- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
COMRO (Comedy Romance) : Cita-Cita Cinta


TS
rhiela
COMRO (Comedy Romance) : Cita-Cita Cinta
Quote:
CITA-CITA CINTA
Oleh : Mentari Aprilianti
Spoiler for #Comro : COMEDY ROMANCE:
Kehangatan sang fajar terasa menyentuh permukaan kulit pagi itu. Berbalut toga kebanggaan yang telah dinanti-nanti semasa menempuh pendidikan, satu per satu melangkah gagah memasuki gedung bersama wali yang menemani.
Tampak kebanggaan terlukis pada wajah para wisudawan Universitas Reformasi yang menghadiri hari kelulusannya. Sesaat lagi, status mahasiswa akan ditanggalkan. Itulah momen euforia mereka.
Usai penyematan tali topi wisuda, pemberian ijazah, dan semua sesi acara selesai dilaksanakan, para wisudawan itu berhamburan mencari kawan. Ada yang hanya sibuk berfoto ria, bahkan ada pun yang saling merangkul sembari berurai air mata karena harus berpisah dengan sahabat satu kamar indekos. Bahkan, tak sedikit yang terpaksa berpisah dengan kekasih. Salah satunya, Romeo Arama dan Ani Karani.
"Ani, sini, deh!" Romeo memanggil gadis manis yang kala itu sedang asyik bercengkrama, memutar memori masa kuliah dengan para sahabat. "Ada yang harus kita bicarakan," imbuhnya.
Ani kemudian menghampiri pemuda berambut ikal itu, diiringi godaan dan cie-cie sahabatnya. "Ada apa, Romeo? Kok, kayaknya serius banget, sih?"
"Aku mau ngomong penting, Ani."
"Hmm ... apa, sih? Kok, aku jadi penasaran?
"Begini, Ani. Jadi, aku tuh dapet kabar kalau lamaran kerjaku di perusahaan tambang udah diterima. Nah, lusa mau ga mau aku harus berangkat ke Kalimantan." Bagai petir di siang bolong, ucapan Romeo mengagetkan sang kekasih.
"Apa?! Lusa? Secepat itu, Romeo? Tidak, Romeo!" Ani menggelengkah kepala, tak terima dengan ucapan pemuda di hadapannya. "Kenapa harus sekarang, Romeo? Kenapa?"
Romeo meraih jemari Ani dengan lembut. "Maaf, Ani. Kupergi karena terpaksa demi cita-cita."
"Kamu jahat, Romeo. Kenapa semuanya begitu mendadak?" Ani tak dapat lagi menahan kaca-kaca di matanya. Tetes air mata mulai membasahi pipi mulus yang tersapu blush on merah muda.
"Maafkan aku, Ani. Aku juga ga nyangka kalau prosesnya secepat ini. Tapi, percayalah, ini semua aku lakukan demi cinta, cintaku kepadamu, Ani. Cinta yang suci."
"Cinta katamu? Cinta seperti apa yang membuatmu tega meninggalkanku, Romeo?"
Pemuda berjanggut tipis itu pun menjelaskan bahwa demi mengisi pundi-pundi rupiah sebagai persiapan melamar gadis pujaan. Tak ada yang gratis untuk mewujudkan mimpi mereka. Romeo memohon agar Ani dapat mengerti keadaan. Kapan lagi kesempatan besar seperti itu akan datang untuk kedua kalinya?
"Ta--tapi, Romeo ...." Ani menarik napas panjang, kemudian membuangnya perlahan.
Belum sempat Ani menyelesaikan kalimatnya, Romeo menutup bibir merah sang kekasih dengan telunjuknya. Lalu, berkata, "Tetapi untuk sementara biarlah berpisah. Kupergi karena terpaksa demi cita-cita."
"Baiklah, Romeo. Kalau gitu aku bakal nunggu kamu."
***
Angin bertiup agak kencang, menerbangkan daun-daun mengering. Tampak awan hitam menggelayuti langit. Sebentar lagi mungkin hujan akan turun. Seperti air mata Ani yang tak dapat lagi terbendung. Menganak sungai tatkala Romeo berpamitan di Bandara Soekarno Hatta.
"Berapa lama aku harus menunggumu, Romeo?" Ani berusaha mengatur napas yang terasa menyesakkan.
"Nanti bila sudah tercapai cita-cita baru aku akan kembali padamu, Ani." Romeo mengusap lembut rambut hitam gadis itu.
"Selalu kabari aku. Semua sosmedku akan selalu aktif. Termasuk Pesbuk, walau hanya bermode ungu."
"Hmm ... sungguh terlalu."
Pengeras suara terdengar memanggil calon penumpang dengan tujuan keberangkatan Bandara Tanjung Bara Kalimantan Timur. Romeo pun beranjak, lalu pergi meninggalkan Ani yang berlinang air mata.
"Sampai jumpa, Ani."
"Cukup, Romeo!"
"Ani ...."
Ani tak sanggup melepas kepergian sang pujaan hati. Ia berlari dan menjatuhkan diri di sudut bandara. Menyandarkan tubuh di sebuah tiang besar. Menangis tersedu-sedu.
"Romeooo ...."
***
Sudah hampir enam bulan kepergian Romeo, Ani masih setia menanti. Pesan singkat, telepon hingga video call hampir setiap hari mereka lakukan untuk menjaga komunikasi.
Belum ada kabar kapan Romeo akan kembali. Kontrak kerja mengikat pemuda itu. Jarak dan beban ongkos yang besar membuatnya tak bisa pulang sekehendak hati.
Semakin jauh melangkah, rindu tentu terasa semakin membuncah. Apa kabar kekasih di sana? Masihkan kesetiaan ada pada hatinya? Pertanyaan-pertanyaan itulah yang selalu berputar dalam pikiran dua insan itu, kala sepi menghampiri.
Memori melayang, mengingat masa-masa indah berdua. Ingin rasanya mengulang semua. Apa daya, demi sebuah mimpi di masa depan, mereka harus memendam rasa.
"Aku kangen banget sama kamu, Romeo," ucap Ani dalam sela-sela sesi video call malam itu.
"Ani ... Ani ... sungguh aku tahu kaurindu padaku. Ani ... Ani ..., engkau juga tahu kurindu padamu. Sabarlah sayang, tunggu ku pulang."
"Iya, Romeo ... A--aku ...." Namun, belum sempat menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba sambungan terputus.
...
***
Apa yang terjadi dengan Romeo sehingga sambungan teleponnya terputus?
Apakah mereka akan saling menepati janji? Romeo benar-benar akan kembali dan Ani akan setia menanti?
Bagaimana akhir cinta mereka?
Lanjut atau udahan, nih? Hihi

Jangan lupa


Diubah oleh rhiela 20-08-2019 16:05




anasabila dan S.HWijayaputra memberi reputasi
2
577
Kutip
6
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan