INI memang keterlaluan. Nurjanah, 26, sama sekali tak ada empatinya pada suami yang sedang jadi urusan polisi. Bukannya menemani di polres, eh malah sibuk dengan urusan syahwat bersama lelaki lain. Dadang, 35, pun jadi emosi. Sekalian saja jadi urusan polisi, istrinya pun dibacok berkali-kali sampai luka parah.



Kata orang bijak, suksesnya seorang suami dalam berkarier, karena ada peran istri di dalamnya. Istri siap menemani dalam suka dan duka. Suami capek, siap memijit. Suami lapar, hidangan sudah tersedia di rumah. Suami haus habis bepergian, segelas es sirup telah disiapkan di meja. Apa lagi suami habis tugas luar kota berminggu-minggu, istri sementara tak perlu ngerumpi di tetangga. Sebab manakala suami minta “jatah” sewaktu-waktu, selalu ready stock.



Idealnya memang begitu. Tapi Ny. Nurjanah dari Palasah, Kabupaten Majalengka (Jabar) ini lain. Saat Dadang sibuk jadi urusan polisi karena terlibat kecelakaan lalulintas yang makan korban tewas, dia malah cari celah-celah untuk memanfaatkan peluang itu untuk bisa kencan dengan PIL-nya selama ini. Nah, suami cap apa yang tak marah diperlakukan seperti itu?



Pekerjaan Dadang memang mengemudikan truk. Belum lama ini truk yang dibawanya nabrak orang di Sumedang. Gara-gara urusan itu dia harus mondar-mandir Majalengka – Polres Sumedang agar kasusnya segera kelar. Memang tidak sampai ditahan, tapi sebentar-sebentar harus lapor ke Polres, sungguh pekerjaan yang melelahkan sekaligus membosankan.


Sopir truk macam Dadang ini memang sering tinggal di jalan, di rumah hanya temporer saja. Nurjanah sebagai istri yang masih muda nan enerjik, tentu saja sering kesepian. Untuk menghibur hidupnya yang sepi macam Koes Plus, Nurjanah mencoba cari PIL sendiri. Pemikirannya, pasti suami di luar juga nyeleweng. Sebab kalangan sopir kan punya motto: sopir bercinta, kenek menderita!



Begitulah kemudian yang terjadi, ketika tak ada “dongkrak” di rumah, Nurjanah mendapat “dongkrak” lain dari lelaki yang bukan kuwajibannya. Katanya, ini justru lebih seru, karena sensasinya segala. Bila suami ibaratnya “ikan asin”, tapi PIL ini laksana “ikan hias” yang ternyata gurih juga digoreng.


Biasanya nggoreng “ikan hias” paling dua minggu sekali, tergantung situasi dan kondisi. Tapi begitu suaminya sibuk mondar-mandir Majalengka – Sumedang PP, dia merasa dapat peluang emas. Begitu suami pergi, Nurjanah langsung begituan bersama PIL-nya. Apa lagi “dongkrak” tetangga itu model buaya, wih…..injek beberapa kali langsung naik itu barang!



Tapi Nurjanah karena keasyikan jadi lupa bahwa CCTV ada di mana-mana. Tetangga yang peduli lingkungan, diam-diam melapor pada Dadang bahwa di rumah istrinya begini-begitu, bla bla bla…… Tentu saja sopir truk ini terbakar cemburu. Tapi untungnya Dadang masih bisa menahan emosi, sehingga dia hanya cukup marah-marah tanpa tindakan eksekusi.



Agaknya punya PIL itu seperti main Pokemon Go, jadi lupa segalanya. Dadang jadi emosi ketika minta dimasakkan mie rebus, tak dikerjakan justru main HP-HP-an. Emosinya meledak. Langsung saja Nurjanah dibacok berkali-kali. Ketika bini dilarikan ke RS, dia menyerahkan diri ke polisi Polres Majalengka. Mungkin pikirnya, sekalian saja jadi urusan polisi.



Sekalian saja, biar nggak kebanyakan daun!



SUMBER