Mi Lidi adalah makanan ringan yang di jajakan oleh abang-abang di pinggir jalan, memang biasanya kalau penjual keliling terkenal dengan pakaian yang biasa. Bahkan identik dengan memakai topi lusuh untuk menghindari dari sengatan sinar matahari.

Namun hal yang berbeda di lakukan oleh Sutrisno sering disapa dengan panggilan Reno, ia berjualan dengan pakaian bak pegawai kantoran lengkap dengan dasinya. Dengan wajah yang lumayan dan tak lupa bau harum dari semprotan minyak wangi pun membuat sang pedagang terlihat rapih, bersih dan bergaya parlente. Harga Mi Lidi yang dijual pun cukup murah meriah ada yang seribu dan dua ribu rupiah.



Strategi marketingnya membuat sukses, banyak pembeli yang nyaman ketika membeli dagangannya karena di nilai lebih bersih pedagangnya maka tak heran sehari Reno bisa meraup keuntungan sebesar 150 ribu sampai 200 ribu. Biasanya ia berdagang di alun-alun pekalongan, tak jarang juga yang ingin mengajaknya berfoto karena hal ini dibilang unik.

Setidaknya ini salah satu langkah cerdas menjadi owner, berdagang itu sulit tapi untuk menjaga kualitas dan membuat produk nya laku di beli itu lebih sulit lagi, perlu strategi yang baik. Apakah akan banyak Reno-Reno baru ? Saya rasa itu tak masalah, pakaian rapih khas kantoran pun dan bekerja di gedung-gedung tinggi tapi selagi statusnya karyawan tetap saja nilainya masih pegawai, mengandalkan gaji hingga masa pensiun datang dibandingkan Reno yang menjadi Bos sekaligus pegawai dan bukan tak mungkin usahanya dapat berkembang.



Bahkan pendapatan bersih gaji kantoran pun bisa dibawah pedagang asongan, kenapa ? Sebab TS pernah merasakan berganti-ganti gedung tinggi di pusat Jakarta dan hasilnya dibawah Reno, maklumlah pegawai kecil selama gaji masih UMR dan belum menjadi direktur ya hasilnya sama saja. Akomodasi transport, makan, dan juga untuk rokok serta ngupi berapa pendapatan bersih agan ? Hampir setengah gaji, bandingkan dengan pedagang asongan kopi keliling di daerah pusat Jakarta, apalagi banyak babang gojek yang ngantri beli pendapatan bisa 150 ribu hingga 200 ribu waww.. dua kali lipat UMR Jakarta.

Apakah kamu ingin menjadi seperti Reno ? Saya rasa dengan tinggi nya ego masyarakat di kota besar jarang yang ingin seperti Reno, mereka lebih baik berada di dalam gedung tinggi berada di balik layar PC dan ada di tempat ber AC dengan gaya parlente walau hanya makan gaji dan dibilang karyawan yang penting nyaman, bisalah dikit-dikit korupsi waktu dengan wifi kantor. Toh masyarakat yang melihat mereka bekerja di perkantoran elite akan memandang stratanya juga lebih tinggi dibandingkan pedagang keliling. Lagi pula percuma sekolah tinggi-tinggi kalau ijazah hanya jadi penghias dinding rumah bukan ?



Nah bagaimana nih pendapat agan dan sista semua, silahkan komentar, beri TS cendol, follow, rate bintang 5, dan tentu juga jangan lupa share and like karena semua itu gratis !! 



c4punk@2019

Gambar google
referensi