Entah mengapa aku merasa sangat dukucilkan di dunia ini. Ketika semuanya berada pada tujuan hidup masing masing aku bingunh akan hal itu, mengapa semua begitu yakin dengan prinsipnya? Ada apa dengan diriku? Semua berawal dari lingkungan yang membuat aku merasa tidak cocok dan itu sangat mengngaggu di kehidupanku. Hari demi hari semua ku jalani seakan semua tidak ada hambatan dan itu semua aku perlihatkan demi semua orang mengetahui kalau diriku baik baik saja.

Iri? Hmmmmm sempat berbesit di fikiran ini. Rekan rekan yang sukses dalam bidangnya dan aku melihatnya sendiri membuat aku tak lagi mempunyai semangat hidup. Maafkan aku ibu tepat hari ulang tahunmu saat ini aku sudah membuatmu kecewa. Aku hanya bingung, tak tahu tujuan hidup semenjak hal ini terjadi. Ibu semoga kau mengerti apa yang aku alami saat ini hingga aku begitu hinanya membuatmu merasa kecewa dan cemas, iya memang tujuan dan keinginanku berbeda denganmu ibu. Aku punya jalan sendiri untuk menentukan hari esok hanya saja aku telat saja aku telat untuk berfikir matang fikiranku belum mencapai apa yang ibu mau. Jika ibu mau mengutuk aku, aku siap walaupun aku tahu ibu tak setega itu yang tega itu perlakuan ini terhadapmu.

Lagi dan lagi semakin hari aku jalani hari dengan begitu berat dan melelahkan. Soal fisik aku mungkin kuat tapi tidak dengan perasaan dan mentalku. Mengapa aku begitu lemah saat dalam kondisi terpuruk karena sebabku sendiri. Merenung dan diem, ya saat ini hanya itu yang bisa aku lakukan hanya malam ini dan hari esok ada saja yang menghiburku walau hanya sebatas menit demi menit.

Kala itu senja akan datang alunan musik yang keluar dari handphone bututku berdampingan dengan semilir angin yang berhembus membuat dedaunan menari nari yang menandakan senang atau sedih saat mentari akan tenggelam. Ya, tenang saja matahari hanya butuh tidur dalam lelahnya dan akan terbit seakan membuat semuanya merasa bersemangat untuk menjalankan aktivitas.

Kurangnya rasa bersyukur, apa ini penyebab dari semua kegelisahan yang aku alami belakangan ini. Entahlah, aku tak menemukan solusi untuk diriku sendiri. Merasa terasingkan selalu terbayang bayang seumur hidupku baru pertama kali aku merasakan hal seperti, apakah ini hanya perasaan burukku yang timbul karena keegoisan semata? Aku hanya ingin bebas aku tak butuh di hormati aku ingin menjadi orang baik di setiap langkah menyusuri tanah. Menurunkan derajat orang tua dengan cara yang tidak halal sungguh hina diriku, maafkan aku ibu aku sudah membangkang apa yang engkau mau. Aku hanya ingin memulai proses sesuai kehendak hatiku. Aku hanya butuh doa dan support darimu aku tak ingin kau kecewa walau sebenarnya aku sudah membuat hatimu menangis karena aku yang suka membangkang kemauanmu. Aku akan terus berjalan mencari celah sesuai kata hatiku berikan aku kebebasan ibu aku sayang padamu.

Hingga esok tiba dan mencapai bintang akan aku pertahanku proses itu sampai kelak kau bisa menyadari bahwa kata hatiku akan membuat semuanya terdiam bungkam. Mungkin aku tak akan terkucilkan dan terasingkan lagi dengan kata hatiku dan proses yang kuambil.