Kaskus

News

noldeforestasiAvatar border
TS
noldeforestasi
Ambisi Bulog Ekspor Beras Kandas

Ambisi Bulog Ekspor Beras Kandas


Masih lekat di ingatan kita, baru saja beberapa bulan lalu Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso atau akrab disapa Buwas dengan percaya dirinya menyatakan Indonesia sudah siap mengekspor beras.

Buwas menilai langkah menjual beras ke luar negeri perlu dilakukan untuk menghindari banjir produksi mengingat cadangan beras di gudang-gudang perseroan masih cukup besar. Ya, cadangan beras pemerintah (CBP) yang ada di gudang Bulog tercatat masih ada sekitar 2,1 juta ton. Sementara itu, target penyerapan beras dalam negeri tahun ini sekitar 1,8 juta ton sampai April 2019.

Dengan demikian, bukan hal yang aneh apabila Indonesia yang masih impor beras tiba-tiba melakukan ekspor ke beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Timor Leste.

Rencana Buwas ingin ekspor beras mendapatkan tanggapan dingin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Buatnya, ekspor beras bukan soal keren-kerenan. Ekpsor harus dapat dilakukan secara terus menerus alias kontinyu.

“Kalau bisa ekspor itu terus menerus, itu namanya baru bisa ekspor. Kalau cuma sekali, sekali peristiwa dia ekspor begini, sudah lah lupakan," katanya.

Kritik datang dari Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda yang bilang, beras yang ada di gudang Bulog lebih baik disimpan untuk mengantisipasi masa-masa paceklik, maupun kenaikan permintaan yang terjadi akibat gagal panen.

Pesimisme banyak pihak akhirnya kejadian juga. Buwas harus menelan kembali ludahnya sendiri. Wacana ekspor beras ditarik kembali alias batal!

Ambisi Bulog Ekspor Beras Kandas

Yang aneh adalah alasan dibalik pembatalan wacana tersebut. Ternyata harga beras di Indonesia lebih mahal ketimbang harga beras di pasar internasional. Oke, Buwas memang kelewat percaya diri ketika ngotot ingin impor beras. Atau mungkin ia ingin mencari exit strategy yang tercepat dari masalah kelebihan stok beras yang mangkrak di gudang-gudang penyimpanan.

Namun logikanya bagaimana mungkin ia memaksa ingin ekspor beras tanpa mengetahui atau setidaknya mencari tahu perbandingan harga beras di dalam negeri dengan rata-rata harga di pasar intenasional?

Tampak amatir sekali bukan? Bagaimana mungkin sosok sekelas direktur utama BUMN bisa luput dari hal sepenting itu?

Seperti yang ramai diberitakan, wacana ekspor beras harus dibatalkan karena ternyata harga pasaran beras di Indonesia lebih mahal ketimbang di pasar internasional.

Rata-rata harga beras internasional saat ini ada di level Rp6.200 per kilogram (kg). Sementara harga beras nasional dengan kualitas yang sama terpantau ada di kisaran Rp8.000 per kg. Artinya, ada selisih harga sebesar Rp1.800 untuk tiap kilogramnya. Tentu saja disparitas tersebut menjadikan beras Bulog tidak kuat bersaing di pasar internasional.

Sebagai perbandingan saja, harga internasional beras ekspor asal Thailand per 19 Juni 2019 menurut Data Food and Agriculture Organizations (FAO) tercatat sebesar US$436 per ton atau setara dengan Rp6,16 juta (kurs Rp 14.145). Artinya, harga beras ekspor Thailand sekitar Rp6.160 per kg. 

Buwas berdalih biaya yang lebih mahal tersebut disebabkan oleh pengolahan beras di dalam negeri yang masih konvensional.

Direktur Utama Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi mengatakan harga beras di Indonesia masih belum bisa menyaingi harga beras yang ditawarkan Thailand maupun Vietnam. Padahal, harga menjadi pertimbangan penting dalam proses jual beli komoditas, selain kualitas barang.

Ia bilang, untuk mengekspor beras harus dilakukan melalui pembenahan infrastruktur dari sisi produksi hingga setelah masa panen usai atau ada industrialisasi dalam bidang pertanian. "Baiknya dibuat 'corporate farming' dulu, jadi ada lahan khusus untuk ekspor ini. Produktivitas nanti bisa meningkat, misalnya sekarang 5-6 ton per hektar jadi 7-8 ton per hektar," jelas dia.

Ambisi Bulog Ekspor Beras Kandas

Beruntung, Kementerian Perdagangan (Kemendag) masih ingin membantu mencarikan pasar demi membantu Bulog. Sekretaris Jenderal Kemendag Karyanto Suprih bilang, pihaknya akan berusaha untuk membangun perundingan dengan negara-negara lain, agar bisa membuka pasar bagi ekspor beras Bulog.

"Kami akan lakukan upaya-upaya perundingan dengan negara-negara lain untuk membuka pasar," katanya.

Tolong Pak Buwas, lain kali sebelum bicara tolong dipikir panjang dahulu yaa.. Jangan terbawa emosi sesaat…



Acuan:


5 Fakta Di Balik Kandasnya Mimpi Bulog Ekspor Beras

Bulog Gagal Ekspor Beras Kemendag Carikan Pasar
0
2K
20
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan