Baru-baru ini, Ketua Umum sekaligus Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto mengadakan rapat pertemuan dengan para anggota Dewan Pembina Partai Gerindra di kediamannya, Hambalang, Bogor, Jawa Barat.

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, dalam rapat itu Prabowo tak menyinggung partnernya di Pilpres 2019, Sandiaga Salahuddin Uno.

Kemudian, dalam rapat juga tak membahas kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam, Rizieq Shihab.

Secara umum, Prabowo lebih membahas perihal internal partai dan pandangan dalam menghadapi kondisi global, nasional dan politik dalam fase mendatang.

Dengan demikian, nama Imam Besar FPI itu memang tak memiliki tempat lagi dalam konstelasi politik tanah air.

Buktinya, selain tak dibahas dalam pertemuan antara Jokowi dan Prabowo, namanya juga tak disebut dalam rapat internal Partai Gerindra.

Hal ini menegaskan bahwa posisi Rizieq Shihab memang tidak lagi menjadi prioritas bagi partai Gerindra, sejak PA 212 memutuskan untuk tak sejalan dengan Prabowo.

Kini, satu per satu pihak-pihak yang memiliki kepentingan tersendiri dan sebelumnya bersembunyi di belakang kubu 02 mulai terlihat menampakkan wujud aslinya.

Kubu 02 yang terlanjur membubarkan koalisinya, seperti sedang berjuang mempertahankan visi misi partainya masing-masing. Itulah bila koalisi hanya untuk merebut kekuasaan jangka pendek saja, bukan untuk kepentingan rakyat secara luas.

Dari pengalaman itu, kita bisa belajar bagaimana politik pragmatis dan oportunisme itu bekerja. Sayonara Gerindra, dan juga Sandiaga Uno serta Habib Rizieq Shihab.