Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Welcome di Thread sederhana ane gan
Tidak ada yang dapat membantah, bahwa kisah tentang perjuangan hidup Juliane Koepckebenar-benar membuatnya patut berada di deretan orang-orang “paling beruntung – tidak beruntung” yang pernah hidup. Beruntung karena dirinya merupakan satu-satunya korban selamat daripada kecelakaan pesawat yang memakan korban jiwa seluruh penumpang kecuali dirinya, dan tidak beruntung karena setelah “keselamatan” tersebut, dirinya harus mengalami 11 hari pelajaran berharga dan brutal yang hutan dapat berikan kepadanya
Hanya berusia 17 tahun ketika semua horor tersebut menimpa dirinya, banyak yang penasaran bagaimana caranya Julianne dapat bertahan dari kecelakaan pesawat, jatuh bebas dari ketinggian 3 mill dari langit, hingga mampu bertahan dari kerasnya pelajaran yang hutan hujan Peru dapat berikan kepadanya.
Kalian penasaran? Keep read below ya bre, dan berikut kisahnya
Quote:
1. Lulus dari Sekolah Menengah Atas beberapa jam sebelum keberangkatan
Juliane Koepcke diketahui lahir di Peru, pada tahun 1954. Memiliki dua orang tua yang aslinya merupakan kelahiran Jerman, dan bekerja sebagai ilmuwan, dimana sang ayah adalah seorang Zoologist dan sang ibu yang merupakan Ornitologist, Juliane banyak menghabiskan waktunya pada fasilitas penelitian kedua orang tuanya di Peru. Juliane diketahui menjadi penumpang penerbangan LANSA Flight 504pada Desember 1971, tepat beberapa jam setelah acara kelulusan dirinya dari Peruvian High School, tempatnya menimba ilmu.
Juliane diketahui lulus lebih awal dan terhitung sebagai siswi yang cerdas, sementara itu “edukasi” yang diterima dari kedua orang tuanya tentang hutan hujan lah yang kelak menyelamatkannya ketika kecelakaan terjadi
Quote:
2. Juliane dan Maria mengetahui bahwa LANSA memiliki reputasi buruk
Terpisah oleh jarak antara ayahnya yang sedang melakukan penelitian pada salah satu pos di Pucallpa, tepatnya di kedalaman hutan hujan Amazon, dengan Juliane dan Maria, ibunya sendiri yang saat itu berada di Lima, Peru, keluarga kecil ini benar-benar hampir putus asa untuk dapat sekedar menghabiskan natal bersama.
Adalah penerbangan LANSA Flight 504 yang merupakan penerbangan terakhir dimana Juliane dan Maria dapat bergabung atau harus kembali menunda Natal keluarga mereka. Meskipun mengetahui bahwa LANSA memiliki reputasi buruk dalam dunia penerbangan perihal keamanan – LANSA tercatat telah mengalami 2 kali kecelakaan pesawat– Juliane dan Maria memilih untuk mengambil resiko tersebut, yang kemudian akan mereka sesali beberapa jam kemudian
Quote:
3. Terjatuh dari ketinggian 10.000 kaki dan selamat
Horor tersebut dimulai tepat ketika pesawat tersambar oleh petir yang menggelegar. Panik pun menyebar di seantero kabin pesawat, seiring dengan kegagalan mesin, dan pesawat yang dengan cepat kehilangan ketinggiannya. Juliane menceritakan betapa putus asa ibunya saat itu hingga berkata “Ini semua adalah akhirnya” dengan raut wajah yang tidak akan dilupakan Juliane.
Beberapa saat kemudian, pesawat hancur di udara mengirim Juliane dan penumpang lainnya terjun bebas dari ketinggian 10.000 kaki di udara. Melewati lebatnya kanopi hutan hujan Peru, sebelum akhirnya mendarat di tanah, Juliane dengan ajaibnya selamat. Tentu saja dengan keadaan patah tulang, dan beberapa luka sayat yang cukup dalam
Quote:
4. Fine, tapi bagaimana Juliane benar-benar selamat dari kejatuhannya?
Percaya atau tidak, kemungkinan untuk selamat daripada kecelakaan pesawat adalah tidak terlalu besar – dan tidak menyenangkan tentunya – sementara banyak faktor lain yang mendukung Juliane untuk dapat selamat, keberuntungan dan takdir yang Tuhan tentukan untuknya seakan benar-benar memainkan peran penting ketika kecelakaan tersebut terjadi. Namun satu hal yang tampaknya benar-benar mendukung keselamatan Juliane – setidaknya yang dapat dilihat – yaitu
Julian yang tetap mengenakan sabuk pengaman.
Dengan tetap pada tempatnya, dan badan pesawat yang masih sempat utuh walaupun hancur, tampaknya mendukung Juliane untuk dapat mendarat dengan lebih “Lambat”. Tidak hanya itu Juliane juga diketahui cukup beruntung untuk dapat menghantam setumpuk dedaunan yang cukup lembut sebelum akhirnya benar-benar menghantam daratan sendiri.
Diluar itu semua? Hanya Tuhan yang tahu
Quote:
5. Maria, Ibu daripada Juliane diketahui selamat, tapi . . .
Ketika kesadarannya kembali, hal yang pertama kali dilakukan Juliane adalah berusaha mencari keberadaan ibunya. Dengan tangis putus asa Juliane berusaha memanggil ibunya, namun jawaban yang diinginkannya tidak pernah benar-benar terdengar
Beberapa hari setelah Juliane diselamatkan, mayat Maria pun ditemukan. Tragisnya dari kesimpulan yang didapat, tampaknya Maria juga selamat daripada kecelakaan tersebut, namun dikarenakan luka yang terlalu parah, Maria hanya mampu bertahan beberapa hari dalam kesakitan sebelum akhirnya kematian menjemputnya
Quote:
6. Memulai semuanya dengan sekantung permen
Sembari menunggu pertolongan, Juliane berusaha mengais apapun yang dapat mendukung keselamatannya saat itu. Berusaha mencari air, makanan, hingga akhirnya Juliane menemukan sekantung permen diantara sisa-sisa bangkai pesawat. Tepat ketika Juliane telah menghabiskan – entah permen siapa pun itu – dia pun memberanikan dirinya sendiri untuk menembus belantara hutan didepannya
Quote:
7. Pelajaran berharga dari kedua orang tuanya
Cukup beruntung untuk selamat daripada kecelakaan fatal yang menimpanya, Juliane muda hanya tinggal memiliki sedikit trik untuk menghindari kematian. Berbekal “Pelajaran Bertahan Hidup” yang didapatkan dari kedua orang tuanya dan juga fakta bahwa mereka banyak menghabiskan waktu bersama di tengah rimba hutan hujan Peru, Juliane mengingat satu nasehat penting yang ayahnya katakan.
Apabila tersesat, maka ikutilah aliran sungai setempat, karena itu akan membawa kepada daerah yang lebih luas, dimana pertolongan dapat ditemukan.
Sehari setelah kecelakaan tersebut, Juliane pun menelusuri aliran sungai yang ada, yang mana tentu saja bukan perjalanan menyenangkan layaknya Bilbo baggins dan sekelompok kurcaci berserta Gandalf si penyihir tua lakukan. Perlu 11 hari total hingga Juliane mendapatkan pertolongan yang sangat di butuhkannya
Quote:
8. Gigitan serangga dan malam penuh kesakitan
Hutan hujan peru seakan sama sekali tidak menyenangi kehadiran Juliane, pun dengan semua horor yang telah dialaminya. “Ketidak-senangan” itu mungkin memang tidak berupa gigitan ular beracun, pengejaran oleh babi hutan, ataupun sergapan sekelompok babon. Namun Juliane benar-benar mengalami hal yang serupa bahayanya melalui banyaknya gigitan serangga yang menghinggapinya.
