- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Terima Kasih Trump! Poundsterling Tidak Melemah Lagi


TS
ZenMan1
Terima Kasih Trump! Poundsterling Tidak Melemah Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang poundsterling tidak lagi melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) memasuki perdagangan sesi Eropa Jumat (2/8/19).
Bank of England (BOE) yang mengumumkan kebijakan moneter Kamis kemarin belum sanggup membendung pelemahan poundsterling, justru Presiden AS Donald Trump yang kini membuat Mata Uang Negeri Ratu Elizabeth stabil, bahkan berpotensi menguat.
Dolar AS yang sedang perkasa tiba-tiba jeblok pada setelah Trump menaikkan tarif menaikkan bea impor 10% terhadap produk China yang selama ini belum dikenakan tarif. Total nilai produk tersebut sebesar US$ 300 miliar dan mulai berlaku di bulan September
Padahal delegasi AS baru saja kembali dari negosiasi dagang di Shanghai, perundingan yang disebut cukup konstruktif oleh kedua belah pihak. Tentunya dibenak para investor kedua negara masih akan mesra meski belum ada kesepakatan dagang.
Membesarnya perang dagang AS-China berpotensi semakin melambatkan pertumbuhan ekonomi global, yang tentunya juga menyeret ekonomi Paman Sam.
The Fed pada Kamis dini hari lalu memangkas suku bunga 25 basis poin (bps) menjadi 2,00%-2,25%, namun memberikan sinyal tidak akan agresif dalam melakukan pemangkasan di tahun ini.
Namun, dengan membesarnya perang dagang, dan perekonomian AS kemungkinan terseret, pelaku pasar kembali berspekulasi The Fed akan memangkas suku bunga dua kali lagi di tahun ini.

Data dari piranti FedWatch milik CME Group menunjukkan probabilitas suku bunga 1,50%-1,75% di bulan Desember sebesar 49,6%. Persentase tersebut menjadi yang tertinggi dibandingkan probabilitas suku bunga lainnya, dan mengalami kenaikan signifikan dibandingkan Kamis siang kemarin sebesar 32,1%.
Hal ini berarti pelaku pasar kembali yakin The Fed akan memangkas suku bunga dua kali lagi di tahun ini, yakni di bulan September dan Desember.
Sementara itu BOE Kamis kemarin mempertahankan suku bunga 0,75%, tetapi memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi 1,3% di tahun ini dan tahun depan, dibandingkan proyeksi yang diberikan bulan Mei lalu sebesar 1,5% untuk tahun 2019 dan 1,6% di 2020.
Bank sentral pimpinan Gubernur Mark Carney itu kini ramai diprediksi akan memangkas suku bunganya akibat kondisi ekonomi yang memburuk dan potensi no-deal Brexit yang menguat. No-deal Brexit merupakan kondisi dimana Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apapun pada 31 Oktober nanti. BOE memprediksi Inggris akan mengalami resesi terburuk sejak Perang Dunia II jika hal tersebut sampai terjadi.
[table][tr][td][/td]
[/tr]
[/table]
Hasil survei Reuters menunjukkan pasar melihat ada probabilitas sebesar 90% BOE akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin sebelum Mark Carney mengakhiri masa jabatannya pada akhir Januari 2020.
Survei lain Reuters terhadap para ekonom menunjukkan probabilitas sebesar 30% BOE dapat menerapkan kebijakan moneter lebih longgar jika terjadi no-deal Brexit. Dalam kasus no-deal Brexit, BOE sendiri memprediksi ada peluang sebesar 33% perekonomian Inggris akan memasuki resesi di awal 2020.
sumur
https://www.cnbcindonesia.com/market...k-melemah-lagi





anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
963
15


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan