Pendidikan yang baik sedari dini sejatinya sangat penting bagi perkembangan semua anak. Terlebih pendidikan karakter. Mendidik anak tak hanya persoalan ia pintar berhitung dan menyelesaikan rumus-rumus matematika atau fisika. Pendidikan yang sebenarnya harus mampu menggugah sisi kebaikan yang lebih mendalam dari setiap anak.

Picture: republika.co.id

Pendidikan karakter erat kaitannya dengan pendidikan moral. Apa artinya sebuah ilmu tanpa ada akhlak didalamnya? Yang terjadi adalah sebuah kesewenangan dan penyalahgunaan ilmu. Sebagaimana para pejabat yang menipu rakyat dengan kepandaiannya.

Fakta dalam dunia pekerjaan. Sadar atau tidak apa yang kita pelajari di bangku sekolah tak sepenuhnya digunakan dan dibutuhkan dalam dunia kerja.



Fenomena apa yang sebenarnya terjadi di masyarakat ini?

Kita simpan jawabannya untuk thread yang lain. Karena kali ini kita fokus pada pendidikan karakter dan degradasi moral anak bangsa.

Belakangan publik digemparkan dengan berita kakek tunawisma yang dibully sekelompok pemuda. Parahnya beberapa pelaku merekam aksi tersebut sehingga viral di media masa (google). Kejadian tersebut menunjukkan sebuah gambaran bahwa akan fenomena degradasi moral yang terjadi pada anak bangsa. Budaya tepa selira(saling menghormati) dan nilai-nilai kesantunan seolah hilang dalam generasi sekarang.

Tak hanya kejadian diatas, beberapa tahun yang lalu ramai dibicarakan beberapa kasus pelajar yang melakukan tindak kekerasan pada gurunya sendiri. Bahkan, hampir tiap hari ada saja kasus para pelajar yang terlibat kasus narkoba dan kekerasan serta tindakan asusila lain. Ini adalah bentuk kemerosotan moral generasi pemerus bangsa yang sangat memprihatinkan.

Karena inilah pemerintah mulai membenahi sistem pendidikan di Indonesia. Kesadaran betapa penting sekali pendidikan karakter bagi generasi bangsa. Terlebih degradasi moral para remaja yang semakin membuat miris.




Pendidikan karakter adalah sebuah jawaban dari permasalahan pendidikan yang ada saat ini. Mengingat pendidikan kita yang lampau hanya mengacu pada nilai. Padahal nilai bagus tak menentukan kualitas seorang pelajar. Pada kenyataannya, nilai sempurna yang tertera pada selembar kertas bisa saja didapat dari hasil mencontek.

Lalu sejak kapankah pendidikan karakter diterapkan pada anak?

Jawabannya sejak usia dini.

Usia dini, dibawah lima tahun dianggap usia yang pas membentuk karakter anak. Bahkan beberapa pakar mengatakan pendidikan karakter seorang anak bisa dilakukan saat masih ada dalam kandungan. Nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan bahkan hal-hal kecil tentang kebaikan bisa diajarkan sejak usia dini.

Picture: www. atma.com

Sadar akan pentingnya pendidikan karakter pulalah yang mengantarkan saya dan pasangan memasukkan anak sulung kami ke TK Muslimah Hajjah Mariam. Dengan harapan anak saya kelak mempelajari banyak hal positif dari sekolah dan mampu menajikan dia generasi yang mumpuni dan berakhlakul karimah sehingga bisa membanggakan orangtua dan bangsa ini.




Semoga apa yang tengah gencar pemerintah dan para pelaku pendidikan lakukan saat ini bisa menjadikan bangsa ini menjadi lebih baik. Sekian thread saya kali ini. Terima kasih


Kurang pas


Gak suka


Suka