Impor daging kerbau terbukti tidak efektif tekan harga daging sapi. Importansi daging kerbau yang dilakukan oleh Perum Bulog sebagai instrumen stabilisator harga daging di pasaran jutru berbuah blunder. Alih-alih menekan harga daging sapi, harga daging kerbau justru makin mahal dalam beberapa bulan terakhir.

Kebijakan impor daging kerbau terbukti tidak efektif menekan harga di pasar, terutama saat Ramadan dan Lebaran. Impor daging kerbau ini justru menimbulkan kendala tersendiri sebab harganya di pasar justru terkerek naik mengikuti daging sapi. Padahal, sejak dibuka impornya beberapa tahun lalu, tujuan utama adanya daging kerbau untuk mengintervensi harga daging sapi.

Anehnya, BUMN yang dipimpin Budi Waseso alias Buwas itu tetap saja kekeuh. Mereka berencana mendatangkan kembali 30 ribu ton daging kerbau asal India tahun inim demi memenuhi kebutuhan masyarakat akan daging. Realisasi impor daging kerbau saat ini telah mencapai 20 ribu ton, dari kuota 100 ribu ton yang diberikan pemerintah.

Republika

Direktur Pengadaan Perum Bulog Bachtiar berdalih, meski saat ini permintaan daging masih stabil pihaknya berupaya untuk menjaga agar konsumen dapat mengkonsumsi daging dengan harga terjangkau. Nantinya Bulog akan menjual daging kerbau kepada distributor sebesar Rp57.750 per kilogram (kg), sedangkan distributor menjual ke pasaran dan di level konsumen sebesar Rp80 ribu per kg.

Keputusan Bulog mendatangkan daging kerbau dari India sesungguhnya terbukti tidak efektif menekan harga daging di pasaran. Ketua Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana mengungkapkan, berdasarkan catatannya, harga daging kerbau beku sempat menembus Rp90 ribu per kg pada Ramadan dan Lebaran 2019.

Padahal idealnya harga daging kerbau kerbau diharapkan dapat bertengger di kisaran pada level Rp75 ribu per kg—Rp80 ribu per kg, guna mengendalikan harga daging sapi yang biasanya menembus Rp120 ribu per kg saat Ramadan dan Lebaran. Adapun berdasarkan data PIHPS, harga daging sapi sempat menembus Rp125 ribu per kg pada pekan pertama Juni 2019.


Bisnis