- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Laporan Terbaru Pentagon Sebut ISIS Bangkit Kembali di Suriah


TS
User telah dihapus
Laporan Terbaru Pentagon Sebut ISIS Bangkit Kembali di Suriah
Washington DC - Laporan terbaru Pentagon menyebut kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) 'bangkit kembali' di Suriah. Hal ini diungkapkan kurang dari lima bulan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan kekhalifahan ISIS di Suriah telah dikalahkan 100 persen.
Seperti dilansir CNN, Rabu (7/8/2019), hal itu diungkapkan dalam laporan terbaru Inspektur Jenderal Pentagon atau Departemen Pertahanan AS soal pertempuran melawan ISIS yang dirilis pada Selasa (6/8) waktu setempat.
"Meskipun kehilangan wilayah kekhalifahannya, ISIS memperkuat kemampuan pemberontak di Irak dan kembali bangkit di Suriah," demikian bunyi laporan Pentagon dengan nada memperingatkan.
Baca juga: Kisah Pilu Perempuan Yazidi karena Punya Anak dari Petempur ISIS
Trump diketahui berulang kali membanggakan peran pemerintahannya dalam mengusir ISIS keluar dari wilayah-wilayah yang pernah dikuasainya. Bulan lalu, Trump bahkan memberitahu jajaran kabinetnya bahwa kekhalifahan ISIS telah kalah 100 persen.
"Kita melakukan pekerjaan hebat dengan kekhalifahan (ISIS). Kita telah mendapatkan 100 persen kekhalifahan dan kita akan dengan cepat menarik diri dari Suriah," ucap Trump saat itu.
Namun laporan terbaru Pentagon menyebut penarikan sebagian tentara AS dari Suriah telah berdampak pada pertempuran melawan sisa-sisa ISIS. Situasi ini mempersulit AS memberikan saran kepada sekutu-sekutu lokal di lapangan dan membuat AS kehilangan kemampuan memantau area-area yang disebut sebagai zona perekrutan potensial yang bisa memungkinkan ISIS untuk mengisi kembali jajarannya.
Baca juga: Wanita Hamil Pejuang ISIS Asal Indonesia Ditemukan Tewas di Kamp Suriah
Laporan yang disusun oleh Inspektur Jenderal pada Operation Inherent Resolve -- nama resmi untuk operasi pimpinan AS dalam melawan ISIS -- itu mencakup periode 1 April hingga 30 Juni 2019.
"Pengurangan pasukan AS telah mengurangi dukungan yang tersedia untuk pasukan mitra Suriah pada saat pasukan mereka membutuhkan lebih banyak pelatihan dan perlengkapan untuk menanggapi kebangkitan ISIS," tulis Glenn Fine, wakil inspektur jenderal, dalam pesan pendamping laporan Pentagon itu.
Laporan itu juga memperingatkan pengurangan personel militer AS membuat AS dan sekutu lokalnya tidak bisa memantau secara saksama kamp Al-Hol yang menjadi tempat pengungsian orang-orang terkait ISIS. Situasi itu, sebut laporan tersebut, membuat 'ideologi ISIS menyebar tanpa terbantahkan di dalam kamp' sehingga berpotensi memampukan ISIS mengisi kembali jajarannya dari puluhan ribu penghuni kamp tersebut.
Beberapa waktu terakhir, para pejabat-pejabat Pentagon menyatakan kekhawatiran bahwa rencana operasi militer Turki terhadap pasukan Kurdi yang menjadi sekutu AS di Suriah bagian timur laut, bisa membahayakan pertempuran melawan ISIS.
https://m.detik.com/news/internasion..._medium=mobile
Seperti dilansir CNN, Rabu (7/8/2019), hal itu diungkapkan dalam laporan terbaru Inspektur Jenderal Pentagon atau Departemen Pertahanan AS soal pertempuran melawan ISIS yang dirilis pada Selasa (6/8) waktu setempat.
"Meskipun kehilangan wilayah kekhalifahannya, ISIS memperkuat kemampuan pemberontak di Irak dan kembali bangkit di Suriah," demikian bunyi laporan Pentagon dengan nada memperingatkan.
Baca juga: Kisah Pilu Perempuan Yazidi karena Punya Anak dari Petempur ISIS
Trump diketahui berulang kali membanggakan peran pemerintahannya dalam mengusir ISIS keluar dari wilayah-wilayah yang pernah dikuasainya. Bulan lalu, Trump bahkan memberitahu jajaran kabinetnya bahwa kekhalifahan ISIS telah kalah 100 persen.
"Kita melakukan pekerjaan hebat dengan kekhalifahan (ISIS). Kita telah mendapatkan 100 persen kekhalifahan dan kita akan dengan cepat menarik diri dari Suriah," ucap Trump saat itu.
Namun laporan terbaru Pentagon menyebut penarikan sebagian tentara AS dari Suriah telah berdampak pada pertempuran melawan sisa-sisa ISIS. Situasi ini mempersulit AS memberikan saran kepada sekutu-sekutu lokal di lapangan dan membuat AS kehilangan kemampuan memantau area-area yang disebut sebagai zona perekrutan potensial yang bisa memungkinkan ISIS untuk mengisi kembali jajarannya.
Baca juga: Wanita Hamil Pejuang ISIS Asal Indonesia Ditemukan Tewas di Kamp Suriah
Laporan yang disusun oleh Inspektur Jenderal pada Operation Inherent Resolve -- nama resmi untuk operasi pimpinan AS dalam melawan ISIS -- itu mencakup periode 1 April hingga 30 Juni 2019.
"Pengurangan pasukan AS telah mengurangi dukungan yang tersedia untuk pasukan mitra Suriah pada saat pasukan mereka membutuhkan lebih banyak pelatihan dan perlengkapan untuk menanggapi kebangkitan ISIS," tulis Glenn Fine, wakil inspektur jenderal, dalam pesan pendamping laporan Pentagon itu.
Laporan itu juga memperingatkan pengurangan personel militer AS membuat AS dan sekutu lokalnya tidak bisa memantau secara saksama kamp Al-Hol yang menjadi tempat pengungsian orang-orang terkait ISIS. Situasi itu, sebut laporan tersebut, membuat 'ideologi ISIS menyebar tanpa terbantahkan di dalam kamp' sehingga berpotensi memampukan ISIS mengisi kembali jajarannya dari puluhan ribu penghuni kamp tersebut.
Beberapa waktu terakhir, para pejabat-pejabat Pentagon menyatakan kekhawatiran bahwa rencana operasi militer Turki terhadap pasukan Kurdi yang menjadi sekutu AS di Suriah bagian timur laut, bisa membahayakan pertempuran melawan ISIS.
https://m.detik.com/news/internasion..._medium=mobile




muhamad.hanif.2 dan greedaon memberi reputasi
2
2.2K
37


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan