Kaskus

News

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

luko.belitaAvatar border
TS
luko.belita
Dilanda Hujan, Jalanan Di Kota Medan Seperti ‘Wahana Air’
Dilanda Hujan, Jalanan Di Kota Medan Seperti ‘Wahana Air’
Sejumlah kendaraan melintas di genangan air di Jalan Gatot Subroto Medan, Rabu (19/6/2019) malam. Sumutcyber/SC03

Sumutcyber.com, Medan – Dilanda hujan dua jam lebih, jalan kota Medan seperti wahana air. Hampir di setiap jalan di ibukota provinsi bermartabat tersebut digenangi air setinggi betis orang dewasa. Alhasil, sebagian kendaraan yang melintas mogok.

Seperti di Jalan Gatot Subroto Medan. Mulai Simpang empat Pasar Seikambing, puluhan kendaraan mogok karena melintas di lokasi banjir tersebut. Akibatnya kemacetan panjang terjadi hingga sampai simpang empat Jalan Ayahanda Medan.

Berdasarkan data dari Badam Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan, beberapa lokasi yang saat ini sedang mengalami kemacetan dan banjir, yakni Jalan Dr Mansyur, Simpang Jalan Kapten Muslim, seputaran Jalan Asrama, Jalan Wahid Hasyim. Selain itu, seputaran Tanjung Morawa hingga Marendal saat ini juga terpantau macet.

“Medan seperti wahana air kalau sudah siap hujan. Macet di mana-mana, kasihan tadi ambulance mau melintas pun terjebak macet. Semrawut kali,” keluh Boru Saragih warga Darussalam.

Sebelumnya, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi memimpin rapat penanggulangan banjir di Kota Medan bersama Pemerintah Kota (Pemko) Medan dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II, Ditjen Sumber Daya Air, dan Kementerian PUPR, di Ruang Rapat Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro, Nomor 30, Medan, Rabu (19/6).

Dalam rapat tersebut, Gubernur menyampaikan program Medan Menuju Bebas Banjir 2022 harus terwujud. “Harus bisa diwujudkan program Medan Menuju Bebas Banjir 2022. Mari kita kerja sama untuk merperbaikinya. Maaf bila saya memaksakan kehendak, tapi ini bukan untuk saya, untuk kepentingan rakyat Sumut. Kasihan rakyat kita, sudah bertahun-tahun merasakan banjir,” ucap Gubernur memulai rapat.

Gubernur berpesan, agar BWS dan Pemko Medan jangan bekerja sendiri-sendiri. “Kalian jangan main sendiri sendiri. BWS dikirim dari jakarta untuk mengkoordinir ini, kalau Pemko Medan main sendiri, BWS main sendiri, tak akan selesai masalah banjir ini. Apa pun alasanya, ini harus kita kerjakan dengan serius,” tegas Edy Rahmayadi.

Nantinya bila diperlukan pembebasan lahan, Edy menegaskan, pemerintah harus membayar sesuai harga. “Kurangi dampak yang membuat rakyat rugi, besok saya mau bertemu camat atau lurah di daerah sekitaran sungai yang akan dinormalisasi. Kalau memang harus dilakukan pembebasan lahan, kita harus bayarkan sesuai harganya,” tambah Edy. (SC03)

https://sumutcyber.com/news/umum/dil...ti-wahana-air/
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

lampu2 lalu lintas juga pada padam semua, gegara banjir tadi

Tadi ada monet di belakang yang nyanyi "danau toba pindah ke medan"

Sudah pusing suara klakson, seandainya dia nyanyi di samping ane, biar tak benemin pala dia di air, dan suara nyanyiannya berubah jadi suara blebb blubb blebb blebb..........

Drainase sebagus apapun, mau insiyur dari jerman kek, ameriki kek, ksa kek, jepang kek, kalau sungai nya tersumbat fefek melayu petak kali deli, yah percuma jua, kecuali kalau drainasenya bisa alirin air hujan langsung kembali ke langit, bypas sungai taik deli emoticon-Ngakak (S)


Dilanda Hujan, Jalanan Di Kota Medan Seperti ‘Wahana Air’

Dilanda Hujan, Jalanan Di Kota Medan Seperti ‘Wahana Air’


Sebenarnya minggu lalu ane sudah niat pensiun posting berita medan city, ane pikir mau diposting sebanyak apapun, toh juga tidak ada perubahan, medan sudah hopeless, tidak ada harapan, tinggal menunggu waktu untuk musnah total

Tapi ada 2 kejadian langka yang terjadi pada satu malam yang membuat ane urung niat pensiun

Malam waktu cari makan, ane jalan di dekat jalan asia, entah jalan logam atau jalan tembaga yah namanya, waktu lagi jalan2 santai, ada gerombolan bocah2 cilik ribut2 di tepi jalan, pakaian lusuh2 semua kaya bocah tukang semir sepatu

Ada yang saling bentak

Bocah 1 : APA ?!!

Bocah 2 : APA ?!!

Bocah 1 : APA ?!!

Bocah 2 : APA ?!!

Bocah 1 : APA kau, sampah masyarakat !!

Terus bocah 1 tonjok muka bocah 2, saat bocah 2 mau balas, tiba2 bocah lain maju dan dorong bocah 2 hingga jatuh

Bocah 3 : ini anak kali, bang, gara2 dia, tiap hujan, rumah kita selalu banjir, waktu perbaiki rumah karena banjir, datang abang dia meras duit pasir ke bapak ku (ane ga tau apa yang dimaksud "duit pasir", ane asumsi duit palak SPSI ke rumah yang renovasi karena rusak akibat banjir)

Bocah 1 menoleh ke bocah 3, sambil ngemeng : Bapak dia kan yang mintak2 duit parkir di sini, sampah masyarakat

Ane terkejut dengar omongan bocah2 cilik kecil, sama terkejutnya waktu ane denger sopir ojol lulusan sma yang ngemeng kalau mau indonesia aman, maka cendana musti dimiskinkan total beberapa hari yang lampau

Biasanya kalau bocah2 cilik medan ribut2, apalagi yang pakaiannya gembel2 lusuh, paling cuma kata "K0nt0l", "anj3ng", "p3p3k" yang bersahut sahutan tiada henti, baru kali ini ada bocah2 cilik medan yang pakai kata "sampah masyarakat"


Trus waktu di rumah, ane iseng browsing berita2 medan, ane waktu pilih2 link result, ane salah pencet link, soalnya mouse ane tombol dan roda scrollnya sudah macet2, kadang musti klik 2 kali baru kena klik, dan scrolling agak lag,entah karena laptop juga sudah tuir

Mau klik tribun gotham, ke klik pula link blog (salah satu tipe site yang paling ane benci, isinya hampir semua omong kosong)

Masuk ke laman blog, ada foto penulis blog, alay krudungan dengan tampang menjemukan (Cantik kaga, jelek juga kaga, wajah dengan nuansa majalah jadul tahun 70 an gitu), haduuuh, paling cuma ujaran kebencian, wuwuwowowiwiwewe gombel,pilpres,mk dan sejenisnya (begitu prasangka ane awalnya)

Dan kembali ane terkejut, waktu baca tulisan di blog itu

Ditulis kira2 seperti begini

"Kalau sumut banyak gunung,banyak lembah, medan banyak sungai,itu namanya takdir"

"Kalau medan banyak trotoar rusak, banjir, preman, begal, jambret, itu namanya nasib"

"Para pemimpin kita di medan, yang sering bawa2 nama agama, semuanya gila takdir, entah karena mereka memang tidak bisa membedakan takdir dengan nasib, atau memang dengan sengaja supaya kita menerima nasib sebagai takdir"

"Takdir di tangan Allah, Nasib di tangan manusia"

Sesudah merenung akan dua kebetulan yang terjadi dalam satu malam itu, ane mengurungkan niat pensiun, ternyata kota medan tidak se hopeless yang ane perkirakan

Hanya karena ane tidak melihat cukup banyak orang berpikiran logis di medan, bukan berarti jumlah mereka tidak banyak

Apakah jumlah orang di medan yang sadar kalau sampah masyarakat di kampung2 bantaran sei taik deli, adalah sumber penderitaan semua warga medan, sumber bencana banjir, sumber premanisme, sumber begal, sumber jambret, sumber narkoba selama 3 generasi turun temurun dari zaman orba, cukup banyak ?



“The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing.”
jacobvsevil
begu.ganjang.13
muka.petak
muka.petak dan 13 lainnya memberi reputasi
14
3K
29
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan