Abang tukang bakso mari-mari sini, aku mau beli, satu mangkok saja 10.000 rupiah dan kelipatannya tergantung besar kecilnya bakso, jangan lipa yang banyak baksonya, harus pakai sambal, harus pakai caos, jangang lupa pakai kol, biar segar Bang. Bakso bulat seperti bola pingpong, kalau lewat membikin perut kosong. Jadi anak eh jangan duka boong, kalau boong di kasih kaos bolong. Ya bolong lah kalau nggak bolong nggak bisa dipakai dong. Oh ya yang penting Nggak boleh boong entar nggak dikasih bakso lho ....

Kalau Ane menikmati bakso, yang pertama Ane makan mie, sayur serta kuahnya, kalau itu udah habis, baru Ane makan baksonya dengan cara diiris kecil-kecil pakai sendoknya kemudian tambahkan sambal juga kecapnya, jadi bakso kering. Untuk sambal ane gak duka pedas, jadi kalau di jata cabe mahal nggak ngaruh. Betul nggak Gan?Ternyata oh ternyata anak Ane pas diperhatikan makan baksonya persis kaya ane, kuahnya dulu baksonya belakangan. Kok bisa sama ya Gan, padahal sumpah Ane gak ngajarin. Kenapa anak Ane jadi ngikutin cara makan Ane. Ya kembali ke fitrah anak. Karena anak adalah peniru ulung Makan silakan makan aja, jangan lupa baca bismillah, ya nggak Gan.