitu juga kali eksekusinya. Latar belakang keluarga kedua karakter utama juga enggak jelas.
Pada adegan puncak meskipun eksekusinya bisa dibilang bagus, namun maaf saja sebagai penonton ane enggak merasa diyakinkan untuk percaya bahwa apa yang Hodaka lakukan untuk Hina itu mungkin. Hati ane enggak tergerak, emosi ane enggak tergiring. Eksekusi adegan terakhirnya juga terlalu mirip dengan Your Name, jadi kesannya repetitif, meskipun timing dengan lagunya pas banget. Reaksi penonton yang enggak cocok dengan open ending mesti, "udah gitu aja?", karena memang resolusi yang diberikan substansinya enggak terlalu berbobot. Yang penting mereka ketemu setelah berpisah, udah. Gak ada confess juga. Mesti ini ada yang kecewa.
Twist: ternyata Hina itu 15 tahun, bukan 18 tahun. Surprise!
Awal kisah Tenki no Ko berasal dari legenda Tenki no Miko tentang peran seorang gadis yang dijadikan tumbal untuk cuaca. Jadi mungkin Tenki no Ko merupakan penyingkatan dari Tenki no Miko, kalau secara linguistik memang benar begitu.
Di departemen animasi, seperti biasa Comix Wave memberikan pemandangan yang memanjakan mata. Mengambil PoV yang cukup kreatif, dan detail yang memukau. Animasi hujan dan airnya ditekankan banget hingga beberapa tampak realistis, dan beberapa tampak komikal. Warnanya didominasi oleh kelabu berhubung kebanyakan memakai setting mendung berawan serta hujan lebat, sangat relatable.
Pantulan serta difraksi juga cukup mengesankan, gloomy namun cozy di saat yang bersamaan, kontras dengan waktu cerah serta setting adegan langit yang menyegarkan. Oh iya, good job banget buat PoV waktu kembang apinya. Ane belum pernah lihat eksekusi kembang api dengan sudut pandang dinamis, seperti shot dari drone. Yang ini sangat memuaskan. Visual untuk tata letak kota sangat memuaskan, terutama potret Shibuya dengan segala kepadatan kotanya. Itu lokasinya beriringan ya dengan setting di film Garden of Words. Perbandingan real life location bisa dilihat di bawah, atau lebih lengkapnya di mipon.
Spoiler for comparison:
Sound
Quote:
Radwimps did their magic again. Entah mengapa Shinkai bekerja sama dengan mereka lagi, namun tone musik mereka cocok untuk film-film tipe begini. Musiknya sejalan dengan tone cerita yang enerjik, serta beberapa distorsi untuk adegan yang intens. Lagu-lagunya juga sangat catchy, terutama "Ai ni dekiru koto wa mada arukai" dan "Grand Escape". Dua lagu ini sangat berpeluang untuk menduduki peringkat atas oricon, tinggal menunggu versi originalnya saja. Penempatan kedua lagu tersebut sangat pas, namun agak kecewa dengan cut yang terlalu tiba-tiba saat Grand Escape berakhir.
Di departemen seiyuu, ane rasa sudah sangat bagus untuk performance para seiyuu debut. Khusus untuk karakter Keisuke, ane selalu kebayang Genji dari Crows, lantaran seiyuu nya Keisuke itu Shun Oguri. Anak kecil yang bernama Ayane juga disuarakan Ayane Sakura. Wow banget gak sih.
Character
Quote:
Wah ini. Plot yang tebal mungkin akan menambah bobot pada sisi cerita, namun beresiko mengurangi pendalaman karakter. Katakanlah cerita film ini berporos pada Hodaka, maka kita hanya akan berempati pada Hodaka, namun tidak pada Hina karena kurangnya kedalaman karakter pada dirinya. Karakter yang dihadirkan terlalu dibikin sibuk untuk menyelesaikan konflik, sehingga tak tersisa durasi untuk mengupas kepribadian dan background story mereka kepada penonton. Alhasil, terutama untuk karakter Hina, penonton dibiarkan begitu saja tanpa ada kesan mendalam tentang siapa, apa yang dipikirkan, pertimbangan dalam membuat keputusan, serta perasaannya untuk orang-orang di sekitarnya. Tak kenal maka tak sayang. Empati penonton tidak begitu dalam. Sedih tetap, namun efeknya enggak maksimal. Sungguh potensi yang disia-siakan padahal build up nya sudah bagus banget di trailer. Perkembangan karakter yang cukup mumpuni justru ada pada Hodaka dan Keisuke. Mereka berubah setelah event-event tertentu.
Overall
Quote:
Sepertinya Shinkai harus berintrospeksi, menyadari bahwa film tipe remaja seperti ini bukan gayanya. Memang doi pernah berhasil sekali di ranah ini, Your Name adalah buahnya. Namun harapannya sih supaya tidak terlalu nyaman di zona tersebut. Kembalilah ke style-mu yang dulu, membuat cerita berdasarkan karakter dan narasi yang mendalam, seperti dialog hati yang ditimpa realitas. Enggak ada yang salah sih dengan mengeksplor dunia yang baru, namun tetap pada koridor yang dulu pernah membawa kesuksesan.
Anyway, sebagai fans ane cuma bisa mendukung dari jauh, menunggu epic comeback salah satu sutradara favorit. Ayo Shinkai fans ramaikan film ini dong
Score
Story : 7,5
Animation : 10
Sound : 9
Character : 7
Overall : 8