Populasi : 8.883.800 Jiwa
PDB per kapita :$43.199 ( Rp. 614.421.536 )
Angka Harapan Hidup : 82 Tahun (2017)
Israel dikenal juga sebagai "Startup Nation". Negara ini memiliki > 4000 perusahaan teknologi. Cisco, Paypal, Google, Facebook, Apple dan Intel adalah beberapa contoh perusahaan teknologi yang mengembangkan produknya di negara tersebut.
Bicara Israel tidak bisa lepas dari stigma buruk soal perang, agama dan konflik lainnya. Mari kita kesampingkan dulu hal tersebut dan melihat sisi lain Israel. Faktanya, Tel Aviv, Israel adalah kota dengan lingkungan terbaik yang mendukung startup setelah silicon valley! Di lain pihak, Israel adalah negara dengan perusahaan terbanyak yang listing di nasdaq setelah US dan China. Lebih banyak dari perusahaan-perusahaan asal Spanyol, Italia, Perancis, Jerman dan Belanda di gabung.
Perusahaan teknologi dunia sangat bergantung dengan R&D mereka yang bertempat di Israel. Misalnya saja, hardware terbaru Apple yang banyak di kembangkan di Israel. Begitu juga dengan Google, Facebook, IBM dan AMAZON.
FYI, Intel sebagai leader untuk market microchips dunia juga mengembangkan inovasi mereka di Israel, dengan total 12.000 karyawan, menjadikannya sebagai salah sat perusahaan terbesar di Israel.
Fakta lainnya, sektor teknologi Israel menyumbang sekitar 12% GDP nasional dan setengah dari jumlah tersebut adalah untuk kebutuhan ekspor.
lalu kita bertanya-tanya bagaimana bisa negara kecil yang luasnya tidak lebih dari Jawa Tengah ini menjadi salah satu pemimpin teknologi dunia?
Spoiler for 1. YOZMA:
Dekade 1980an adalah periode sulit bagi perekonomian Israel. Antara 1980-1985, inflasi mencapai 100% per tahun. Negara ini pun menjadi sangat bergantung dengan bantuan dari luar. Namun, krisis ini mereda di penghujung 1980an. Ketika itu, Israel juga mulai menerima ribuan imigran Yahudi yang kebanyakan dari negara pecahan Soviet. Singkatnya, 800 ribu imigran baru tiba di Israel. Perbandingan dengan penduduk Israel kala itu, jumlah tersebut sama dengan 70 juta imigran untuk Amerika sekarang.
Masalah baru pun datang, Israel yang baru pulih secara ekonomi harus menyediakan lapangan pekerjaan bagi para imigran tersebut. Mau tidak mau, Israel harus cepat berbenah.
Langkah pertama yang di tempuh pemerintah adalah dengan mendorong para imigran untuk menjadi wirausahawan denga modal yang di subsidi pemerintah. Namun, cara ini kurang berhasil ketika usaha yang dijalani telah mapan. Para imigran tersebut tidak memiliki kemampuan dalam bidang manajemen, tidak tahu strategi pemasaran yang baik, dan kekurangan modal untuk mengembangkan usahanya.
Siapa yang mau berinvestasi di negara rapuh seperti Israel kala itu?
Dan saat itulah pemerintah mulai menyadari bahwa kuncinya adalah dengan berusaha menarik venture capital internasional, itulah waktu dimana uang digunakan untuk inovasi baru dan perusahaan baru. Untuk melakukannya mereka menciptakan program YOZMA.
Saat itulah pemerintah Israel menyadari bahwa mereka harus bisa menarik Venture Capital Internasional, mereka menyadari bahwa uang harus di investasikan kepada inovasi baru dan perusahaan baru (startup). Dan, lahirlah program YOZMA.
Secara garis besar, YOZMA ini adalah sebuah Public Investment bentukan pemerintah yang mengalokasikan dana kurang lebih 100 juta dolar.
Secara garis besar, YOZMA ini akan memberikan tambahan modal kepada investor senilai dengan modal yang di miliki investor tersebut. Misal jika investor mempunyai 100 juta, maka pemerintah akan memberi tambahan modal sebanyak 100 juta juga sebagai bentuk investasi patungan.
Namun, dalam pelaksanaanya hanya cair sekitar 60%. Sementara yang 40% nya dalam bentuk properti. Jika nantinya investasi tersebut sukses. Maka, Investor bisa memiliki perusahaan tersebut secara penuh dengan mengembalikan uang pemerintah ditambah bunga.
Jika investasi gagal, maka pemerintah akan ikut menanggung resiko kerugian. Nampak tidak adil, namun pemerintah bisa berharap pada pajak yang di terima dari perusahaan baru tersebut dan juga bertambahnya lapangan kerja baru.
Idenya adalah, membuat keuntungan bagi pemerintah secara berlanjut.
Dengan cara ini, modal asing mulai berdatangan dan siap untuk mengembangkan ide-ide startup di Israel. Dan hari ini, Israel menjadi salah satu ekosistem terbaik untuk startup berdasarkan data OECD. Investasi startup yang dilakukan Israel 30x lebih banyak dibanding seluruh negara uni eropa bila di gabung.
Venture Capital yang datang ke Israel sejatinya tidak hanya membawa uang, namun juga relasi dan pengalaman.
Spoiler for 2. Imigran:
Bisa di bilang jika Israel adalah negara yang bergantung banyak dari imigran. Faktanya, 1 dari 3 orang Israel lahir di luar negeri dan 9 dari 10 orang di antara mereka adalah imigran, anak imigran atau cucu dari seorang imigran.
Populasi Israel juga bertambah secara signifikan, dari hanya 800 ribu jiwa pada 1948 menjadi 8 juta jiwa pada hari ini. Dalam 60 tahun saja populasi israel telah bertambah sebanyak 10x lipat.
Israel, secara konstitusi sangatlah immigrant oriented kalo tidak mau di bilang "sangat membutuhkan"imigran.
“Every Jew has the right to come to this
country as an Oleh.”
(LAW OF RETURN, ARTICLE 1)
Faktor imigran ini punya kontribusi sebanyak poin pertama dalam kesuksesan Israel.
Tak bisa diungkiri, ada bebearapa negara yang sukses dikarenakan memiliki jumlah imigran yang banyak. Karena imigran punya presentase yang lebih tinggi menjadi wirausahawan daripada masyarakat lokal, dan juga membantu meningkatkan perdagangan internasional, terutama dari negara tempat mereka berasal. Untuk soal imigran, mungkin akan ane bahas lebih lanjut di trit selanjutnya.
Spoiler for 3. Pendidikan:
Kualitas pendidikan prioritas negara Israel. 30 tahun sebelum terbentuknya negara Israel, para yahudi yang lebih dulu bermukim disana telah mendirikan Hebrew University of Jerusalem.
Masyarakat Israel sangat well educated. Israel adalah peringkat dua berdasarkan data OECD(sejajar dengan jepang dan di bawah Kanada) dengan presentase usia 25-64 tahun mengenyam pendidikan sederajat DIII atau diatasnya. Pemerintah Israel juga mampu menyelaraskan lulusan universitas dengan kebutuhan dunia profesional. Karena, dunia universitas Israel sangatlah bergantung pada swasta dalam hal kebutuhan riset atau project lainnya. Lebih jauh, Israel juga meraih penghargaan The Best Rate Business Creation dari OECD.
“Transfer pengetahuan sangatlah penting, hal ini membuat dunia profesional dan universitas menjadi semakin dekat"
Pendidikan di Israel tidak berbeda jauh dengan di Indo, hanya saja, setelah selesai SMA, mereka di kenai wajib militer, 3 tahun bagi pria dan 2 tahun untuk wanita. Untuk kurikulum, anak SD di sana mendapat pelaran kebudayaan Yahudi sebanyak 14 jam seminggu dan untuk mapel lain sebanyak 54 jam.
Spoiler for Kesimpulan:
Sebenarnya ada hal lain juga yang bisa di jadikan kunci sukses israel seperti falsafah "chutzpah" yang kurang lebih artinya kurang lebih keberanian, keteguhan hati, dan daya juang. Dan Wajib militer yang secara tidak langsung memaksa generasi muda Israel untuk saling berinteraksi dengan tanpa memandang status dan kelas sosial.
Kesimpulannya, sejak dekade 80-an, populasi israel telah bertambah sebanyak dua kali lipat, juga lapangan kerja yang bertambah menjadi 4x lipat, dengan pertumbuhan tahunan rata-rata 4% per tahun. Hari ini, PDB perkapita Israel lebih tinggi dari Spanyol atau Italy.
Bagaimana menurut agan2, apakah Israel bisa jadi pemimpin dunia dalam bidang teknologi?