Halo temen-temen , nama gue Rizqy Faisal orang-orang biasanya sih! panggil gua Riski umur 16 tahun. Tahun ini adalah tahun kedua gue duduk di bangku SMA, gue terlahir dari keluarga sederhana yang syukurnya! , masih bisa membuat gua merasakan indahnya masa-masa SMA. Disinilah kisah kehidupan SMA gue duimulai. 
Masa-masa SMA aadalah masa-masa dimana peralihan dari anak-anak yang menuju remaja menjadi remaja yang seutuhnya. orang bilang hari pertama di SMA merupakan hari yang paling menyenangkan dimana lo bisa berkenalan dengan manusia-manusia baru yang mungkin suatu saat akan menjadi bagian yang berharga dalam hidup lo (berharga disini belum tentu pasangan) , tetapi tidak demikian dengan gue. gue ngerasa kalo hari pertama adalah hari yang paling menyebalkan di setiap rangkaian peristiwa dalam hidup gue. kalo lo tanya, kenapa?, jawabannya disetiap hari pertama dalam menjalani sesuatu (apapun itu) pasti butuh adaptasi yang menurut gue merupakan langkah-langkah aneh dalam kehidupan dimana lo harus mentaati segala macam aturan yang belum tentu dapat sependapat dengan akal  sehat lo sendiri, misalnya kenapa orang harus menjadi orang lain ketika berinteraksi dengan lawan bicaranya supaya ‘si lawan bicara’ dapat menerima’ si orang pertama’ dalam society-nya. Meskipun bagian dari organ dalam gue menolak tetep aja g gue mengikuti aturan tersebut supaya nggak kena sangsi sosial.
kembali lagi di cerita mengenai gue yang masih berada pada suasana bagi kalian yang belum tau ,apa itu MPLS?  MPLS adalah kepanjangan dari Masa Pngenalan LIngkungan Sekolah, MPLS -.
 
nah, hari pertama MPLS di kelas Orang pertama yang gue kenal waktu itu adalah Ardy. Ardy adalah temen gue waktu SMP
“Lah!!!, sekolah disini juga lo?”, Katanya songong dan sok akrab , “iya….”, jawab gue, nih anak kok ketemu lagi sih mana songong bener pula.
gue sama Ardy emang temen SMP, tapi nggak terlalu deket soalnya sifat songongnya itu yang ehh...!!! dan juga kita nggak pernah sekelas waktu SMP mungkin itu pula yang membuat gue jadi susah untuk temenan sama dia. beberapa menit kemudian ada anak cowo lumayan ganteng, rambunya cepak, kulitnya putih bersih, berjalan didepan kelas dan berdiri didepan kelas.
“Hai temen-temen yang ku cintai dan ku sayangi”, anak itu bersuara dengan gaya ceriwis dan agak feminim.
sontak sekelas terperangah dengan membuka mulut dengan lebar, gue juga ngerasa awkward banget sampai-sampai kacamata gue melorot seolah nggak percaya dengan apa yang dilhatnya “namaku Brian, you can call me Bee salam kenal”, belum juga kagetku selesai ada lagi udah bagus namanya Brian dipanggil Bee,.
anak itu pergi kearah gue dan duduk di belakang gue dan Ardy, kemudian bersalaman dengan Anggunnya “salam kenal namaku, Bee”, dengan senyum yang aneh gue mengangkat tangan ke arah dia dan berkata “Riski, salam kenal juga”. “derita apalagi ini ya Tuhan!!!” gue berbisik . siapa sangka kami bertiga bakal jadi temen deket

tunggu cerita selanjutnya
 
.