Beberapa hari setelah kecelakaan, Juliane mendapati dirinya penuh dengan gigitan serangga, mulai dari semut, lebah, kumbang, hingga lalat. Luka yang ditimbulkan sangat buruk, hingga Juliane mengalami infeksi cukup parah. Tidak hanya itu, rasa sakit yang ditimbulkan juga cukup kuat untuk membuat Juliane tetap terbangun bahkan ketika malam datang
Quote:
9. Menggunakan Bensin untuk mengobati infeksi yang memunculkan belatung
Percaya atau tidak kengerian yang dialami oleh Juliane tidak hanya sebatas luka dan serangan serangga. Horor lain yang begitu di ingatnya adalah ketika dia dihadapkan pada luka infeksi di tangannya yang sudah memunculkan belatung.
Tepat ketika Juliane telah menyeberangi sungai, dia mendapati luka sayatan ditangannya telah menjadi cukup besar dan terinfeksi, yang tanpa dia sadari telah mengundang lalat untuk bertelur, dan belatung pun mulai memakan dan membuat lubang di tangannya dengan cukup perlahan
Beruntung pada akhirnya, Juliane menemukan sebuah perahu bermotor, di pinggir sungai. Tidak ingin kehilangan tangannya, Juliane mengkondisikan bensin sebagai satu-satunya solusi pada saat itu, sebagaimana tindakan yang dahulu dilakukan terhadap anjing peliharaannya yang mengalami kejadian yang sama. Juliane pun membubuhkan bensin tersebut sedikit demi sedikit, hingga setidaknya dia berhasil mengeluarkan 30 ekor belatung dari luka di tangannya – tentu saja dalam keadaan rasa sakit yang akan seumur hidup diingatnya –
Quote:
10. Sebelas hari dialam liar.
Setelah mengalami kecelakaan yang cukup fatal dan bertahan hidup dengan semampunya, butuh 11 hari total hingga akhirnya pertolongan yang sangat dibutuhkan datang. Dengan kondisi beberapa tulang yang patah, satu mata tertutup dan mata lainnya yang tidak dapat melihat dengan jelas – juliane kehilangan kaca matanya – luka memar yang tidak terhitung, ditambah luka yang diakibatkan gigitan serangga pada tubuhnya, Juliane cukup beruntung untuk dapat menyeberangi sungai, menjaga dirinya sendiri daripada serangan ular, aligator, piranha, hingga Iblis apapun yang mengintai dari kedalaman sungai.
Diseberang sungai, Juliane mendapati perahu bermotor, menunggu didekat perahu tersebut beberapa saat hingga kemudian nelayan setempat menemukan dan menolongnya – tentu saja ini setelah adegan mengeluarkan belatung yang cukup untuk membuat selera makan kalian menguap –
Quote:
11. Berkumpul bersama sang ayah, dan kembali ke Peru untuk meraih gelar Doctor
Setelah berkumpul kembali dengan sang ayah, Juliane memutuskan untuk kembali ke German dan mempelajari Biologi. Tidak lama setelah mendapatkan gelar PhD dari University Of Munich, Juliane memutuskan untuk kembali ke Peru dalam rangka pendidikan Doctoral nya dan juga penelitiannya tentang Kelelawar yang berhubungan dengan Mamalia
~
Demikian kisah dari solo survivor kita, Juliane Koepcke, terlepas dari kecelakan fatal yang dialami, pengalaman yang didapatkannya akan dipastikan membekas hingga akhir hidupnya
Dan bagi kita, selalu berhati-hati ketika hendak merencanakan perjalanan, jangan lupa berdoa, and stay safe, Godspeed us all
Thanks buat yang uda mau mampir di thread kali ini, jangan lupa koment, rate, dan cendolnya kalau boleh ya gan
Stay tune for another thread yak, and so loooonngggg
Sumber : Disini dan disantuy
Sumber Gambar : Google Pict