Patut dicontoh sikap Atalia Praratya, istri Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, ini. Dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019 ini ia tidak meminta fasilitas dan prioritas sebagai keluarga pejabat. Ia ikut antre, berdesak-desakan, bersama masyarakat untuk mendaftarkan sekolah putrinya.



Camillia Laetitia Azzahra, putri bungsu Ridwan Kamil dan Atalia Praratya, bersama sang ibunda mendatangi SMAN 3 Bandung untuk mendaftar sekolah. Sesampainya di sekolah, Atalia Praratya mendapat nomor antrean 197, nomor yang cukup jauh. Padahal, ia dan anaknya berangkat dari rumah pukul 8 pagi. Saat itu sudah jam 11 dan nomor antrean yang dipanggil baru nomor 75.

"Cukup lelah sih, tapi nggak apa-apa demi pendidikan anak," kata Atalia kepada awak media yang mewawancarainya.

Atalia menceritakan pula kalau nilai ujian nasional Zahra, panggilan anaknya, cukup tinggi, 385. Ia pun berharap anaknya diterima di SMAN favorit yang berada di Jalan Belitung itu. SMAN 3 Bandung adalah pilihan pertama. Seandainya tidak diterima di SMAN 3, ia berharap anaknya diterima di SMAN 5 Bandung yang menjadi pilihan kedua.

"Ya, kalau dari nilai sih, kayanya bisa diterima. Tapi nggak tahulah, peminatnya juga sangat banyak," ujar Atalia.  

Wanita murah senyum ini juga mengatakan, jika putrinya tidak diterima di kedua sekolah negeri itu, ia sudah punya pilihan untuk anaknya itu melanjutkan ke sekolah swasta.

Bukan hanya persoalan antre yang harus diikuti keluarga orang nomor satu di bumi Parahyangan ini, aturan zonasi pun mereka ikuti. Sejak Ridwan Kamil dilantik sebagai Gubernur Jawa Barat, keluarga ini menempati rumah dinas di daerah Pakuan. Sementara SMP putrinya ketika mereka belum pindah berada di luar zonasi SMAN 3 dan SMAN 5. Karena itu, mereka memilih mendaftarkan anak ke SMAN 3 dan SMAN 5 melalui jalur mutasi. Jarak kediaman mereka di Pakuan dengan SMAN 3 dan SMAN 5 sendiri lebih dari 2 kilometer.



"Pasti banyak yang jarak rumahnya dengan sekolah lebih dekat dari kami. Kalau tidak diterima, ya nggak apa-apa. Itu memang sudah aturan," tambah Atalia.

Atalia menceritakan bahwa ia memang mendapat pesan khusus dari suaminya dalam mendaftarkan sekolah anaknya ini. Ridwan Kamil mewanti-wanti Atalia agar tidak menabrak aturan dan selalu mengikuti aturan dan prosedur yang berlaku bagi semua orang.

"Kang Emil tidak mau kami melanggar aturan. Dalam hal aturan, Kang Emil sangat tegas agar kami menaatinya. Tak boleh dilanggar sekecil apa pun. Sehingga apa pun yang berlaku bagi masyarakat, berlaku juga bagi kami. Karena itu, kami juga mengantre," tutup wanita berkerudung ini.

Sikap keluarga Gubernur Jawa Barat ini harusnya menjadi contoh bagi semua pejabat di negeri ini. Aturan dan ketentuan berlaku sama bagi semua. Berlaku bagi rakyat, berlaku pula bagi pejabat. Tanpa kecuali.


Referensi tulisan & sumber foto

Referensi tulisan

Referensi tulisan

Sumber foto