Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

theraisersagaAvatar border
TS
theraisersaga
(Horror Story) Siapa yang ku lihat ?

    - Siapa yang ku lihat ? -

by @Hororism13

 

Oke, aku dapet cerita dari narasumber, dan dia sebagai orang ketiga. Semua nama tempat saya samarkan, meskipun narasumber mempersilahkan untuk menyebut nama asli nya.

Panggil saja opang. Opang seorang remaja gempal dan dia sekolah di salah satu SMA favorit di kota C propinsi Jateng. Dia memiliki adik sepupu yang sekarang berusia sekitar 7-8 tahun. Lili, begitu opang dan keluarganya memanggil. Cerita ini dimulai ketika 4 tahun lalu sedang ada pertemuan keluarga opang di tempat neneknya. Letaknya di jalan gunung timur. Dimana memang rumahnya dikelilingi oleh sawah yang memang selalu Ramai pada siang hari. Ya ramai, karena letaknya persis di sebelah jalan utama dan seberangnya ada hamparan sawah yang begitu lebarnya. Bagian belakang rumah nenek ada sebuah pekarangan yang memang sangat sepi.

Saat siang hari, sedang ada pertemuan di ruang tamu, opang dan lili sedang bermain dengan mainan Barbie milik lili. Opang sedikit tidak nyaman sebenarnya dan opang tiba tiba pergi ke ruang tamu menemui ibunya karena bosan dengan Barbie milik lili. Beberapa saat setelah opang pergi secara tiba tiba lili menangis dengan sangat keras.

"Huaaaaaaa" air mata menghujam pipi lili dengan sangat deras.

Sontak semua orang yang ada di ruang tamu berlari menuju lili. Lisa, ibu lili sekaligus Tante opang langsung bertanya.

"kamu kenapa ? Kok nangis gitu" tanya ibunya.

"Itu mah, ada kakek kakek, pake baju putih ngeliatin dedek terus. Dedek takut mah" jawab lili sambil menangis.

"Dimana nak ?" "Itu dipohon mangga" .

Jadi, posisi ruang tengah dan pohon mangga itu hanya dipisahkan oleh Tembok dan jendela yang cukup besar. Sesaat setelah lili mengatakan dipohon mangga, ibunya langsung mengecek jendela yang memang langsung terlihat pohon mangganya.

"Mana dek, gaada apa apa kok" sangkal ibunya.

Lili hanya diam dan tak berbicara apapun.

Beberapa hari setelahnya, lili dan ibunya yang memang tinggal bersama neneknya. Melihat lili sedang bermain batu di dekat sawah diseberang jalan. Kebiasaan neneknya adalah memandikan cucunya sebelum jam 4 sore, dan waktu menunjukkan pukul setengah 4 saat itu.

"dek pulang, mandi dulu ayo" teriak neneknya dari teras rumah.

"Nanti Nek, Dedek lagi mainan sama temen dedek" jawab lili dengan polosnya.

"Hah ? Temen ? Lili kan sendirian" gumam nenek dalam hati.

"Lis, kae anakmu Kon Bali disit Kon adus disit" (Lis, itu anakmu suruh pulang dulu Suruh mandi) teriak nenek ke Tante Lisa yang posisinya memang sedang dalam rumah.

"Nggeh Bu" jawab Tante Lisa sambil berjalan ke teras untuk memanggil lili.

"Dedek ayo pulang mandi dulu" teriak Tante Lisa sesaat sampai di teras rumah.

Dengan berlari lili menghampiri Ibunya dan berbisik

"Sebentar mamah. Dedek lagi mainan sama temen dedek".

Saat melihat ke seberang jalan Tante Lisa tak melihat apapun disana. Dengan santai Tante Lisa bertanya lagi

"Mana ada temenmu. Gak ada gitu kok".

"Ada mamaaaaaah. Cuman dia maunya main sama dedek".

Dengan bingung bingung Tante Lisa menyuruh putrinya memanggil kedua temannya

"Coba panggil, terus tanyain rumahnya dimana".

Dengan wajah yang sumringah lili melambaikan tangan ke arah sawah yang tidak ada siapapun disana.

"rumah kalian dimana ?" Lili tampak berbicara sendiri.

"Kalian ? Ngga cuma satu dong" gumam ibunya.

"Jalan Subrata mah. Dua duanya. Cantik cantik lagi. Coba dedek bisa cantik kaya mereka ya".

Asalkan kalian tau, jalan Subrata itu hanya ada TPU disana. Dan hanya ada beberapa rumah Yang memang tidak memiliki anak kecil.

"Udah dek ya mainnya. Temen mu suruh pulang dulu. Besok baru main lagi" kata ibunya dengan nada yang sedikit takut.

"Udah kalian pulang dulu aku mau mandi dulu" ucap lili kepada temannya itu.

Dan benar saja. Malamnya jam 2 pagi (yang notabennya hari esok setelah sekarang) lili yg sedang tidur bersama ibu dan ayahnya tiba tiba bangun dan membuka kunci pintu depan. Sontak ibu dan ayahnya Langsung bangun mengikuti lili.

"Dedek ngapain" tanya ayahnya.

"Itu dedek udah ditunggu sama temen dedek yg td siang" jawab lili dengan polosnya.

Ayahnya yg langsung menutup pintu karena tidak melihat siapa siapa disana langsung membentak lili

"Main apaan sih. Udah malem main terus".

Lili menangis karena Dibentak ayahnya. Dan karena tidak bisa bertemu dengan "kawannya" itu. Malam berlalu dan mereka memutuskan untuk pindah rumah beberapa bulan kemudian. Mungkin karena kejadian yg dialami lili, mereka jadi pindah rumah. Mereka pindah ke jalan buah barat. Sebenarnya pun rumahnya dikelilingi oleh pekarangan yang memang cukup menyeramkan.

Saat sedang melakukan syukuran atas rumah baru mereka, lili berulah lagi. Diteras dimana ada pohon belimbing disitu, lili kembali berbisik ke ibunya

"mah ada orang tinggi besar. Item lagi. Tuh di pohon belimbing mah".

Sontak ibunya kaget sekaligus takut. Lalu Tante lisa membawa lili kedalam rumah untuk diamankan dari "mereka".

Bertahun tahun setelah kejadian tersebut. Tepatnya lebaran tahun ini. Tante Lisa dan keluarganya mampir kerumah opang untuk sekedar silaturahmi. Yap, lili yang sudah menduduki kelas 2 SD di sekolahnya kembali membuat ulah. Kali ini dirumah opang. Saat semua orang sedang bercengkrama, tiba tiba lili kembali menangis. Ibunya kembali bertanya

"Kamu kenapa nangis".

"Itu mah dedek diliatin terus sama mbak mbak yg dipojok situ."

"Mana ngga ada siapa siapa" sahut opang panik.

Karena kamarnya memang didepan. Hanya berselang satu kamar dengan pintu depan rumahnya. Dan tiba tiba lili menangis tambah keras. Seolah dia tak ingin melihat apa yg dilihatnya.

"Kamu kenapa sih. Kok tambah keras nangisnya?" Tanya opang perlahan.

Lili menjawab pertanyaan opang dengan sangat serius

"Itu mbak mbaknya ngeliatin dedek terus. Terus habis ngeliatin, dia SENYUM abis itu langsung terbang ke kamar depan ituuu".

"janc****k. Kamarku Nang sebelah maning" (janc****k kamarku disebelah lagi) kata opang dalam hati.

"Lah dek, itu mbaknya jahat apa enggak ?" Tanya opang sambil sedikit gemetaran.

"Enggak mas, ngga jahat cuman kadang kadang jahil" jawab lili yang sudah tidak menangis lagi.

"as** sing bakal dijaili aku mesti kiye" (as*** yang bakal dijahili aku pasti ini)

Tante Lisa yang memangku lili langsung menyarankan agar setiap malam lampu kamar itu dinyalakan. Walaupun memang tidak ada orang yang meninggali kamar tersebut. Nah setelah mendapat saran dari Tante Lisa, opang dan keluarganya memang selalu menyalakan lampu di kamar tersebut.

Sampai pada suatu malam. Opang sendiri dirumahnya. Ibunya dinas ke Semarang dan ayah nya pergi bekerja. Tiba tiba opang teringat bahwa lampu kamar di sebelah kamarnya belum dinyalakan. Opang menganggap hal itu tidak terlalu wajib dilakukan dan opang membiarkan lampunya tetap mati. Saat opang terbangun dari tidurnya dan melihat jam di ponselnya menunjukkan pukul 22.47. Dengan mata yg sedikit sayu karena baru terbangun dari tidurnya, dia mendengar ada yg mengetuk pintu kamarnya. Padahal memang tidak ada orang dirumahnya selain dia. Dengan sedikit takut dia membuka pintu kamarnya secara perlahan. Dan kalian tau apa ? Tak ada siapa siapa disana. Dia berusaha memanggil ayahnya padahal dia tau Tak ada siapapun disana. Dengan perasaan takut opang mengambil jaket dan langsung Menemui temannya. Dan menyuruh temannya untuk menginap di rumahnya.

Keesokan harinya memang langsung memanggil kiyai untuk membersihkan kamar sebelah. Dan sampai saat ini opang dan keluarganya tak lupa untuk menyalakan lampu di kamar tsb.

~Selesai~

 

bumibulat123
bumibulat123 memberi reputasi
1
508
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan