Generasi masa kini terkadang terlihat memprihatinkan, hal ini terlihat lebih seringkali terlihat dari berita yang ada di media massa mulai dari anak kecil yang pacaran, anak kecil yang sudah berkata aneh, hingga anak kecil yang melakukan kekerasan. Hal ini tentu menjadi sebuah keprihatinan tersendiri dan menjadi perhatian khusus bagi banyak orang termasuk oleh lembaga-lembaga bentukan pemerintah yang mengawasi penyiaran hingga perlindungan anak.


Permasalahan di negeri ini memang tak ada habisnya, tindakan kriminal pun masih saja terjadi dan proteksi sudah sebaiknya dilakukan agar mereka generasi muda bisa lebih berkualitas dan juga terbebas dari segala yang buruk seperti kekerasan pada anak hingga melindungi anak-anak dari segala hal lainnya seperti ekploitasi pada anak yang kadang masih saja terjadi hingga tak jarang tersorot oleh media massa hingga akhirnya menimbulkan keprihatinan bagi banyak orang dan mengecam tindakan tersebut.

Proteksi mereka dari segala sesuatu yang buruk memang perlu, karena mereka adalah generasi penerus di masa depan nanti. Lalu apa jadinya proteksi yang dilakukan bila over protektif? Tentu hal ini tidak bagus. Seperti yang terjadi di negeri ini bisa dibilang proteksi yang dilakukan seringkali terlalu over protektif. Seperti dari tayangan televisi yang penuh sensor yang mengganggu dan dikeluhkan oleh banyak orang. Memang penyensoran sesuatu hal perlu, akan tetapi penyensoran secara membabi buta tentu bukan hal yang bagus mulai dari adegan kartun yang disensor atau di cut hingga video sedang memerah sapi pun di sensor. Hal ini terkesan dalam proteksi yang dilakukan lebih ke over protektif dan membuat penasaran bagi anak-anak yang menonton. Tapi anehnya tayangan sinetron yang kurang cocok bagi anak seperti lolos tayang begitu saja, hal ini menjadi sinetron seringkali banyak tayang di televisi sedangkan acara lain seperti kartun tersisihkan terutama anime yang bergenre action di Indonesia yang sempat merajai di tahun 90an hingga awal 2000an karena dianggap mengandung banyak kekerasan.

Bukan hanya tayangan televisi yang disensor berlebihan, acara turnamen bulu tangkis pun ikut di protes oleh lembaga perlindungan anak karena sponsor dan juga dugaan ekploitasi anak, hal ini pun diprotes oleh netizen karena hal itu dianggap terlalu berlebihan dan bisa dibilang justru mengekang anak-anak untuk bisa berkembang sesuai dengan bakatnya.

Tak habis di situ saja, baru-baru ini KPI ingin mengawasi Youtube dan netflix setelah sebelumnya mengawasi siaran televisi di Indonesia yang kini seringkali dipenuhi dengan sensor-sensor yang menggangu tayangan, hal ini juga diprotes oleh netizen di dunia maya karena hal ini dianggap berlebihan dan menyarankan KPI lebih fokus pada tayangan tak mendidik di televisi.


Sebuah proteksi memang perlu, akan tetapi proteksi yang terlalu over protektif tentu bukan sesuatu yang bagus dan seringkali menjadi sebuah ironi. Maksudnya memang baik, akan tetapi jangan membuat yang lain dikorbankan. Jangan hanya karena demi melindungi anak, hak-hak mereka yang sudah dewasa diabaikan. Setiap orang punya tontonan favorit nya sendiri dan lembaga terkait jangan ikut campur terlalu jauh pada hal ini. Adapun perlindungan anak bisa dilakukan dengan cara lain yaitu anjuran kepada setiap orang tua untuk menemani anaknya ketika berselancar di dunia maya agar mereka tak terpengaruh oleh sesuatu yang negatif di dalamnya. Jangan sampai segala sesuatu diselesaikan dengan cara sensor sana sini tanpa ada terobosan yang menarik dan efektif hingga akhirnya menjadi sebuah ironi di negeri ini. Demikian paparan tulisan ane kali ini, agan dan sista ingin menambahkan atau menanggapi? Silahkan sampaikan di kolom komentar dan sampai jumpa di tulisan selanjutnya.

Sumber : Opini Pribadi dan diolah dari berbagai sumber (via google)
Sumber gambar via google images