Pertemuan Presiden  Joko Widodo dengan Prabowo Subianto tidak menyenangkan semua pihak. Sebagian kelompok mengaku kecewa dan marah-marah atas pertemuan itu.

Hal itu dinilai wajar saja, sebab pertemuan antara Jokowi dan Prabowo itu membuat kelompok radikal tersudut.

Menurut pengamat Politik Rafif Pamenang Imawan, pertemuan itu memang membuat kelompok radikal kehilangan ruang untuk menggalang dukungan.

Selama ini, mereka tidak benar-benar mendukung Prabowo, melainkan hanya menjadikan kubu 02 itu sebagai kendaraan atau alat untuk melanggengkan agenda politik.

Perlu diketahui, kelompok radikal selalu mencari celah dalam semua momen politik. Mereka sellama ini berusaha menghasut pendukung Prabowo lainnya, mempolitisasi agama dan menggalang demonstrasi berjilid seolah-olah demi kepentingan Prabowo-Sandi.

Padahal tidak, mereka memiliki agenda lain untuk menyebarkan gagasannya dan memiliki agenda ideologisnya sendiri. Namun tidak disadari oleh pendukung Prabowo lainnya.

Beberapa tindakan tersebut juga dijadikan kedok untuk mendiskreditkan dan menjatuhkan pemerintahan Jokowi. Karena mereka sakit hati pergerakan kelompoknya jadi terbatas semenjak Jokowi memimpin.

Mereka itu geram dan berusaha memanfaatkan Prabowo sebagai alat untuk menjatuhkan Jokowi agar kembali mendapatkan ruang untuk mepancarkan agendanya mewujudkan negara Khilafah Islammiyah.

Namun, kini pasca pertemuan itu momentum kelompok radikal mendapat dukungan publik sudah hilang. Kita pun  sekarang juga sudah bisa membedakan mereka pasca pertemuan di atas.

Jangan beri ruang bagi kelompok radikal menguasai negara ini. Setuju?