- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Korban Kedua MOS SMA Taruna, Siswa Kritis Meninggal Dunia setelah 6 Hari Tak Sadar


TS
anarchy0001
Korban Kedua MOS SMA Taruna, Siswa Kritis Meninggal Dunia setelah 6 Hari Tak Sadar
Quote:
Korban Kedua MOS SMA Taruna, Siswa yang Kritis Meninggal Dunia setelah 6 Hari Tak Sadar
Sabtu, 20 Juli 2019 07:49


TRIBUNWOW. COM - Tak sadarkan diri selama enam hari, WJ (14), korban penganiayaan kakak pembina di SMA Taruna Palembang, saat Masa Orientasi Siswa (MOS) meninggal dunia, Jumat (19/7/2019).
WJ diketahui adalah korban kedua dari pelaku Obby Frisman Artakatu (24) setelah siswa lain yakni DBJ (14) juga meninggal dunia.
Dikutip TribunWow.com dari TribunSumsel.com, korban WJ meninggal dunia setelah kritis selama enam hari lamanya.
Kabar meninggalnya WJ tersebut dibenarkan oleh Firli, pengacara korban saat di rumah sakit PK Charitas Palembang.
Dijelaskan oleh Firli, korban WJ meninggal dunia sekitar 20.00 WIB.
"Iya benar, korban meninggal jam 20.00 WIB tadi," kata Firli, Jumat (19/7/2019).
Dari rumah sakit, jenazah siswa 14 tahun itu juga saat ini sudah berada di rumah duka di Jalan Pertanahan Kelurahan 16 Ulu Kecamatan SU II Palembang.
Dijelaskan oleh Firli, sejak dibawa ke rumah sakit, sampai korban meninggal dunia, WJ diketahui belum juga sadarkan diri.
"Dari dia masuk RS Charitas, sampai meninggal, WJ belum sadarkan diri. Bahkan setelah operasi, kondisi tetap menurun," katanya.
Diketahui sebelumnya, WJ dilarikan ke rumah sakit pada Sabtu (13/7/2019).
Suwito, orangtua korban, mengaku mendapatkan telepon dari sekolah, soal kabar anaknya dilarikan ke rumah sakit.
"Saya dapat telepon dari pihak sekolah katanya anak saya sakit panas tinggi dan sudah ada di rumah sakit Karya Asih Charitas," ujarnya Senin (15/7/2019).
Saat sampai di rumah sakit, Suwito sudah melihat sang anak di ruang IGD dan sedang mendapatkan perawatan dokter.
"Saat sampai di rumah sakit anak saya sudah di IGD tengah ditangani dokter. Ia tak sadarkan diri dan ngigau terus 'ampun komandan, jangan pukul lagi'," ujar Suwito.
Bahkan, setelah pemeriksaan, dokter menjelaskan bahwa korban WJ mengalami usus terlilit sehingga harus segera dioperasi.
"Saya lihat perut anak saya itu bengkak mba besar sekali. Jadi jam 9 malam itu langsung diambil tindak operasi dan selesai jam 12 malam hingga sekarang tak sadarkan diri," jelasnya.
Tak hanya itu, sekujur tubuh korban, juga mengalami luka lebam seperti bekas pukulan.
Diketahui, WJ adalah siswa SMA Taruna Palembang, yang menjalani MOS Semi militer di sekolah.
Kasus penganiayaan korban WJ terungkap, setelah siswa lain DBJ meninggal dunia lantaran penganiayaan yang dilakukan oleh pelaku Obby yang merupakan kakak pembina saat MOS tersebut.
Meski menjadi pembina, Obby diketahui bukan lulusan SMA Taruna.

"Ya saya tahu Obby itu bukan lulus Taruna pak, tapi memang dia membina di SMA Taruna kami," jelas DI, siswa kelas 3 SMA Taruna, Senin (15/7/2019).
Dijelaskan pula oleh DI, Obby juga diketahui merupakan pembina baru di SMA Taruna tersebut.
"Setahu saya mungkin baru seminggu Pak Obby itu jadi pembina di sini (SMA Taruna Palembang -red)," jelas DI dikutip dari Sripoku.com.
Kasus Penganiayaan DBJ
Kasus penganiayaan kakak pembina di SMA Taruna terungkap setelah korban DBJ (14) meninggal dunia Sabtu (13/7/2019).
Korban DBJ meninggal dunia saat sedang dalam perjalanan ke rumah sakit, setelah kondisinya menurun seusai mengikuti serangkaian acara MOS.
Sempat dikabarkan tewas lantaran kelelahan, hasil autopsi yang dilakukan kepolisian menunjukkan bahwa korban tewas lantaran benda tumpul dan penganiayaan.
Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Firli, menjelaskan bahwa ada 21 orang yang dimintai keterangan sebagai saksi atas kasus ini.
Dari keterangan saksi inilah, pelaku Obby kemudian ditetapkan menjadi tersangka.
"Keterangan saksi kita cocokkan dengan hasil forensik, ternyata memang ada luka benda tumpul di kepala sebelah kanan. Pelaku menganiaya korban dengan bambu buntu seperti ini," kata Firli dikutip dari Kompas.com, Senin (15/7/2019).
"Korban mengalami kelelahan ketika mengikuti kegiatan itu, sehingga membuat tersangka kesal dan menganiayanya," ujarnya.
Pelaku Obby, diduga memukuli korban menggunakan benda tumpul lantaran kesal intruksi yang diberikannya tak digubris oleh korban.
Dari hasil reka ulang yang digelar untuk menuntaskan kasus ini, awalnya korban DBJ sudah tampak kelelahan setelah berjalan kaki sejauh 8,7 kilometer dari Talang Jambe ke Sukabangun II.
Saat hampir sampai di sekolah, Obby yang merupakan kakak pembina, kemudian memberikan instruksi pada korban untuk merayap.

Namun, karena korban sudah kelelahan, ia membantah instruksi dari pelaku Obby.
Hal itu membuat pelaku marah dan memukul korban dengan bambu di bagian kepala.
Kesal dipukul dengan bambu, korban diketahui sempat mengeluarkan kata kasar pada pelaku.
Hal itu membuat pelaku marah hingga menarik baju korban dan membuatnya jatuh tersungkur ke aspal.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Palembang Kompol Yon Edi Winara, menjelaskan, motif pelaku menganiaya korban, lantaran kesal instruksinya tak dituruti.
"Motifnya berawal dari dia (tersangka) kesal, karena calon siswa ini malas-malasan begitu. Dia lakukan pemukulan dengan bambu," kata Yon, dikutip dari Kompas.com, Senin (15/7/2019).
"Hasil pemeriksaan, tersangka mengakui jika telah menganiaya korban. Tadi malam telah ditetapkan tersangka atas nama Obby," kata Yon.
Quote:


Turut berduka cita

Semoga mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan YME.
14 tahun umur yang masih muda, jalan panjang hilang akibat sebuat "masa pengenalan sekolah" semata.
Pergi sehat walafiat, pulang koma dan kini sudah tiada.
semoga tidak ada lagi kejadian ini kedepannya di semua sekolah di Indonesia.







jicho22 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
4K
Kutip
61
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan