NegaraKITAAvatar border
TS
NegaraKITA
Istana : Gerakan Khilafah Mirip Ancaman Komunis
Spoiler for ilustrasi:


Sumur:

1. JPNN[Ketum PB HMI: Ormas Bertentangan dengan Pancasila Harus Dibubarkan]

2. Suara [Agum Gumelar Sebut Ancaman Pendiri Negara Khilafah Sama dengan Komunis]

3. CNN Indonesia [Seruan Khilafah Rizieq Shihab di Jantung FPI]

“Aku tidak mengatakan, bahwa aku menciptakan Pancasila. Apa yang kukerjakan hanyalah menggali jauh ke dalam bumi kami, tradisi-tradisi kami sendiri, dan aku menemukan lima butir mutiara yang indah." – Ir. Soekarno

Begitulah kutipan dari buku otobiografi Soekarno berjudul “Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat”. Kutipan tersebut menceritakan akan asal usul dari Pancasila. Pancasila merupakan kepribadian dari bangsa Indonesia sendiri. Ia adalah jati diri bangsa kita sejak dulu. Akan tetapi, jati diri bangsa kita mulai dibayang-bayangi oleh ideologi bernama khilafah yang bersumber dari radikalisme.

Pihak yang menginginkan khilafah berdiri di Indonesia telah terorganisir. Dulunya ada HTI yang secara terang-terangan inginkan sistem kekhilafahan. Mereka pada akhirnya menjadi organisasi yang terlarang. Akan tetapi, pemikiran akan khilafah ternyata tak serta merta mati bersamanya. Ia merasuki dan menjadi cita-cita lewat pemikiran radikalisme kelompok Islam kanan. Ia pun sempat menjadi agenda tersembunyi dari kelompok tersebut dan mendapatkan kendaraan politik saat Pemilu 2019 yakni pada Paslon oposisi Prabowo – Sandi. Kelompok tersebut adalah FPI, kelompok yang dipimpin Rizieq Shihab. “Siapa pun yang ingin memadamkan ajaran tentang khilafah, ajaran Islam, harus kita hadapi dengan tegar dan tegas, tanpa punya rasa takut sedikit pun kepada mereka,” seru Rizieq di tahun 2017 yang lalu.

Kepala BIN (Badan Intelijen Negara) Budi Gunawan kemungkinan besar telah mengetahui gerak-gerik dari kelompok radikal pro khilafah ini. Terlebih jabatannya sebagai kepala BIN membuatnya mampu mengetahui penyebaran radikalisme termasuk pada kelompok yang mendukung Prabowo di Pilpres 2019. Oleh karena itu ia bekerja dalam senyap dan bisa jadi telah berkomunikasi dengan Prabowo ihwal blok Islam kanan yang menungganginya di Pilpres 2019.

Oleh karena itulah mungkin saja Prabowo mau melakukan rekonsiliasi dengan Jokowi serta tidak memperdulikan suara Blok Islam kanan yang menganggapnya berkhianat. Bahkan ia membiarkan agenda Presiden Jokowi untuk tidak memperpanjang izin ormas FPI serta melarang organisasi tersebut ada di Indonesia. Pelarangan itu bisa terjadi karena secara ideologi, ormas FPI amat berbahaya demi keutuhan bangsa. Ormas FPI dinilai telah menjauhkan diri dari nilai-nilai Pancasila karena mereka berupaya menegakkan khilafah di Indonesia.

Namun, pemerintah harus lebih berhati-hati lagi. Pengentasan radikalisme tak cukup hanya lewat pelarangan organisasi pro khilafah. Apalagi bahaya laten radikalisme telah merasuk ke dalam berbagai sektor dan dapat dengan mudah mempengaruhi generasi muda Indonesia terutama pelajar. Oleh karena itu Ketum PB HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Saddam Al Jihad menyatakan agar kampus harus jauh dari ormas yang tak menganut ideologi Pancasila. "Generasi milenial harus menolak ajakan ormas yang bersifat mengadu domba dan memecah belah masyarakat, karena itu adalah ormas yang menjauhkan diri nya dari khittah kebangsaan yaitu ideologi Pancasila," kata Saddam.

Di tempat terpisah, Jenderal TNI Purn. Agum Gumelar juga merasa khawatir dengan adanya ancaman dari gerakan yang ingin menggantikan NKRI dan Pancasila. Ancaman tersebut adalah komunisme dan radikalisme.

"Tugas kita jauh lebih besar mengawal bangsa ini dari ancaman gerakan yang ingin mengganti NKRI dan Pancasila yang sekarang ini kita kenal ancaman dari ekstrim dan radikal itu ada dua. Pertama dari paham komunis. Kedua, adalah paham radikal agama yang ingin mendirikan negara khilafah," tutur Anggota Dewan Pertimbangan Presiden ini.

Keduanya merupakan paham yang ekstrim. Tapi, dewasa ini di Indonesia yang menjadi ancaman utama justru adalah radikalisme karena komunisme sudah pernah menjadi duri di Indonesia dan eksistensinya menjadi terlarang. Paham radikalisme menginginkan pendirian khilafah sesuai dengan apa yang FPI dan ormas Islam kanan inginkan. Maka, kita semua pun bisa ambil kesimpulan bahwa radikalisme tak ada bedanya dengan komunisme. Ia berniat menggeser Pancasila dari negeri ini.

davecchio
rizaradri
GoKiEeLaBieEzZ
GoKiEeLaBieEzZ dan 5 lainnya memberi reputasi
6
4.9K
104
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan