- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
WASPADA GROOMING, SALAH SATU MODUS KEJAHATAN SEKSUAL KEPADA ANAK


TS
danielldt
WASPADA GROOMING, SALAH SATU MODUS KEJAHATAN SEKSUAL KEPADA ANAK




Semangat Pagi... Pagi... Pagi...




Quote:

Hari ini Selasa, tanggal 23 Juli adalah Hari Anak Nasional, peringatan HAN dimaknai sebagai kepedulian seluruh bangsa Indonesia terhadap perlindungan anak Indonesia agar tumbuh dan berkembang secara optimal, dengan mendorong keluarga Indonesia menjadi lembaga pertama dan utama dalam memberikan perlindungan kepada anak, sehingga akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, ceria, berakhlak mulia dan cinta tanah air.
Melalui peringatan HAN diharapkan pemerintah dengan seluruh lapisan masyarakat dapat bersama-sama berpartisipasi secara aktif untuk meningkatkan kepedulian dalam menghormati, menghargai, dan menjamin hak-hak anak tanpa diskriminasi, dan memastikan segala hal yang terbaik untuk anak dalam pertumbuhan dan pekembangannya. Selain itu HAN harus dapat dijadikan momentum untuk meningkatkan kepedulian semua warga bangsa Indonesia, baik orang tua, keluarga, masyarakat, dunia usaha, media massa dan pemerintah terhadap pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak agar anak Indonesia yang berjumlah 79,6 juta pada tahun 2018 dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, sehingga menjadi generasi penerus yang berkualitas tinggi.
Dalam rangka Hari Anak Nasional 2019 ini, agar para orangtua dapat lebih waspada dan anak-anak kita bisa membentengi dirinya. Trit saya kali ini adalah WASPADA GROOMING, SALAH SATU MODUS KEJAHATAN SEKSUAL KEPADA ANAK .
Quote:

Foto Konfrensi Pers Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri
Senin, 22 Juli 2018, Bareskrim Polri melakukan konfrensi pers penangkapan pelaku pencabulan terhadap anak lewat media sosial Instagram (grooming) yang dilakukan oleh Subdit 1 Dittipidsiber Bareskrim Polri. Grooming adalah modus yang kini dipakai oleh pelaku kejahatan terhadap anak. Lantas apa dan bagaimana grooming dipraktikkan?
Tersangka berinisial TR (25), merupakan narapidana di salah satu lapas di JAWA TIMUR. TERSANGKA menggunakan akun palsu untuk mendapatkan foto ataupun video korbannya.
Pengungkapan kasus ini berawal dari laporan KPAI tentang adanya guru yang mengadu akun media sosialnya dipalsukan. Setelah melakukan penyelidikan, polisi mendapati akun guru tersebut dipalsukan tersangka.
Dalam aksinya, tersangka mengambil foto salah seorang guru di akun Instagram. Foto tersebut lalu digunakan untuk membuat akun baru yang mengatasnamakan guru tersebut. Lewat akun palsu itu tersangka meyakinkan korban untuk mengirimkan gambar telanjang, alat kelamin, dan didokumentasikan melalui video via direct message (alias pesan privat di medsos atau DM) atau WhatsApp (WA).
Hasil penelusuran Dittipidsiber Bareskrim Polri, didapatkan dalam akun e-mail-nya tersangka ada 1.300 foto dan video, semua anak tanpa busana. Yang sudah teridentifikasi ada 50 anak dengan identitas berbeda.
Modus Operandi yang dilakukan tersangka,
[ul]
[li]Mencari informasi di Instagram tentang calon korban dengan kata kunci kata SD, SMP dan SMA untuk menemukan akun guru dan anak terutama yang tidak di privat,.[/li]
[li]Membuat akun palsu seolah-olah ibu guru korban untuk mengelabui para korban.[/li]
[li]Membujuk korban agar mengirimkan foto dan video telanjang dengan dalih nilai dan terancam jelek jika menolak.[/li]
[li]Chat pribadi kepada korban melalui dm (direct messages) dan chat whatsapp sebagai sarana tersangka memberikan instruksi dan menerima konten pornografi dari korban. [/li]
[/ul]


Quote:
Quote:
Apa itu Grooming?
Merujuk pada definisi lembaga internasional Masyarakat untuk Pencegahan Kekejaman terhadap Anak-anak atau National Society for the Prevention of Cruelty to Children (NSPCC), grooming merupakan upaya yang dilakukan seseorang untuk membangun hubungan, kepercayaan, dan hubungan emosional dengan seorang anak atau remaja sehingga mereka dapat memanipulasi, mengeksploitasi, dan melecehkan mereka.
Anak-anak dan remaja yang menjadi korban grooming dapat mengalami pelecehan seksual, eksploitasi seksual atau bahkan perdagangan manusia.
Siapa pun dalam hal ini bisa menjadi seorang groomer (pelaku grooming). Tak peduli berapa usianya atau apa jenis kelaminnya. Bahkan seorang groomer bisa muncul dari dalam lingkungan keluarga sendiri. Proses grooming ini bisa dilakukan dalam waktu singkat atau lama. Tergantung bagaimana seorang groomer menjalankan aksinya. Seorang groomer yang berhasil akan mampu membangun sosoknya tampak berwibawa di hadapan korbannya.
Jenis hubungan yang dibangun oleh seorang groomer bisa beragam. Bisa sebagai seorang kekasih, mentor, atau figur yang diidolakan oleh sang anak. Platform yang digunakan oleh seorang groomer juga bermacam-macam, mulai situs media sosial, e-mail, WhatsApp, atau chat forum.
Anak-anak dan remaja bisa menjadi korban grooming secara online, secara langsung atau keduanya oleh orang asing atau orang yang dikenalnya. Bisa anggota keluarga, teman atau seseorang yang sudah mentarget mereka seperti seorang guru atau bahkan pelatih olahraga, Ketika anak-anak di grooming secara online, groomers biasanya menyembunyikan identitas pelaku dengan mengirimkan foto atau video orang lain. Kadang berpura-pura menjadi seseorang yg lebih muda dari calon korban, agar mendaptakan kepercaan dari teman sebaya. Pelaku mungkin menargetkan satu anak saja atau menghubungi banyak anak-anak sekaligus dan menunggu mereka merespon.

Quote:
Quote:
Tahapan Sexual Grooming terhadap Anak
Berikut adalah 6 Tahap Sexual Grooming terhadap Anak.
Quote:
Quote:
Tahap 1: Menargetkan Korban.
Pelaku pelecehan seksual anak biasanya mencari target korban dengan mengukur kerentanan anak, misalnya kerentanan emosional, anak yang terisolasi dan anak yang memiliki kepercayaan diri yang rendah. Biasanya anak-anak yang kurang pengawasan orang tua adalah target utama yang diincar karena sangat mudah untuk ditaklukkan..
Quote:
Quote:
Tahap 2: Mendapatkan Kepercayaan Korban.
Pelaku pelecehan seksual anak untuk memperoleh kepercayaan target korban dengan cara menonton dan mengumpulkan informasi tentang target korban anak, mengenal kebutuhan dan anak. Misalnya anak dijanjikan hadiah tertentu, dijanjikan diajak jalan-jalan atau lainnya. Biasanya anak-anak sangat mudah memberikan kepercayaan kepada mereka yang peduli, yang bisa diajak berbicara dan mengaku profesi tertentu yang dekat dengan anak, misalnya dokter.
Quote:
Quote:
Tahap 3: Mengisi Kebutuhan Korban.
Sekali pelaku pelecehan seksual anak bisa mengisi kebutuhan anak, anak akan merasa bahwa pelaku ini lebih penting dalam kehidupannya dan anak dapat menjadi idealis. Idealis berarti bahwa pelaku pelecehan anak inilah yang lebih mereka percayai dan orang tua yang tidak hadir membuat mereka makin percaya hal itu benar.
Hadiah, perhatian ekstra, dan kasih sayang pelaku pelecehan seksual anak dapat membedakan antara satu orang dewasa dengan orang dewasa lainnya di mata anak. Di sinilah pentingnya orang tua melihat perubahan-perubahan kecil dalam perilaku anak, terutama terkait dengan cara ia menggunakan perangkat. Tanyalah anak Anda dari siapa ia menerima permintaan video chatting dan siapa yang pernah menjanjikan kepadanya hadiah tertentu.
Quote:
Quote:
Tahap 4: Mengisolasi Anak.
Pelaku sexual grooming menggunakan hubungan khusus yang terus berkembang dengan anak untuk menciptakan situasi di mana mereka bisa berdua saja. Isolasi ini pada akhirnya akan lebih memperkuat hubungan khusus antara pelaku dengan anak. Biasanya dalam masa isolasi ini pelaku memberikan bimbingan dan pembinaan khusus kepada anak.
Hubungan istimewa ini kemudian lebih diperkuat ketika pelaku memupuk rasa pada anak bahwa ia dicintai atau dihargai dengan cara yang lain, tidak seperti yang orang tua mereka berikan. Di sini pelaku makin dalam memberikan hal yang berbeda dibandingkan orang tua. Misalnya orang tua yang kaku dan jarang bercanda dengan anak, membuat pelaku leluasa memberikan cerita lucu atau sesuatu yang menarik yang tidak pernah diberikan orang tua sebelumnya.
Quote:
Quote:
Tahap 5: Sexualizing Hubungan.
Pada tahap ini anak sudah mengalami ketergantungan emosional dan kepercayaan yang cukup sehingga pelaku semakin leluasa untuk mengeksploitasi anak secara seksual. Ekploitasi sesksual dapat terjadi dengan berbagai macam cara, misalnya melalui pembicaraan, gambar, video bahkan menciptakan situasi sendiri seperti pergi berenang bersama di mana pelaku dan korbannya telanjang. Pada tahap ini, pelaku mengeksploitasi rasa ingin tahu alami anak, menggunakan rasa stimulasi untuk memperdalam seksualitas dari hubungan tersebut.
Tahap ini sangat berbahaya jika terjadi. Orang tua karena kesibukannya, jarang sekali mengecek dengan siapa anak berenang, dengan siapa ia melakukan video chatting atau anak mengirimkan foto bagian genital mereka kepada orang lain tanpa orang tua pernah mengetahui.
Quote:
Quote:
Tahap 6: Mempertahankan Kontrol.
Setelah pelecehan seks terjadi, pelaku biasanya menjaga kerahasiaan dan menyalahkan anak untuk mempertahankan partisipasi anak dan dan membuat mereka tetap diam. Hal ini terutama karena aktivitas seksual dapat menyebabkan anak menarik diri dari hubungan. Tidak jarang pelaku melakukan ancaman tertentu agar anak terus berada dalam hubungan tersebut.
Anak-anak yang terjerat hubungan cenderung disalahkan pelaku dan diberikan ancaman agar tak mengakhiri mengakhiri hubungan. Selain itu ancaman diakhirinya kasih sayang atau materi yang selama ini diberikan membuat anak tak berkutik dan terpaksa untuk terus berada dalam hubungan. Anak tentu saja takut bila hubunga tersebut diekspos yang akan mempermalukan dan membuat mereka bahkan lebih tidak diinginkan.

Quote:
Quote:
Tips Pencegahan dan Penanganan Korban dan Pelaku Grooming
Tips pencegahan dan penanganan korban groomer atau pelaku online grooming bagi orangtua dan guru dengan KETAPELsebagai berikut:
[ul]
[li]Kontrol gadget anak untuk mengetahui aktivitasnya di medsos;[/li]
[li]Empati tumbuhkan kedekatan emosional, batasi diri dari gadget, luangkan waktu mendengarkan keluhan, pertanyaan dan membuka rahasianya; [/li]
[li]Tahan emosi saat mendengar cerita pahit atas peristiwa yang dialaminya;[/li]
[li]Amankan foto/video/percakapan (simpan/capture), no telpon/no WA, nama akun, email dan link url orang asing; [/li]
[li]Password gadgetnya dan privat akun medsosnya;[/li]
[li]Edukasi di rumah dan di sekolah tentang etika di medsos dan bijak berinternet: [/li]
[li]Lapor ke patrolisiber.id jika alami online grooming dan datang ke Unit PPA (Pelayanan Perempuan dan Anak) di Polres atau P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) jika mengalami kekerasan seksual.[/li]
[/ul]

Quote:
Saya danielldt , mengucapkan Selamat Hari Anak Nasional 2019 untuk seluruh anak-anak Indonesia di mana pun berada.
Himpun ilmu seluas kita bisa. Selalu semangat kejar mimpi kita dan lembutkan budi baik dengan amal ibadah.
Yuk kita sama-sama menjaga dan melindungi hak anak-anak Indonesia. Menjaga hak satu anak berarti melindungi masa depan bangsa Indonesia.
Bersama kita wujudkan Indonesia Layak Anak/ IDOLA tahun 2030.
#KitaAnakIndonesiaKitaGembira
#HAN2019
#HariAnakNasional2019
#MimpiAnakNegeri
#AkuTahuAkuMampu
#KemenPPPA
#IndonesiaLayakAnak
Himpun ilmu seluas kita bisa. Selalu semangat kejar mimpi kita dan lembutkan budi baik dengan amal ibadah.
Yuk kita sama-sama menjaga dan melindungi hak anak-anak Indonesia. Menjaga hak satu anak berarti melindungi masa depan bangsa Indonesia.
Bersama kita wujudkan Indonesia Layak Anak/ IDOLA tahun 2030.
#KitaAnakIndonesiaKitaGembira
#HAN2019
#HariAnakNasional2019
#MimpiAnakNegeri
#AkuTahuAkuMampu
#KemenPPPA
#IndonesiaLayakAnak








qiax dan 29 lainnya memberi reputasi
30
23.3K
Kutip
126
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan