]Amerika Serikat (AS) dinilai mengganggu tatanan yang ada. Hal tersebut disampaikannya sebelum pertemuan KTT G-20 di Osaka selesai.

Ekonom Senior CSIS sekaligus mantan Menteri Perdagangan RI, Mari Elka Pangestu mengatakan saat ini semua mata tertuju pada AS. Negara Paman Sam tersebut dianggap mengambil sikap unilateral ditengah upaya negara-negara G-20 mengedepankan multilateral.

"Bagi kami yang melihatnya secara lebih besar, ini sangat mengganggu kerjasama antar negara," katanya saat wawancara dengan CNBC Indonesia.


Sejumlah pihak memang memperkirakan jika isu perang dagang ini masih akan terus berlanjut. Menurutnya, perang dagang memang tak hanya berpusat pada tarif dan defisit.

Lebih dari itu, ada hal lain yang membayangi perang dagang seperti Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), belum lagi persoalan teknologi yang juga mewakili perang dagang ini.

"Semua orang tidak memperkirakan (ada) kesepakatan. Walaupun ada penundaan isu ini akan berkepanjangan. Sebaiknya Indonesia harus bersiap dan mengambil sikap seperti apa," jelasnya.

Selain itu, dirinya menepis anggapan jika dalam pertemuan tingkat dunia ini hanya sekadar pertemuan biasa. Marie menceritakan pengalamannya saat menjabat sebagai Menteri Perdagangan RI, dan menghadiri acara yang sama.

"Banyak yang lemah G20 lemah, hanya ngomong-ngomong saja. kita harus lihat, ini 80 persen mewakili ekonomi dunia. Yang diharapkan hasilnya keputusan politis membawa dunia ke suatu arah," tuturnya.

Dia mencontohkan pada tahun 2008, dimana dunia dilanda resesi. Dalam KTT G-20 kala itu, akhirnya ada kesepakatan yang diambil, di mana setiap negara untuk melakukan stimulus, sebagai upaya mengatasi resesi.

Terbukti, cara ini berhasil dan bisa menyelamatkan kondisi kala itu. "Akhirnya tak masuk resesi terlalu dalam," imbuhnya      https://www.cnbcindonesia.com/market...a-antar-negara