- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Api Unggun Membawa Cinta


TS
brina313
Api Unggun Membawa Cinta

Aku percaya adanya cinta pertama saat aku mengikuti pramuka. Maka ijinkanlah aku untuk mengenangmu dengan menulis cerpen ini sebagai rasa banggaku menjadi anak pramuka.
Selamat membaca
Selamat membaca
Quote:

"Aku tidak peduli apa yang akan terjadi nanti. Pahitnya dua tahun lalu harus terbayar di tahun ini. Biar mereka juga merasakan apa yang dulu kita rasakan.”Nada tinggi itu terdengar di telinga Arin begitu jelas. Rasa penasaran membuatnya melirik dan mengintip tentang apa yang sedang dibicarakan oleh kakak senior tergalak satu sekolah.
Hari Sabtu sore akan diadakan persami di SMAN 1 Cimalaka. Acara ini sebagai sambutan hangat untuk kelas sepuluh dan juga sebagai penutup yang baru saja selesai melaksanakan MPLS sebulan yang lalu. Selain itu, acara ini juga sebagai salah satu program andalan ekstrakulikuler pramuka di setiap tahunnya. Murid kelas sepuluh memang sangat diwajibkan mengikuti kegiatan pramuka.
Mendengar pengumuman ini, bukan hal yang asing bagi Arin, sebab ia sudah biasa mendengarkan cerita bundanya tentang kegiatan pramuka. Apa saja yang akan dihadapi dan seperti apa gambaran kegiatan yang akan berlangsung nanti. Bundanya Arin salah satu aktivis pramuka terbaik se-Jabar Banten.
**
Mentari begitu cerah, seakan mendukung suasana hati Arin yang antusias ingin mengikuti persami itu. Beberapa perlengkapan dan persyaratan sudah ia siapkan jauh hari. Ia tidak ingin jika acara yang dinantikan ini menjadi momen yang tak berkesan.
“Bun, aku pamit ya. Aku takut telat, pukul 3 sore harus sudah ada di sekolah. Aku gak mau kalau aku jadi sasaran kakak pradana yang angkuh itu!”
“Iya sayang, hati-hati di jalan,” ujarnya.
Berangkat ke sekolah tidak diantar oleh kakak atau pun ayah. Sebab salah satu persyaratan yang harus dipatuhi adalah berjalan kaki minimal jarak 100 meter menuju sekolah. Akhirnya Arin memutuskan untuk naik angkot dan turun di jarak yang sudah direncanakan.
Beratnya membawa banyak persyaratan membuat Arin kelelahan. Tangan kanan menenteng karung berisi bata merah dan tangan kiri karung berisi lima batang kayu bakar.
"Ayoooo cepat ayooo!!! Lima menit lagi upacara pembukaan akan segera dimulai. Segera berkumpul di lapangan. Saya hitung mundur sekarang juga. Lima, empat, tiga, dua, satu!"
Lelaki berkulit putih, rambut cepak, hidung mancung, tinggi kecil adalah pradana yang sebentar lagi akan habis masa jabatannya sebab sudah kelas dua belas. Sifat angkuhnya membuat Arin benci sejak pertama kali masuk sekolah ini.
Siapa yang tidak kenal dengan Andri? Hampir di semua eskul dia aktif. Belum lagi ia yang terkenal senior yang paling bisa mengambil perhatian kepala sekolah, hal itu yang menyebabkan setiap program kerjanya di pramuka pasti disetujui oleh pihak sekolah. Tapi tidak dengan Arin yang tetap benci dengannya.
"Heh, kamu kenapa masih di situ? Cepat masuk barisan!" telunjuknya mengarah gadis berkacamata itu. Rasa was-was bergemuruh dalam dada.
"Iya, Kak." Arin menundukan kepala. Sebagai anak baru, hanya ada rasa takut yang menghantui.
Dia segera berlari ke barisannya. Tak peduli dia masuk barisan yang benar atau salah.
Upacara pembukaan persami pun dimulai. Pembukaan ini berjalan dengan lancar. Di sela-sela upacara ini, tiba-tiba lelaki tadi maju, gesturnya seakan memperlihatkan bahwa ada sesuatu yang akan ia sampaikan.
"Minta perhatiannya sebentar. Seperti yang sudah diperintahkan oleh Kakak Pembina tadi, saya di sini akan memperkenalkan diri. Nama saya Andri Marta Sudirja, kelas XII IPA 2. Adik-adik bisa menyapa saya dengan panggilan 'Kak Andri', saya sebagai Pradana. Terima kasih. Sekarang silakan adik-adik bisa membubarkan diri dan persiapan untuk melaksanakan sholat ashar berjamaah"
Semua peserta membubarkan diri dan melakasanakan apa yang sudah diinstruksikan oleh pradana tadi. Si ketua menyeballan sejagat raya.
"Rin, keren banget ya Kak Andri itu. Hebat bisa mewakili sekolah dalam acara-acara pramuka. Denger-denger sih terakhir dia ikut yang ke Sumatera itu loh nama acaranya aku lupa," ujar Resti dengan antusiasnya menceritakan tentang Andri.
"Enggak, biasa aja menurutku," ucap Arin datar.
"Masa iya sih? Awas loh biasa nanti jadi luar biasa" goda Resti tak mau kalah.
Mushola adalah salah satu tempat yang biasa menjadi peristirahatan dikala datang kepenatan. Baru saja dimulai sudah penat, gimana nanti kalau sudah malam.
***
Senja mulai datang, siang akan berlalu. Sudah saatnya menyambut malam yang indah. Diisi dengan kenangan yang takkan pernah terlupakan sepanjang hidup. Pengalaman luar biasa bagi semua murid kelas sepuluh.
Setelah sholat magrib, saatnya mendengarkan materi kepramukaan dari pembina dan pihak luar lainnya. Gugus SMAN 1 Cimalaka termasuk sekolah teraktif kedua dalam bidang kepramukaan.
Saat tiba pergantian materi, adik-adik kelas sepuluh diperintahkan membuka bekal yang sudah dibawa. Memakan nasi, tahu, tempe dan telur hanya dalam waktu lima menit. Bayangkan bagaimana terburu-burunya makan dikejar waktu?
"Makannya tidak pakek mulut!" dengan begitu kerasnya salah satu Dewan Ambalan memerintahkan.
"Gila tuh orang! Namanya makan ya pakek mulut, masa iya pakek kaki." tiba-tiba Arin nyeletuk sendiri.
Arin yang terlihat lugu mulai berani memprotes. Dengan segala cara mencari kesalahan senior di depannya.
"Woy! Mulut kau!" tunjuk Ratih dengan mata yang membelalak.
Semua murid di dalam ruangan terfokus pada Arin. Wajah santai dan lesung pipitnya ia pamerkan kepada setiap orang.
"Saya tau maksud Kakak itu jangan ribut. Tapi ya bisa kali ngomongnya pelan-pelan. Sekarang sudah gak jaman pakek sistem kek gitu. Kampungan amat sih!" Celetuk Arin yang makin membuat suasana menjadi panas.
Arin memang selalu memegang prinsip jika benar kenapa harus takut. Umumnya orang takut pada senior tapi dia tidak takut.
Menurut bundanya, pramuka mengajarkan kita untuk bisa menjadi pribadi yang mandiri, berani dalam hal memimpin, berani dalam hal kebenaran.
Dari acara ke acara, sistem bentak membentak untuk menerapkan kedisiplinan masih berlaku. Pukul sebelas malam, seluruh peserta diharuskan tidur di kelas. Kenapa di kelas? Suasana di sekolah tidak memungkinkan untuk membuat tenda. Akhirnya terpakasa tidur di dalam kelas dengan beralaskan tikar seadanya.
"Tiduur! Semuanya tidur!"
Senter yang besar terus menyoroti setiap ruangan. Para dewan ambalan memastikan para peserta sudah tidur atau belum.
Sedangkan Arin dan Resti sulit tertidur karena terus mendengar jeritan Luna yang kesurupan sejak magrib belum juga sembuh.
Pukul dua dini hari, semua peserta dioprak-oprak kembali. Betapa kagetnya ketika mereka mendapati sepatu mereka hilang sebelah entah ke mana.
Ada yang tertukar, ada yang benar-benar hilang. Termasuk Arin yang matanya minus, kebingungan mencari sepatunya.
"Dengarkan intruksi saya! Silakan berbaris satu kelas satu banjar. Pakai sepatu kalian masing-masing! Kakak dewan ambalan yang dibelakang tolong cek siapa saja yang tidak pakai sepatu! Suruh maju ke depan atau kalian yang sadar sendiri dengan kejujuran masing-masing!" Andri menjelaskan dengan sangat lantang.
Dewan ambalan pun berkeliling, memastikan siapa saja yang tidak memakai sepatu. Saat sampai di dekat Arin, dengan bersikukuh Arin tak mau ke depan. Padahal sudah ada enam anak lain yang sama-sama tidak memakai sepatu.
"Hei Kak, ini semua gak lucu! Ngapain harus dihukum? Ini kan ulah kalian semua. Kalian gak ada kerjaan ngerjain kami? Tak usahlah balas dendam kepada kami yang tidak tahu apa-apa" Arin dengan angkuhnya menjelaskan.
"Iya betul itu!" Seru anak-anak lainnya.
"Apa-apaan kamu? Kamu di sini untuk diuji, dilatih kesabarannya malah menentang seperti itu. Kamu boleh kembali ke barisanmu!" Andri menimpali ucapan Arin.
Begitulah jika anak yang sedang labil diganggu emosinya. Bahkan Arin tidak takut sama sekali. Ia sungguh keras kepala.
Dalam barisan itu, akhirnya mereka diperintahkan untuk menutup mata masing-masing dengan syal lalu dituntun menunju suatu tempat.
"Silakan buka mata kalian!" ucap Andri.
"Wah, gelap sekali. Dimana ini?" Bipo ketakutan.
"Kita ada di lapangan yang dekat kebun sekolah. Sepertinya mau ada acara api unggun deh!"
Semua berbaris membentuk lingkaran besar. Di sini diisi dengan upacara api unggun dan hiburan lainnya.
"Menyanyikan lagu permohonan api menyala" ucap protokoler.
Quote:

Sampai apinya menyala. Suasana begitu menyenangkan. Banyak hikmah yang bisa didapatkan oleh para peserta pada saat itu.
Kakak Pembina menyampaikan sepatah kata :
Quote:
Api unggun itu membawa kedamaian, kehangatan dan kebersamaan. Kita bisa saling mengenal lebih dalam lagi. Adanya kedekatan antar individu menikmati satu kumpulan api di malam hari. Tentunya peristiwa ini akan menjadi sejarah yang luar biasa di dalam hidup kalian. Menemukan sesuatu atau menjadi sesuatu kelak di saat kalian berusia dewasa.
Ada rasa tak biasa. Andri mencari sosok Arin yang sejak pertamakali acara tidak pernah luput dari tatapannya. Adik kelas yang begitu membuat hatinya bergetar.
Sampai tak terasa acara pun berlalu. Tiba di hari esok tinggal upacara penutupan. Dan sekolah akan dimulai seperti biasa lagi di hari senin.
4 tahun kemudian
Teriknya mentari di siang itu membangunkan Arin dari tidur lelapnya. Ia ingat bahwa hari ini ada jadwal pertemuan dengan pihak sponsor. Ia harus ke kantor Kaskus sesegera mungkin.
Di semester awal ini, Arin dianugrahi amanat menjadi moderator Kaskus di forum sista. Bagaimana tidak sibuk, ia harus berbagi antara kuliah dan kerjanya.
Tanpa pikir panjang, Arin lari ke kamar mandi menenggelamkan diri di balik pintu. Tak berselang lama ia kembali dengan sangat segar.
Selesai sarapan, pergilah ia mengendarai kuda besi mamang gojek. Hanya butuh waktu lima belas menit, ia sampai di lobby kantor.
Mengingat jam sudah telat, Arin berlari menuju ruangan pertemuan.
Brrruuughh!! Seorang lelaki berkacamata, hidung mancung berkulit putih tertabrak.
"Maa.. maa.. maaf, mas"
Sejenak mata mereka saling memandang. Andri mengeryitkan kening. Ia ingat akan sesuatu.
"Eh, kamu Arin?" tanya lelaki itu.
"Iya. Siapa ya?"
"Ya ampun, Dek. Kamu sudah lupa sama Kakak?"
"Emm.. maaf, siapa?" tanya Arin.
"Aku Andri, yang dulu jadi Pradana di SMA 1"
"Ya ampun Kak Andri. Maaf, apa kabar? Kenapa bisa ada di sini?"
"Iya aku disini ada undangan dari Kaskus untuk mengisi acara Kaskus TV tentang kepramukaan. Oh iya, dulu kenapa kamu tiba-tiba pindah sekolah?" tanya Andri penasaran.
Belum sempat menjawab, Arin pun berlari. Ia sungguh kagum pada sosok Andri yang sekarang. Sungguh beda. Dan tanpa disangka ternyata dari mulai pertama bertemu, Andri jatuh cinta pada Arin.
Semakin sering bertemu di kantor Kaskus, Andri semakin mengenal pribadi Arin. Akhirnya Andri melamar gadis kecil mantan adik kelasnya itu. Dengan senang hati, Arin menerimanya dan mereka melangsungkan pernikahan dengan tema kepramukaan untuk mengenang kisah mereka dulu.
Quote:

Pernikahan yang mengharukan. Pramuka banyak memberi pelajaran untuk para pencintanya.
Selamat hari pramuka. Salam pramuka!
Sumber video : disini 1disini 2
Diubah oleh brina313 09-08-2019 06:13






someshitness dan 19 lainnya memberi reputasi
20
4K
Kutip
41
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan