tomteamAvatar border
TS
tomteam
Pendaki Pemula Ndaki Gunung Semeru? Siapa Takut! šŸ’ŖšŸ»


Belum pernah mendaki gunung tapi sekalinya mendaki langsung pengen naklukin puncak tertinggi di pulau Jawa?

Itu yang gue lakuin, emang bener sih keliatan sok berani dan sok mampu, orang-orang juga bilang "Lu yakin mau ndaki semeru? Lu kan belum ada pengalaman ndaki sama sekali, coba ndaki yang agak rendah dulu aja, biar ga nyusahin orang-orang, karena orang kayak Lu itu ga akan bisa ndaki gunung setinggi itu, ntar bisa-bisa pulangnya cuma nama".

Gue inget banget semua yang diomongin temen gue itu, nyesek banget sampai ke jantung, gue tau temen gue cuma khawatir sama gue makanya dia ngomong gitu, tapi ya tetep aja ga gitu caranya kan.

Pernah gak sih lu lu pada mencoba ngelewatin batasan lu, tapi ujungnya dijatuhin dan diremenih, sakit banget kan rasanya?

Awalnya sih gue down, gimana kalo gue gak sanggup trus tewas, tetapi setelah beberapa lama gue bangun mental gue lagi dari awal, gue harus bisa naklukin puncak tertinggi pulau Jawa, gue harus buktiin ke semua orang kalau gue itu bisa.

Satu hal yang gue inget pasti, hal yang selalu diomongin bokap :

Quote:


Gue siapin semuanya secara matang, mulai dari perlengkapan, akomodasi, logistik, ngedaftarin diri dan segala macem. Gue cuma ngasih tau orang tua kalau gue bakalan ndaki, temen-temen gak ada yang tau, dan gue juga berencana solo tracking.

Entah kelewat bodo atau terlalu berani ya gue juga gak ngerti, tetapi yang gue tau kalo kita yakin dan percaya, apapun pasti bisa kita lalui.

Gak kerasa udah H-1, gue langsung berangkat nih ke Malang, by the waygue dari Semarang. Perjalanannya cukup jauh sih, naik kereta itu sekitar 6 jam.

Gue sendirian, gak tau apa-apa tentang Malang dan mendaki, gue benar-benar orang baru di malang.

Nyampe di Malang awalnya gue bingung harus kemana, tapi untung aja Om gue rekomendasiin tempat nginep sebelum berangkat ke basecamp pendakian, tanpa harus berpikir panjang gue langsung pergi ke basecamp tempat pendaki-pendaki istirahat sebelum menuju ke basecamp pendakian.




Basecamp bersih, isinya juga pendaki senior semua kayaknya, gue yang pendaki baru langsung canggung dong, untung aja yang namanya pendaki itu selalu ramah, gue diajakin ngobrol sama temen-temen pendaki yang lagi istirahat karena baru turun maupun yang persiapan buat naik.

Wah gue bener-bener ngerasa nyaman banget ngobrol sama mereka, terus gue bilang ke mereka kalau gue pendaki baru dan belum pernah mendaki gunung sekalipun, gue kira gue bakalan diketawain, eh ternyata gue malah di support, mental gue benar-benar naik, gue ngerasa kalau semangat gue itu balik lagi.

Para pendaki yang mau naik juga ngajakin naik bareng, awalnya gue gak enak takut ngerepotin, tapi ketika mereka bilang, "kita itu keluarga, sama-sama gak ada yang menginginkan hal buruk, kalau ada apa-apa kita hadepin bareng-bareng, ga ada yang ngerepotin dan ga ada yang direpotin", saat itu juga gua speechless, ternyata ini yang namanya pendaki, akhirnya gue putusin untuk naik bareng mereka, mereka itu ada yang asalnya dari Bandung, Tangerang, Jogja, Lampung.

Kami mulai berangkat dari basecamp istirahat itu jam 8 pagi, nyampe dibasecamp pendakian jam 10, setelah mengurus surat-surat kami langsung melakukan pendakian dengan didahului do'a.




Gue yang orang awam bener-bener ngerasain gimana capeknya ndaki tanpa persiapan fisik yang baik, ngelewatin dari pos pertama ke pos berikutnya aja rasanya setengah mati, tiap 2 menit gue minta break, jantung gue kayak di gedor-gedor gitu sebegitu capeknya.

Sekali lagi gue ngerasa sungkan sama temen-temen sependakian, tapi mereka selalu support gue dan ga pernah ngerasa direpotin, mereka dengan senang hati nungguin gue.

Quote:


Setiap mereka ngomong gitu setiap itu juga semangat gue kembali naik, badan gue yang rasanya setengah mati kembali fit, capek gua seketika ilang. Dari pos ke pos gue terus berjuang, dan tubuh gue sepertinya juga sudah melakukan penyesuaian, dari yang awalnya tiap 2 menit breakmenjadi tiap 5 menit.

