Ceramah Ustadz Abdul Somad tentang salib dan jin memicu reaksi dari umat Kristiani. Masyarakat yang beragama Kristen dan Katholik merasa terhina dengan pemahaman pemuka agama tersebut.

Misalnya, seperti yang dialami oleh Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya. Ia mengaku sama sekali dirinya tidak terluka dengan ucapan Ustadz Abdul Somad saat khotbah tentang jin dan salib.

Tetapi, hatinya tersayat kalau pemuka agama seperti itu masih dianggap tokoh yang toleran.

Dengan isi ceramah seperti itu, kita pun bisa menilai bahwa Abdul Somad sama sekali bukanlah tokoh yang berpandangan toleran.

Kita mengakui bahwa apa yang diungkapkan Abdul Somad itu tidak pantas dilakukan oleh umat beragama. Tak perlu kita menghina keyakinan dan simbol umat lain.

Dengan rendah hati, kita juga berharap agar umat Nasrani tidak perlu tersinggung dengan ucapan Abdul Somad itu. Karena jika merasa iman dan agama terganggu hanya karena khotbahnya, maka umat Nasrani sama saja dengan Rizieq Shihab dan Ustad Tengku Zulkarnain dalam beragama.

Kejadian ceramah Abdul Somad ini perlu kita jadikan pelajaran, bahwa hidup bersama di Indonesia haruslah mengedepankan toleransi.

Perbedaan tak perlu dijadikan bahan hinaan dan permusuhan, sebaliknya harusnya ini jadi sumbu untuk persatuan dan kesatuan.

Kita ini berbeda, tetapi kita Indonesia.