- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
3 Kebohongan ISIS Ini Bukti Kebodohan WNI yang Bergabung dengan ISIS


TS
djalanloeroes
3 Kebohongan ISIS Ini Bukti Kebodohan WNI yang Bergabung dengan ISIS
Banyak warga negara Indonesia (WNI) yang tergiur untuk bergabung dengan ISIS (The Islamic State in Iraq and Syria) atau Negara Islam Irak dan Suriah. Mereka sebelumnya percaya kalau ISIS adalah sebuah negara yang menjalankan kehidupan Islami sesuai syariat Islam. Dengan bergabung bersama ISIS, kebahagiaan di dunia dan akhirat alias di surga kelak akan diraih.
Kini diperkirakan ada ratusan WNI anggota ISIS yang berada di Irak dan Suriah. Namun, kini mereka menyesal karena telah bergabung dengan ISIS. Ternyata apa yang dijanjikan ISIS, semua bohong belaka, tak ada satu pun yang terbukti. Karenanya, mereka pun ingin kembali ke Indonesia.
Inilah pengakuan para WNI pro ISIS yang telah pulang ke Indonesia yang membuktikan kebohongan ISIS:
1. Sadis dan Jauh dari Nilai-Nilai Islam
Nurshanrina bergabung dengan ISIS pada 2017 lalu. Kemudian ia dipulangkan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme). Menurut Nurshandrina, perilaku ISIS sangat sadis. Kepala tentara lawan yang telah dieksekusi ISIS, dijadikan bola dan ditendang-tendang anak-anak di lapangan.
Mereka gampang memberi label kafir dan musyrik pada sesama anggota ISIS yang berbeda pendapat. Perkelahian antarsesama anggota menjadi kejadian sehari-hari. Pisau selalu digunakan dalam perkelahian.
Kaum wanitanya kerap bergosip dan bergunjing. Semua sangat jauh dari yang diajarkan Islam.
2. Tak Ada Surga di ISIS
Nur Dhania, remaja wanita berusia 15 tahun, bergabung dengan ISIS di Suriah pada 2015. Ia terpikat propaganda ISIS dari media sosial. Bersama keluarga besarnya yang berjumlah 26 orang, termasuk nenek dan paman-pamannya, ia berangkat ke Suriah untuk mencari surga yang dijanjikan ISIS.
Nur Dhania menyaksikan anak-anak dan perempuan dewasa ditempatkan di asrama yang sangat kotor. Mereka rata-rata tak saling mengenal. Perselisihan dan pencurian barang-barang kepunyaan mereka sering terjadi.
Yang lebih menyakitkan, para tentara ISIS selalu mendatangi Nur Dhania dan saudara-saudara perempuannya untuk mengajak menikah. Mereka selalu menolak.
3. Gila Nikah-Cerai
Ini cerita Joko yang bergabung dengan ISIS karena tertarik dengan janji kehidupan Islami dan pendidikan Islami yang bermutu serta gratis. Padahal, dia seorang pegawai negeri sipil di Batam yang secara ekonomi kehidupannya cukup baik.
Joko mengajak keluarganya ke Suriah. Di sana yang dia dapatkan bukan kehidupan Islami dan sekolah gratis, melainkan para kombatan ISIS yang gila nikah.
Para kombatan ISIS selalu mendatangi Joko untuk menanyakan anak perempuannya yang masih kecil kapan dapat haidnya. Jika sudah menstruasi, para kombatan itu akan memperistrinya.
Joko melihat para pemberontak ISIS yang hanya memikirkan harta rampasan perang dan wanita. Mereka mengistilahkannya “jihad nikah”. Kebanyakan mereka menikah minimal empat kali, kemudian bercerai dan menikah lagi. Semua difasilitasi ISIS.
Referensi tulisan 1
Referensi tulisan 2
Sumber foto
Spoiler for WNI ISIS:
Kini diperkirakan ada ratusan WNI anggota ISIS yang berada di Irak dan Suriah. Namun, kini mereka menyesal karena telah bergabung dengan ISIS. Ternyata apa yang dijanjikan ISIS, semua bohong belaka, tak ada satu pun yang terbukti. Karenanya, mereka pun ingin kembali ke Indonesia.
Inilah pengakuan para WNI pro ISIS yang telah pulang ke Indonesia yang membuktikan kebohongan ISIS:
1. Sadis dan Jauh dari Nilai-Nilai Islam
Nurshanrina bergabung dengan ISIS pada 2017 lalu. Kemudian ia dipulangkan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme). Menurut Nurshandrina, perilaku ISIS sangat sadis. Kepala tentara lawan yang telah dieksekusi ISIS, dijadikan bola dan ditendang-tendang anak-anak di lapangan.
Mereka gampang memberi label kafir dan musyrik pada sesama anggota ISIS yang berbeda pendapat. Perkelahian antarsesama anggota menjadi kejadian sehari-hari. Pisau selalu digunakan dalam perkelahian.
Kaum wanitanya kerap bergosip dan bergunjing. Semua sangat jauh dari yang diajarkan Islam.
2. Tak Ada Surga di ISIS
Nur Dhania, remaja wanita berusia 15 tahun, bergabung dengan ISIS di Suriah pada 2015. Ia terpikat propaganda ISIS dari media sosial. Bersama keluarga besarnya yang berjumlah 26 orang, termasuk nenek dan paman-pamannya, ia berangkat ke Suriah untuk mencari surga yang dijanjikan ISIS.
Nur Dhania menyaksikan anak-anak dan perempuan dewasa ditempatkan di asrama yang sangat kotor. Mereka rata-rata tak saling mengenal. Perselisihan dan pencurian barang-barang kepunyaan mereka sering terjadi.
Yang lebih menyakitkan, para tentara ISIS selalu mendatangi Nur Dhania dan saudara-saudara perempuannya untuk mengajak menikah. Mereka selalu menolak.
3. Gila Nikah-Cerai
Ini cerita Joko yang bergabung dengan ISIS karena tertarik dengan janji kehidupan Islami dan pendidikan Islami yang bermutu serta gratis. Padahal, dia seorang pegawai negeri sipil di Batam yang secara ekonomi kehidupannya cukup baik.
Joko mengajak keluarganya ke Suriah. Di sana yang dia dapatkan bukan kehidupan Islami dan sekolah gratis, melainkan para kombatan ISIS yang gila nikah.
Para kombatan ISIS selalu mendatangi Joko untuk menanyakan anak perempuannya yang masih kecil kapan dapat haidnya. Jika sudah menstruasi, para kombatan itu akan memperistrinya.
Joko melihat para pemberontak ISIS yang hanya memikirkan harta rampasan perang dan wanita. Mereka mengistilahkannya “jihad nikah”. Kebanyakan mereka menikah minimal empat kali, kemudian bercerai dan menikah lagi. Semua difasilitasi ISIS.
Referensi tulisan 1
Referensi tulisan 2
Sumber foto
Diubah oleh djalanloeroes 06-02-2020 08:26






Abc..Z dan 4 lainnya memberi reputasi
5
9.1K
47


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan