- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Ini Rupanya yang Picu Warga Korsel Kalap Boikot Produk Jepang


TS
dishfire
Ini Rupanya yang Picu Warga Korsel Kalap Boikot Produk Jepang
Jakarta, CNBC Indonesia - SPBU-SPBU di Korea Selatan (Korsel) menolak menjual bahan bakar ke mobil-mobil buatan Jepang. Ini merupakan dampak dari meningkatnya langkah pemboikotan produk Jepang di Korea Selatan, yang dipicu oleh ketegangan politik dan ekonomi.
Ketegangan antar kedua negara memuncak pada 1 Juli, ketika Jepang memberlakukan pembatasan ekspor terhadap tiga bahan kimia utama yang biasa digunakan oleh industri Korea Selatan untuk membuat semikonduktor dan layar display.
Langkah Jepang ini disebut dipicu oleh kasus pengadilan Korea Selatan akhir tahun lalu, yang memutuskan bahwa perusahaan pembuat baja terbesar Jepang, Nippon Steel, telah menjalankan kerja paksa terhadap warga Korea Selatan selama Perang Dunia II.
Pengadilan memutuskan bahwa Nippon Steel harus membayar kompensasi kepada beberapa warga Korea Selatan yang menjadi korban, yaitu sebesar sekitar US$ 89 ribu atau setara Rp 1,2 miliar (estimasi kurs Rp 14 ribu per dolar) per orang.
Mengutip Business Insider, Jepang juga dikabarkan berencana menghapuskan Korea Selatan dari daftar 'white list', yang memungkinkan sebuah negara mendapat lebih sedikit hambatan dalam perdagangan di negaranya.
Warga Korea Selatan sejak itu bersumpah untuk memboikot produk-produk Jepang dan meminta para operator pompa bensin untuk menghentikan pengisian bahan bakar mobil-mobil Jepang, The Korea Times melaporkan, Selasa (23/7/2019).
Beberapa pusat layanan otomotif juga telah membentuk aliansi untuk menolak melayani mobil Jepang, kata surat kabar itu. Namun, para pengamat mengatakan langkah itu akan lebih merugikan Korsel daripada pemerintah Jepang.
"Korban pom bensin yang menolak untuk mengisi mobil Jepang bukan pemerintah Jepang tetapi pemilik mobil," lapor The Korea Times, mengutip berita online Korea Selatan, E Today.
"Jika orang tidak menggunakan pom bensin, korbannya bukan pemerintah Jepang tetapi pemilik pompa bensin," tambahnya. Warga Korea Selatan juga membeli lebih sedikit bir Jepang, memesan lebih sedikit perjalanan ke Jepang, dan bahkan menolak menonton film Jepang.
Emart, pengecer terbesar Korea Selatan, mengatakan penjualan bir Jepang antara 1 hingga 18 Juli turun 30% secara year on year (YoY), The Hankyoreh melaporkan. (hoi/hoi)
Source article
Japan dan South Korea semakin panas saja ternyata..
Ketegangan antar kedua negara memuncak pada 1 Juli, ketika Jepang memberlakukan pembatasan ekspor terhadap tiga bahan kimia utama yang biasa digunakan oleh industri Korea Selatan untuk membuat semikonduktor dan layar display.
Langkah Jepang ini disebut dipicu oleh kasus pengadilan Korea Selatan akhir tahun lalu, yang memutuskan bahwa perusahaan pembuat baja terbesar Jepang, Nippon Steel, telah menjalankan kerja paksa terhadap warga Korea Selatan selama Perang Dunia II.
Pengadilan memutuskan bahwa Nippon Steel harus membayar kompensasi kepada beberapa warga Korea Selatan yang menjadi korban, yaitu sebesar sekitar US$ 89 ribu atau setara Rp 1,2 miliar (estimasi kurs Rp 14 ribu per dolar) per orang.
Mengutip Business Insider, Jepang juga dikabarkan berencana menghapuskan Korea Selatan dari daftar 'white list', yang memungkinkan sebuah negara mendapat lebih sedikit hambatan dalam perdagangan di negaranya.
Warga Korea Selatan sejak itu bersumpah untuk memboikot produk-produk Jepang dan meminta para operator pompa bensin untuk menghentikan pengisian bahan bakar mobil-mobil Jepang, The Korea Times melaporkan, Selasa (23/7/2019).
Beberapa pusat layanan otomotif juga telah membentuk aliansi untuk menolak melayani mobil Jepang, kata surat kabar itu. Namun, para pengamat mengatakan langkah itu akan lebih merugikan Korsel daripada pemerintah Jepang.
"Korban pom bensin yang menolak untuk mengisi mobil Jepang bukan pemerintah Jepang tetapi pemilik mobil," lapor The Korea Times, mengutip berita online Korea Selatan, E Today.
"Jika orang tidak menggunakan pom bensin, korbannya bukan pemerintah Jepang tetapi pemilik pompa bensin," tambahnya. Warga Korea Selatan juga membeli lebih sedikit bir Jepang, memesan lebih sedikit perjalanan ke Jepang, dan bahkan menolak menonton film Jepang.
Emart, pengecer terbesar Korea Selatan, mengatakan penjualan bir Jepang antara 1 hingga 18 Juli turun 30% secara year on year (YoY), The Hankyoreh melaporkan. (hoi/hoi)
Source article
Japan dan South Korea semakin panas saja ternyata..
Diubah oleh dishfire 26-07-2019 12:27






anasabila dan 3 lainnya memberi reputasi
4
2.1K
42


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan