Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

RaeinnAvatar border
TS
Raeinn
Maaf, Aku Mencintai Kekasihmu


Quote:


Sebuah percakapan singkat sesampainya kami di warung makan.
Belum puas rasanya aku memandangi wajahnya. Belum puas rasanya aku menyembuhkan rindu di dadaku yang sudah sekian lama menggebu.

Aku hanya duduk melamum, menunggunya kembali, hingga tak terasa sudah setengah jam aku menunggu. Namun, dirinya tak juga kembali menemuiku.

Aku mencoba menghubunginya. Tapi nihil, telpon dariku tak juga dijawabnya. Aku mulai gelisah, teringat beberapa kejadian yang selalu menimpaku saat bersamanya.

Teringat, saat kami sedang makan berdua juga. Saat aku lagi asik-asiknya tertawa, aku harus membekap mulutku sendiri. Memaksa mulutku agar tak bersuara meski hanya sekecil suara deru napas. Hanya karena, kekasihnya menelpon.

Bukankah konyol, saat bersamaku dia bisa kapan saja mengangkat telpon dari kekasihnya, bahkan aku harus menyembuyikan diri, meski yang nampak hanya suara saja. Namun, saat bersamanya dia harus diam-diam, hanya untuk mengangkat telpon dariku.

Bukankah ini tidak adil. Saat bersamaku dia bisa kapan saja pergi untuk menemui kekasihnya itu, meninggalkanku bahkan tanpa sepatah katapun. Namun, saat bersama kekasihnya, bahkan disaat aku begitu membutuhkannya, meski dia mempunyai beribu alasan untuk menemuiku, tak akan dia lakukan.

Bukankah, aku juga kekasihnya. Lalu, mengapa begitu berbeda rasanya. Apa, hanya karena, aku yang kedua berlabuh di hatinya. Lalu kehadiranku hanya dianggap sebagai pengisi waktu kosongnya saja.

Aku mulai menyerah, menunggunya. Ketika perutku terus berbunyi mengemis makanan padaku. Meski kunikmati bersama kesedihan, bukankah tidak adil, jika harus kuhukum tubuhku hanya demi rasa sakit hatiku.

Semuanya usai, ketika aku pulang menuju kos. Aku melihatnya, sedang duduk sendiri, tanpa berpikir panjang, aku langsung berlari menemuinya. Namun, sungguh tekejut, ketika kulihat ternyata dia tak sendiri. Ada kekasihnya yang juga sedang duduk di sampingnya. Aku, hanya bisa berdiri mematung, mencoba mempersembahkan senyum termanisku.

Quote:


Aku hanya tersenyum miris, ketika tanpa beban dia memperkenalkan Hanif padaku, sebagai kekasihnya. Namun, dengan canggung memperkenalkanku pada Hanif dengan berpikir panjang, yang berakhir dengan kebohongan.

Quote:


Apakah salah, jika disaat seperti ini, aku berharap Ryan berlari mengejarku. Menenangkan hatiku yang sedang berkecamuk.

Nyatanya, semua itu hanyalah sebuah harapan. Aku berlalu, dan mereka kembali bermesraan. Tanpa peduli terhadapku.

Mengapa, cinta itu begitu menyiksa. Apakah salah, diriku jatuh cinta pada seorang yang telah memiliki kekasih. Apakah aku jahat, berharap memiliki kekasih orang lain. Lalu, mengapa aku yang terus tersiksa karenanya.

Aku bukannya ingin menyerah, tapi suatu saat aku memang harus pergi. Mengembalikan sesuatu pada tempat yang seharusnya. Biarlah, malam ini menjadi kebahagian sekaligus kesedihanku.

Terima kasih, karena telah mengizikanku merasakan cinta bersamamu, meski itu sakit.

Dan maaf, karena diriku telah mencintai kekasihmu.

Bersambung...
Diubah oleh Raeinn 13-07-2019 01:20
trifatoyah
anasabila
erina79purba
erina79purba dan 15 lainnya memberi reputasi
16
2.5K
61
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan