- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Movies
10 masalah umum film solo MCU yang harus Black Widow hindari


TS
Hadiansyah97
10 masalah umum film solo MCU yang harus Black Widow hindari

Dilansir dari Cinemablend, setelah bertahun - tahun para fans memohon pada Marvel Studios untuk memberikan Natasha Romanoff film Solonya sendiri, akhirnya harapan itu terwujud dan film ini sedang dalam tahap produksi. Tetapi yang mengkhawatirkan adalah film ini ada tepat setelah karakternya dimatikan. Tapi setidaknya kita akan mendapatkannya.
Saat ini belum ada tanggal resmi perilisannya, tapi film ini ditargetkan tayang suatu hari di 2020 nanti, dan Kevin Feige sendiri mengatakan kalau film ini akan memulai bab selanjutnya dari MCU, yang mana sangat membuat exciting. Di masa lalu, film solo dalam sebuah franchise selalu memiliki masalah yang umum dan cenderung sama. Inilah masalah - masalah film solo MCU yang harus Black Window hindari.
Spoiler for 10.:
Kisah Origin yang Formulatif

Dilansir dari situs review film Avclub, kisah origin di semesta MCU selalu saja mengikuti formula yang terstruktur dan sangat kaku. Awalnya sih okelah, tapi kesini - kesini cerita dari film - film solo MCU semakin mudah ditebak dan jadi membosankan. Ada banyak sekali cara yang dapat dilakukan sebenarnya untuk menghindari hal seperti itu, yaitu dengan menerapkan penceritaan yang non-chronological seperti yang dilakukan Captain Marvel, yang langsung menempatkan kita ditengah - tengah cerita dan menyibak bagian awal dari kisah Carol Danvers sedikit demi sedikit yang dalam film itu dilakukan dengan alat penjelajah ingatannya Skrull. Tapi keseluruhan film origin MCU selalu jatuh ke formula awal tadi.
Untungnya, footage yang sudah beredar belakangan ini mengisyaratkan kalau Black Widow tidak akan terlalu menjadi film Origin, atau setidaknya tidak akan menjadi yang convensionalnya – jadi para filmmakers itu sepertinya sedang membuat perbaikan untuk memberikan kita gebrakan yang selama ini kita tunggu.

Dilansir dari situs review film Avclub, kisah origin di semesta MCU selalu saja mengikuti formula yang terstruktur dan sangat kaku. Awalnya sih okelah, tapi kesini - kesini cerita dari film - film solo MCU semakin mudah ditebak dan jadi membosankan. Ada banyak sekali cara yang dapat dilakukan sebenarnya untuk menghindari hal seperti itu, yaitu dengan menerapkan penceritaan yang non-chronological seperti yang dilakukan Captain Marvel, yang langsung menempatkan kita ditengah - tengah cerita dan menyibak bagian awal dari kisah Carol Danvers sedikit demi sedikit yang dalam film itu dilakukan dengan alat penjelajah ingatannya Skrull. Tapi keseluruhan film origin MCU selalu jatuh ke formula awal tadi.
Untungnya, footage yang sudah beredar belakangan ini mengisyaratkan kalau Black Widow tidak akan terlalu menjadi film Origin, atau setidaknya tidak akan menjadi yang convensionalnya – jadi para filmmakers itu sepertinya sedang membuat perbaikan untuk memberikan kita gebrakan yang selama ini kita tunggu.
Spoiler for 9.:
Terlalu fokus untuk mengaitkannya ke semesta atau film yang lebih besar

Dilansir dari TheGuardian.com, MCU mempunyai kecenderungan untuk berusaha (bahkan dengan cara yang menyebalkan) mengaitkan film - film solo mereka ke semesta atau film yang lebih besar. Menyenangkan memang melihat Falcon muncul dan bertarung dengan Ant-Man di markas Avengers atau saat Doctor Strange menolong Thor untuk menemukan ayahnya. Namun film jadi seolah tidak percaya diri dengan materi yang mereka punya dan langsung kehilangan kemandirian mereka yang statusnya film solo.
Film solo MCU paling sukses seperti Guardians of the Galaxy atau Captain America: The Winter Soldier hanya fokus pada penyampaian cerita karakter yang mereka punya dan memberikannya pada kita dengan penuh hormat. Cara terbaik untuk membuat Black Widow sukses adalah dengan membuat film ini simply film standalone.

Dilansir dari TheGuardian.com, MCU mempunyai kecenderungan untuk berusaha (bahkan dengan cara yang menyebalkan) mengaitkan film - film solo mereka ke semesta atau film yang lebih besar. Menyenangkan memang melihat Falcon muncul dan bertarung dengan Ant-Man di markas Avengers atau saat Doctor Strange menolong Thor untuk menemukan ayahnya. Namun film jadi seolah tidak percaya diri dengan materi yang mereka punya dan langsung kehilangan kemandirian mereka yang statusnya film solo.
Film solo MCU paling sukses seperti Guardians of the Galaxy atau Captain America: The Winter Soldier hanya fokus pada penyampaian cerita karakter yang mereka punya dan memberikannya pada kita dengan penuh hormat. Cara terbaik untuk membuat Black Widow sukses adalah dengan membuat film ini simply film standalone.
Spoiler for 8.:
Love Interest yang maksa banget

Masalah kebanyakan film solo MCU lainnya adalah adalah Marvel Studios kerap kali menjejalkan kita dengan Love interest yang beberapa kali hasilnya gagal. Memang mereka memiliki Love Interest yang menarik seperti Pepper Potts dan Hope Van Dyne, tapi pasti kita tidak ingin Black Widow memiliki Love Interest yang forgettabel seperti Jane Foster dan Christine Palmer.
Natasha Romanoff tidak memerlukan Love Interest, simply karena karakternya sendiri sudah sangat menarik belum lagi di film - film sebelumnya ia sudah memiliki Love interest dari yang ambigu seperti Steve Rogers dan Clint Burton, hingga yang paling intim seperti Bruce Banner.
Rumornya film ini akan menampilkan Punisher, hingga Bucky Barnes sebagai Love Interest dikarenakan komiknya yang menceritakan demikian, terlebih setelah kalimat yang dikatakan Natasha pada Bucky di Winter Soldier yang masih menjadi teka - teki. Tapi sungguh, menciptakan Love Interest pada karakter yang sangat menarik seperti Natasha Romanoff akan membuat karakter ini nampak lemah, dan kita sudah melihat itu di Alita: Battle Angel dimana Love Interest yang tidak menarik (dan Cheesy) membuat karakter yang sangat menarik menjadi kekurangan utama film itu.

Masalah kebanyakan film solo MCU lainnya adalah adalah Marvel Studios kerap kali menjejalkan kita dengan Love interest yang beberapa kali hasilnya gagal. Memang mereka memiliki Love Interest yang menarik seperti Pepper Potts dan Hope Van Dyne, tapi pasti kita tidak ingin Black Widow memiliki Love Interest yang forgettabel seperti Jane Foster dan Christine Palmer.
Natasha Romanoff tidak memerlukan Love Interest, simply karena karakternya sendiri sudah sangat menarik belum lagi di film - film sebelumnya ia sudah memiliki Love interest dari yang ambigu seperti Steve Rogers dan Clint Burton, hingga yang paling intim seperti Bruce Banner.
Rumornya film ini akan menampilkan Punisher, hingga Bucky Barnes sebagai Love Interest dikarenakan komiknya yang menceritakan demikian, terlebih setelah kalimat yang dikatakan Natasha pada Bucky di Winter Soldier yang masih menjadi teka - teki. Tapi sungguh, menciptakan Love Interest pada karakter yang sangat menarik seperti Natasha Romanoff akan membuat karakter ini nampak lemah, dan kita sudah melihat itu di Alita: Battle Angel dimana Love Interest yang tidak menarik (dan Cheesy) membuat karakter yang sangat menarik menjadi kekurangan utama film itu.
Spoiler for 7.:
Musical Score yang tidak memiliki ciri khas

Masalah besar yang dimiliki film solo MCU adalah belum adanya musical score yang memorable yang menjadi ciri khas setiap karakternya. Sang komposer biasanya hanya sedikit menggubah genre sang maestro Hans Zimmer di trilogi The Dark Knight atau simply mengedit dan menambahkan beberapa kunci nada di karya terkenal seperti scoring John Williams di seri Star Wars dan lainnya.
Film - film MCU juga nyaris tidak memiliki Original Soundtrack. Kalau saya tidak salah baru Black Panther yang memiliki Soundtrack khusunya sendiri yang di tangani oleh The Weeknd dan Kendrick Lammar.
Black Widow memiliki keuntungan karena karakter ini sudah wara - wiri sejak lama. Sehingga kita akan langsung terhubung dengan karakter ini bahkan di 5 menit pertama, jadi ia pasti sudah memiliki scoringnya sendiri. Sang komposer (yang belum diumumkan namanya) bisa membangun Scoring yang memorable dari itu dan membuat Natasha Romanoff memiliki scoring atau bahkan Soundtrack-nya sendiri.

Masalah besar yang dimiliki film solo MCU adalah belum adanya musical score yang memorable yang menjadi ciri khas setiap karakternya. Sang komposer biasanya hanya sedikit menggubah genre sang maestro Hans Zimmer di trilogi The Dark Knight atau simply mengedit dan menambahkan beberapa kunci nada di karya terkenal seperti scoring John Williams di seri Star Wars dan lainnya.
Film - film MCU juga nyaris tidak memiliki Original Soundtrack. Kalau saya tidak salah baru Black Panther yang memiliki Soundtrack khusunya sendiri yang di tangani oleh The Weeknd dan Kendrick Lammar.
Black Widow memiliki keuntungan karena karakter ini sudah wara - wiri sejak lama. Sehingga kita akan langsung terhubung dengan karakter ini bahkan di 5 menit pertama, jadi ia pasti sudah memiliki scoringnya sendiri. Sang komposer (yang belum diumumkan namanya) bisa membangun Scoring yang memorable dari itu dan membuat Natasha Romanoff memiliki scoring atau bahkan Soundtrack-nya sendiri.
Spoiler for 6.:
Cerita yang terlalu ringan

Sebgian besar fans mengkritik MCU untuk kisah - kisahnya yang cenderung ringan dan tak berbobot. Tapi jika melihat beberapa tahun belakangan kritikan itu tak ubahnya omong kosong apalagi sejak mereka mulai mengambil rute plot yang sulit entah itu keruntuhan S.H.I.E.L.D. atau Tony Stark menciptakan A.I yang memiliki kecerdasan yang radikal untuk mendominasi dunia atau Alien berwarna ungu yang mencoba merombak realitas. Masalah sebenarnya adalah jarang sekali cerita - cerita itu memiliki bobot.
Kehahancuran Asgard harusnya menjadi momen yang penting sekaligus emosional, tapi dikarenakan Thor: Ragnarok sedari awal adalah film komedi dan para karakter hanya membuat kehancuran Asgard sebagai lelucon and shrugged it off, scene itu jadi tidak memiliki bobot. Black Widow bisa mengubah tren ini dengan menyuntikkan scene - scene emosional yang berat ketimbang meng-undercutting nya dengan humor. Apalagi filmnya yang mungkin (atau pastinya) akan bertamakan spionase layaknya seri James Bond atau Mission Impossible.

Sebgian besar fans mengkritik MCU untuk kisah - kisahnya yang cenderung ringan dan tak berbobot. Tapi jika melihat beberapa tahun belakangan kritikan itu tak ubahnya omong kosong apalagi sejak mereka mulai mengambil rute plot yang sulit entah itu keruntuhan S.H.I.E.L.D. atau Tony Stark menciptakan A.I yang memiliki kecerdasan yang radikal untuk mendominasi dunia atau Alien berwarna ungu yang mencoba merombak realitas. Masalah sebenarnya adalah jarang sekali cerita - cerita itu memiliki bobot.
Kehahancuran Asgard harusnya menjadi momen yang penting sekaligus emosional, tapi dikarenakan Thor: Ragnarok sedari awal adalah film komedi dan para karakter hanya membuat kehancuran Asgard sebagai lelucon and shrugged it off, scene itu jadi tidak memiliki bobot. Black Widow bisa mengubah tren ini dengan menyuntikkan scene - scene emosional yang berat ketimbang meng-undercutting nya dengan humor. Apalagi filmnya yang mungkin (atau pastinya) akan bertamakan spionase layaknya seri James Bond atau Mission Impossible.
Spoiler for 5.:
Villain yang tidak menarik

Salah satu yang paaling dikeluhkan oleh fans terhadap MCU adalah Villain mereka yang rata - rata tidak menarik atau Forgettable. Saat semua Hero nya sangat fantastik, Villain mereka selalu di set hanya memiliki satu dimensi dan Forgettable. Entah itu terlalu tidak jelas seperti Ultron atau miskinnya karakterisasi seperti Yellowjacket (hayo di film apa coba?) atau simply karena mereka tidak manarik seperti Malekith.
Tentu saja diantara sampah - sampah itu, MCU juga memiliki Villain yang sangat bersinar seperti Thanos dan Killmonger, tapi apa cuma segitu yang mereka bisa tampilkan? Dengan rumor yang santer mengatakan kalau Villain di film Black Window ini adalah Taskmaster, villain favorit di komiknya, sang filmmaker memiliki keuntungan untuk menambahkan satu Villain terhebat ke MCU tanpa ditambahi - tambahi karakterisasinya seperti Thanos yang dalam komiknya begitu konyol.

Salah satu yang paaling dikeluhkan oleh fans terhadap MCU adalah Villain mereka yang rata - rata tidak menarik atau Forgettable. Saat semua Hero nya sangat fantastik, Villain mereka selalu di set hanya memiliki satu dimensi dan Forgettable. Entah itu terlalu tidak jelas seperti Ultron atau miskinnya karakterisasi seperti Yellowjacket (hayo di film apa coba?) atau simply karena mereka tidak manarik seperti Malekith.
Tentu saja diantara sampah - sampah itu, MCU juga memiliki Villain yang sangat bersinar seperti Thanos dan Killmonger, tapi apa cuma segitu yang mereka bisa tampilkan? Dengan rumor yang santer mengatakan kalau Villain di film Black Window ini adalah Taskmaster, villain favorit di komiknya, sang filmmaker memiliki keuntungan untuk menambahkan satu Villain terhebat ke MCU tanpa ditambahi - tambahi karakterisasinya seperti Thanos yang dalam komiknya begitu konyol.
Spoiler for 4.:
Mengorbankan visi sutradara

Dilansir dari Digitalspy, MCU kerap kali diberitakan sering mengorbankan visi kreatif dari sutradara - sutradaranya. Berita ini seringkali berakhir dengan sang sutradara mengundurkan diri dari projek yang sedang dikerjakannya dengan Marvel Studios. Namun berita - berita seringkali juga terbantahkan seperti saat James Gunn hingga Taika Waititi dengan terang - terangan menerapkan visi dan ciri khas mereka pada film Marvel yang sedang mereka kerjakan. Namun tetap saja berita yang mengatakan Marvel merekrut sutradara hanya untuk melakukan pekerjaannya dan bukan menerapkan visi mereka selalu saja muncul.
Namun yang kita lihat, MCU installment basically terlihat serupa, karena Marvel sekarang punya banyak uang, yang artinya, mereka punya lebih banyak kontrol akan film yang mereka miliki. Menariknya kali ini ialah Scarlett Johansson sendiri yang memilih Cate Shortland untuk mentutradarai film ini, jadi mari kita berharap Scarlett Johansson benar - benar memiliki kontrol kali ini untuk menentukan nasib film yang akan dibintanginya dengan sutradara yang ia pilih.

Dilansir dari Digitalspy, MCU kerap kali diberitakan sering mengorbankan visi kreatif dari sutradara - sutradaranya. Berita ini seringkali berakhir dengan sang sutradara mengundurkan diri dari projek yang sedang dikerjakannya dengan Marvel Studios. Namun berita - berita seringkali juga terbantahkan seperti saat James Gunn hingga Taika Waititi dengan terang - terangan menerapkan visi dan ciri khas mereka pada film Marvel yang sedang mereka kerjakan. Namun tetap saja berita yang mengatakan Marvel merekrut sutradara hanya untuk melakukan pekerjaannya dan bukan menerapkan visi mereka selalu saja muncul.
Namun yang kita lihat, MCU installment basically terlihat serupa, karena Marvel sekarang punya banyak uang, yang artinya, mereka punya lebih banyak kontrol akan film yang mereka miliki. Menariknya kali ini ialah Scarlett Johansson sendiri yang memilih Cate Shortland untuk mentutradarai film ini, jadi mari kita berharap Scarlett Johansson benar - benar memiliki kontrol kali ini untuk menentukan nasib film yang akan dibintanginya dengan sutradara yang ia pilih.
Spoiler for 3.:
Pakem film yang disamaratakan

Di Marvel Comics universe, ada banyak sekali cerita, mitologi, karakter, dan konspirasi, tapi jika dilihat, semua film MCU terlihat sama saja. Film - film itu umumnya mengikuti gaya film - film di fase pertama, tidak peduli seberapa besar Marvel berusaha berbeda dari segi tema dan genre yang diterapakn seperti di fase 3, tetapi tone cerita masih terasa familiar. Hanya Captain America: Winter Soldier yang berani menampilkan Tone yang sangat berbeda dari segi cerita genre maupun teknik pengambilan gambar yang digunakan. Sangking generic-nya, dilansir dari Huffpost, rencana untuk membuat Doctor Strange sebagai film MCU yang mengangkat tema Supranatural dengan sedikit bumbu Horor pun tak direalisasikan.
Dengan Black Widow, film Standalone sejati yang dalam artian film ini tidak akan mempengaruhi film - film MCU kedepannya (karena kita tau akhir hayat dari karakternya), ada keuntungan yang luar biasa disini, dimana mereka bisa membuat Black Window mempunyai sense dan feel yang unik.

Di Marvel Comics universe, ada banyak sekali cerita, mitologi, karakter, dan konspirasi, tapi jika dilihat, semua film MCU terlihat sama saja. Film - film itu umumnya mengikuti gaya film - film di fase pertama, tidak peduli seberapa besar Marvel berusaha berbeda dari segi tema dan genre yang diterapakn seperti di fase 3, tetapi tone cerita masih terasa familiar. Hanya Captain America: Winter Soldier yang berani menampilkan Tone yang sangat berbeda dari segi cerita genre maupun teknik pengambilan gambar yang digunakan. Sangking generic-nya, dilansir dari Huffpost, rencana untuk membuat Doctor Strange sebagai film MCU yang mengangkat tema Supranatural dengan sedikit bumbu Horor pun tak direalisasikan.
Dengan Black Widow, film Standalone sejati yang dalam artian film ini tidak akan mempengaruhi film - film MCU kedepannya (karena kita tau akhir hayat dari karakternya), ada keuntungan yang luar biasa disini, dimana mereka bisa membuat Black Window mempunyai sense dan feel yang unik.
Spoiler for 2.:
Humor yang berlebihan

Sejak Marvel mengetahui kalau para fans sangat suka kepada peran Robert Downey, Jr. Sebagai Tony Stark yang tak tergantikan serta komedi yang menyelamatkan Guardian of the Galaxy dari ketidakjelasan, MCU pun hingga kini menjadikan humor sebagai hal wajib yang harus ada di setiap filmnya (again, kecuali Winter Soldier).
Sekarang, Tak apa bagi para karakter MCU untuk jadi lucu bahkan konyol – dan hal ini sangat berhasil dalam hal karakterisasi untuk karakter macam Scott Lang dan Peter Parker. Tapi sekarang, setiap karakter selalu melempar lelucon entah itu lucu atau tidak, kadang di momen yang tepat kadang tidak, sehingga sekarang sangat sulit untuk menganggap film - film ini serius, karena karakternya sendiri tidak melakukan itu. Black Window bisa, dan harus, memuat beberapa humor, tapi film ini tidak perlu menggunakannya sebagai pilar utama.

Sejak Marvel mengetahui kalau para fans sangat suka kepada peran Robert Downey, Jr. Sebagai Tony Stark yang tak tergantikan serta komedi yang menyelamatkan Guardian of the Galaxy dari ketidakjelasan, MCU pun hingga kini menjadikan humor sebagai hal wajib yang harus ada di setiap filmnya (again, kecuali Winter Soldier).
Sekarang, Tak apa bagi para karakter MCU untuk jadi lucu bahkan konyol – dan hal ini sangat berhasil dalam hal karakterisasi untuk karakter macam Scott Lang dan Peter Parker. Tapi sekarang, setiap karakter selalu melempar lelucon entah itu lucu atau tidak, kadang di momen yang tepat kadang tidak, sehingga sekarang sangat sulit untuk menganggap film - film ini serius, karena karakternya sendiri tidak melakukan itu. Black Window bisa, dan harus, memuat beberapa humor, tapi film ini tidak perlu menggunakannya sebagai pilar utama.
Spoiler for 1.:
Bermain aman

Film - film di MCU jarang sekali dengan yang namanya mengambil resiko, karena Marvel perlu film - filmnya untuk se-hits mungkin. Dan itu sangat memalukan, karena ketika mereka mengambil resiko – seperti mematikan setengah dari karakter - karakternya dan memiliki cerita dimana sang Villain benar - benar berhasil dalam tujuannya – itu sangat sangat memuaskan.
Baru memberikan film Black Widow setelah satu dekade lamanya memberikan jaminan bahwa film ini pasti akan hitam, no matter what happens. Ditambah, tidak ada untungnya lagi mereka terus bermain aman. Kita sudah tau akhir riwayat dari karakter utamanya, saat kisah originnya baru akan disentuh. Jadi, untuk pertama kalinya di film solo, Marvel bisa mengambil resiko bahkan yang paling ekstrem.
Sumber: TheHollywoodreporter.com
Sumber: TheGuardian.com
Sumber: digitalspy.com

Film - film di MCU jarang sekali dengan yang namanya mengambil resiko, karena Marvel perlu film - filmnya untuk se-hits mungkin. Dan itu sangat memalukan, karena ketika mereka mengambil resiko – seperti mematikan setengah dari karakter - karakternya dan memiliki cerita dimana sang Villain benar - benar berhasil dalam tujuannya – itu sangat sangat memuaskan.
Baru memberikan film Black Widow setelah satu dekade lamanya memberikan jaminan bahwa film ini pasti akan hitam, no matter what happens. Ditambah, tidak ada untungnya lagi mereka terus bermain aman. Kita sudah tau akhir riwayat dari karakter utamanya, saat kisah originnya baru akan disentuh. Jadi, untuk pertama kalinya di film solo, Marvel bisa mengambil resiko bahkan yang paling ekstrem.
Sumber: TheHollywoodreporter.com
Sumber: TheGuardian.com
Sumber: digitalspy.com
Diubah oleh Hadiansyah97 18-07-2019 18:42






sulhanjauhari dan 16 lainnya memberi reputasi
17
16.3K
Kutip
104
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan