Permasalahan sampah di DKI Jakarta bukan perkara main-main. Dalam beberapa tahun ke depan, Ibukota negara itu akan menghadapi darurat sampah.

Hal itu karena kapasitas Bantargebang (tempat pembuangan sampah saat ini) akan overload pada 2021. Sementara itu, kapasitas produksi sampah masyarakat DKI mencapai 7.000 ton per hari.

Inilah yang harusnya diperhatikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Bagaimanapun, Pemprov DKI Jakarta harus lebih serius menangani masalah sampah.

Pendapat seperti ini juga disampaikan oleh Anggota DPRD DKI Jakarta, Pandapotan Sinaga. Ia mendesak agar Pemprov DKI segera membangun fasilitas pengelolaan sampah "Intermediate Treatment Facility (ITF)" di Sunter.

Sayangnya, pembangunan fasiltas pengolahan sampah itu masih belum terealisasi hingga sekarang. Padahal peletakan batu pertama sudah dilakukan pada Desember 2018.

Keberadaan ITF Sunter nantinya diharapkan akan mengurangi beban Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang yang diperkirakan akan penuh pada 2021.

Tak hanya itu, Pemprov DKI Jakarta juga perlu melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar terbangun kesadaran dalam pengolahan sampah dari hulu hingga hilir, mulai dari pemilahan hingga reproduksi, sembari membangun ITF di Sunter.

Lambatnya penanganan masalah sampah ini menjadi batu uji bagi Gubernur Anies Baswedan. Bila dia gagal mengelola ini, maka kemampuan kepemimpinannya patut dipertanyakan.

Sejauh ini, kita bisa katakan bahwa Gabener Anies Baswedan ini gagal menangani masalah sampah, tapi dulu ngotot pengen jadi Gubernur di DKI Jakarta.

Akhirnya, kasihan warga Jakarta. Hanya ditipu dengan kata-kata manis dan janji surga oleh pengasong agama.

Daripada cuma jadi pejabat yang makan gaji buta, mending enyahlah Anies biar jadi sampah masyarakat. Bener, nggak?