Setelah 4 jam perjalanan, gue dan teman-teman akhirnya nyampe di ikonnya gunung Semeru, Ranu Kumbolo. Saat gue nyampe di ranu kumbolo gue bener-bener ngerasain kalau surga dunia itu nyata, keindahan yang disajikan ranu kumbolo itu luar biasa banget, gue bahagia banget bisa sampai di ranu kumbolo, tapi gue ga mau terlarut dalam kebahagiaan, tujuan gue bukan ranu kumbolo tapi puncak mahameru, dan yang terpenting bisa pulang dengan selamat.




Matahari mulai terbenam dan kami mendirikan tenda di ranu kumbolo, beristirahat satu malam dengan secangkir kopi ditemani indahnya sunset diujung bukit danau ranu kumbolo.

Gue berpikir hanya sunset saja yang indah, tetapi ternyata salah, sunrise didanau ranu kumbolo ini jauh lebih indah dibanding sunsetnya, matahari terlihat menyingsing dari balik bukit-bukit. Sangat indah.

Setelah mengemasi peralatan, kami pun bergegas melanjutkan perjalanan, dimulai dengan doa lalu menaiki tanjakan cinta, oro-oro rombo, cemoro sewu, jambangan, sampai ke kalimati, perjalanan terasa lebih ringan, entah karena beban carrier yang mulai berkurang atau mungkin karena semangatku yang semakin berapa-api.

Di kalimati kami juga mendirikan tenda, mempersiapkan diri untuk summit attack yang rencananya akan kami lakukan jam 10 malam, berharap dapat menikmati sunrise dipuncak mahameru.

Haripun mulai gelap, gue dan teman-teman melakukan persiapan dengan begitu matang, gua memakai 6 lapis baju + jaket, berharap tidak kedinginan, tak lupa untuk berjaga-jaga kami membawa sleeping bag dan oksigen.

Dimulai dengan doa kami melakukan summit attack, salah satu temanku bilang "kita ber-8 naik, sampai diatas juga harus ber-8, turunnya juga harus ber-8". Sekali lagi gue terharu dan merasakan kehangatan dari keluarga baru ini.

Jalur yang kami lalui cukup ekstrim, angin begitu kencang berhembus, debu berterbangan dimana-mana, nama jalur ini adalah arcopodo, seperti hutan belantara, sangat gelap.

Kami harus bisa menaklukkan arcopodo untuk bisa sampai dibatas vegetasi, dengan penuh semangat dan kekompakan yang hebat kami berhasil melalui arcopodo hingga menuju batas vegetasi. Sekaranglah pertarungannya dimulai, dari batas vegetasi sampai ke puncak, tidak ada satupun daun ataupun akar yang kami temui, semuanya hanya batu, pasir, dan angin yang semakin kencang.

Kembali kami berdoa dan melanjutkan perjuangan, ditargetkan kami akan sampai dipuncak pukul 5 pagi. Jadi kami harus mengatur ritme langkah kaki, satu kali langkah maju, tiga kali langkah turun, seperti itulah yang kami lewati karena track yang berpasir dan berkerikil.

Ditengah perjalanan udara semakin mencekam, merambat masuk ketubuhku. Begitu menyakitkan. Mungkin ini yang dinamakan fase hipotermia, gue tidak bisa menggerakkan apapun dari tubuh gue, semuanya kaku. Gue terjebak, merebahkan diri dibatu besar didekat tebing. Gue ngerasa ini adalah akhir dari hidup gue.

Mata gue berkunang-kunang, lalu seketika semua temen-temen gue ngehampiri gue, walaupun mata gue udah kehabisan daya tapi gue bisa ngeliat kalau mereka begitu panik, gue dikasih oksigen, dikasih airminum, dibungkusin sleeping bag, sampai ada temen yang rela buka jaketnya buat dikasih ke gue agar gue ga kedinginan.

Hampir setengah jam mereka nungguin gue bisa bicara. Setelah gue bener bener sadar, gue bilang ke mereka, "kalian duluan aja, gue belum sanggup ndaki, gue mau tunggu matahari dulu biar ga terlalu dingin, sunrise menunggu kalian dipuncak".

Mereka bilang ke gue, "lu tenang aja, kita disini sama-sama, naik bareng, dipuncak bareng, turun bareng, jadi kami bakalan nemenin lu sampai lu bisa jalan lagi, soal sunrise itu hanya bonus, yang terpenting sekarang itu kita bisa selamat".

Saat itu juga gue benar-benar punya keluarga seperti mereka, pertemanan yang nyata tanpa gimik, tak pernah menjatuhkan dan selalu membangkitkan semangat.

Akhirnya kami semua menikmati sunrise lewat tebing. Matahari benar-benar sudah muncul menyapa diketinggian dan gue pun sudah fit kembali, dan kampung melanjutkan perjalanan.
Tak cukup waktu lama untuk kami mencapai puncak, terasa lebih ringan, mungkin karena dorongan dari mereka semua.

And now, gue berhasil mencapai puncak tertinggi di pulau Jawa, gue senang banget, bukan karena mencapai puncak tetapi karena mendapat teman yang melebihi apapun, teman yang begitu setia dan tau apa arti pertemanan.



Quote:


Salam dari atap pulau jawa, puncak mahameru 3676 mdpl.
koi7
bedypop
tata604
tata604 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
2.8K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan