Masa kecil adalah masa paling indah bagi sebagian besar orang, tak terkecuali saya. Masa kecil saya habiskan di sebuah desa di dekat jantung Kota Batu. Tinggal di pedesaan membuat saya akrab dengan berbagai permainan tradisional.
Berbagai permainan tradisional sangat akrab dengan keseharian saya kala itu. Sebagai pengisi waktu istirahat selama sekolah dan waktu luang ketika di rumah. Permainan tradisional menjadi pilihan terbaik karena saat itu kami tak mengenal gadget ataupun aneka mainan pabrikan.
Permainan tradisional ada banyak sekali. Ada yang bisa dimainkan secara berkelompok dan ada pula yang bisa dimainkan individu/berpasangan. Seringakali saya bersama kawan-kawan bermain secara berkelompok terdiri dari beberapa orang dilingkungan rumah. Jika gerombolan anak-anak sedang asik di rumah masing-masing maka saya dan sahabat saya sering bermain berdua.
Permainan yang bisa dimainkan secara berkelompok antra lain gerobak sodor, tekongan/jumpritan singit, lompat tali, engklek, dan masih banyak lagi. Sedangkan Permainan yang bisa dimainkan sendiri atau berdua seperti tebak gaya, permainan lagu, dakonan dan lain sebagainya.
Thread kali ini saya akan menuliskan beberapa permainan tradisional. Permainan yang sering saya mainkan kala itu secara berkelompok maupun sendiri. Simak dan baca hingga akhir ya Gan Sis...
1. Kreasi Permainan dari Tumbuhan:[/CENTER]
Quote:
a. Daun dan Batang Pohon Singkong

Foto: doktersehat.com
Siapa yang tak kenal tumbuhan singkong. Singkong dikenal dengan tanaman sejuta umat dan teman akrab rakyat jelata yang tinggal di pedesaan seperti saya.
Di tangan anak-anak kampung seperti saya dan kawan-kawan. Tanaman singkong bisa disulap jadi asesoris yang tidak dijual di toko manpun. Berupa kalung, gelang bahkan giwang.
Cara menyulap menjadi kalung:
1. Ambil daun singkong beserta batang yang kecil
2. Potong batang sepanjang 1-2cm menggunakan kuku (jangan sampai terlepas), sisakan sedikit serat kulit terluar dari batang.
3. Tarik kulit yang ada sepanjang 1 sd 2 cm.
4. Perlakukan sisi sebelah (sisa potongan) sama dengan langkah 2.
5. Potong-potong batang hingga sampai diujung (mendekati daun).
6. Kalung yang cantik siap dipakai
b. Sebulan (gelembung) dari dedaunan
Picture: she.id
Berbahan dasar daun
pribang(saya kurang paham nama aslinya) yang dihaluskan kemudian dicampur dengan sedikit sabun colek dan air. Kala itu, belum ada sabun pencuci piring merk
mamal*** apalagi
sunli*** seperti sekarang.
Alasan penambahan daun
pribang karena cairan lebih kental dan hasil gelembung yang awet dan susah meletus. Selain itu proses menghaluskan mencari dan menghaluskan daun pribang lumayan menyita waktu dan tenaga
Seingat saya seperti inilah daun pribang. Gan Sis ada yang tahu apa nama tumbuhan ini? Kalau tahu, bagi info dikolom komentar yah...
Picture: jualaprtemen.com
Anak sulung saya beberapa kali minta dibelikan mainan gelembung. Saya yang tengah malas mengeluarkan dana untuk beli mainan lagi menyarankan agar dia bikin sensiri denga bahan sabun cuci piring. Alhasil sepulang sekolah, ia anteng mengaduk-aduk perpaduan cairan sabun dengan air.
Lumayanlah, saya tak perlu keluar uang lagi

Tentunya dengan membuat gelembung sabun sendiri, anak saya jadi lebih kreatif. Siapa tahu nanti bisa bikin usaha kecil produksi cairan gelembung sabun anti meletus.
2. Bekelan dengan biji salak
Quote:
Picture: tokopedia.com
Jika musim buah salak tiba. Saya dan kawan-kawan suka mengumpulkan biji salak untuk dijadikan pengganti bola bekel. Biasanya jumlah salak yang kami gunakan ada 6 biji.
Cara bermain hampir sama seperti bola bekel. Hanya saja yang kami lemparkan ke atas bukan bola melainkan biji salak. Bedanya, semua biji salak mendapat giliran dilemparkan keatas dan tak boleh meyentuh tanah.
Selama biji salak yang dilempar masih mengudara, tangan kanan mengumpulkan biji salak yang berserakan di lantai. Mula-mula tiap kali melemparkan biji salak keatas, biji di lantai diambil satu persatu. Kemudian dua-dua, tiga-dua, empat satu dan kelima biji.
Permainan berakhir jika biji salak yang dilempar jatuh ke tanah. Selain itu pemain
game overjika gagal mengambil salak di lantai. Jika kedua hal itu terjadi maka tiba giliran lawan bermain. Siapa yang bisa menyelesaikan game hingga akhir, ia-lah pemenangnya.
3. Permainan Lagu
Quote:
Picture: kompasiana.com
Ada banyak permainan lagu jaman dulu. Mulai dari cublak-cublak suweng, pok ami-ami, dan lain sebagainya. Biasanya permainan ini dilakukan dua anak atau lebih. Selain bernyanyi, para pemain juga harus aktif menggerakkan kedua tangannya.
[CENTER][I]Pok pok pok dem dem dem
Ciwalang kaci kokok beluk
Siti nang kali
Bagong nang embong
Siti jaluk rabi diolehno kucing baong.
A Adi
B Bobi
C Cica
D Dodi
Roma Irama raja dangdut
Plakenthut plakenthut
Bapak ilang gowo petil
Obat gigi masuk
Lama-lama menjadi patung
Patungnya patung kuda
Kudanya kuda lumping
Lumpingnya lumping gajah
Gajahnya gajah mada
Madanya madarasah
Rasanya rasa kue
Kuenya kue mangkok
Mangkoknya mangkok bakso
Baksonya bakso solo
Solonya solo kothok
Saya sendiri masih suka memainkan permainan ini dengan kedua anak saya. Permainan ini secara tak langsung melatih anak berbicara beberapa kosa kata baru dan menuntut mereka untuk aktif bergerak.
Memainkan permainan ini dapat saya pastikan bahwa anak saya yang super aktif punya kegiatan positif untuk menyalurkan energi. Mereka sangat senang jika bermain permainan lagu ini. Tentunya sebagai orangtua saya pun ikut senang.
4. Masak-masakan.
Quote:
Picture: steemit
Tak seperti aneka mainan jaman sekarang yang sudah tersedia di toko. Alat masak yang saya gunakan jaman dulu bisa dikatakan benar-benar apa adanya. Kelebihan kami dengan anak sekarang adalah kami berani memasak menggunakan api yang sesungguhnya.
Media yang kami gunakan untuk memasak yakni beberapa batu bata, gerabah kendi kecil dan gerabah berbentuk kuali kecil. Batu bata tersebut ditata layaknya tungku dapur sedangkan gerabah kuali berfungsi penanak nasi. Sedangkan kendi berfingsi sebagai tempat minum.
Tentunya kertas-kertas dan buku sekolah yang sudah tak terpakai beserta kayu-kayu kering jadi sumber api kami kala itu. Tak kalah lucu, kami mengambil sedikit minyak tanah untuk berjaga-jaga kalau-kalau api kami gagal mengepul.
Mainan satu ini cukup berhasil menyita waktu libur kami kala itu. Mengolah nasi menjadi bubur dengan peralatan masak seadanya sudah cukup menyibukkan kami. Tak jarang api yang dinyalakan sering mati. Alhasil, bubur nasi yang kurang matang atau sayur bening dengan rasa apa adanya sudah siap untuk disantap.
Jangan tanya apakah kami lahap makan kala itu karena jawabannya "tidak". Bubur yang kami buat hanya masuk sesuap di mulut. Kemudian setelah selesai makan dan merasakan rasa keras, selera makan berkurang. Semua alat masak-masakan kami tinggalkan. Tentunya, kami tak lupa api mematikan dulu Gan Sis.
Hati-hati: bermain api bisa memicu kebakaran
Kalau zaman sekarang, anak-anak tak perlu ribet menata batu bata atau genteng sebagai tungku ya Gan Sis? Terlebih banyak mainan anak jaman sekarang yang sudah dijual di toko, khususnya set peralatan masak.
Harga dan kualitas pun bervariatif mulai dari yang paling mahal hingga paling murah. Set alat masak paling mahal biasanya berbahan dasar plastik kualitas bagus dengan ukuran alat masak sesuai ukuran asli. Sedangkan yang paling murah biasanya terbuat dari bahan kualitas rendah dengan ukuran mini.
Jika Agan Sista ingin menengok seperti apa set mainan masak-masakan mahal seperti apa?
Bisa dicek langsung di chanel youtub para youtuber cilik asing seperti Boram
Kalau saya pribadi lebih suka beli yang miniatur set alat masak karena murah. Lagipula anak saya belum bisa belajar tanggung jawab akan mainannya. Jadi tak jarang mainannya hjya bertahan dalam hitungan hari. Biasanya harga set mainan yang saya belikan bekisar Rp. 20.000- an keatas.
Nah, sudah dulu thread saya kali ini Gan Sis..
Terima kasih sudah menyimak hingga akhir
Suka
Ada kesalahan
