Canggih! AI Kini Mampu Membuat Musik Yang Lebih 'Berjiwa' Dibanding Manusia

Beranda
Komunitas
Entertainment
The Lounge
Canggih! AI Kini Mampu Membuat Musik Yang Lebih 'Berjiwa' Dibanding Manusia

aldwin160

19-06-2019 13:58

Canggih! AI Kini Mampu Membuat Musik Yang Lebih 'Berjiwa' Dibanding Manusia

David Cope adalah Profesor Musikologi dari Universitas California di Santa Cruz. Dia adalah salah satu figur paling kontroversial di bidang musik klasik. Cope telah menulis beberapa program yang dapat menciptakan musik klasik secara otomatis. Program yang pertama dibuat Cope dinamai EMI (Experiments in Musical Intelligence), yang berspesialisasi untuk mengimitasi gaya musik Johann Sebastian Bach. Untuk membuat EMI, David Cope menghabiskan waktu sekitar 7 tahun, tetapi ketika EMI selesai dibuat, dia langsung menghasilkan 5000 karya dalam SATU HARI.

Cope lalu memutar beberapa karya EMI di festival musik di Santa Cruz. Begitu musik-musik tersebut selesai diputar, para penonton memuji penampilan menakjubkan dari musik klasik karya EMI. Mereka mengatakan bahwa musik-musik tersebut sangat menyentuh lubuk hati terdalam mereka.

Pada awalnya, penonton tidak mengetahui bahwa musik tersebut adalah karya kecerdasan buatan, bukan karya manusia. Ketika fakta diungkap, sebagian penonton langsung terdiam, sedangkan sebagian lainnya berteriak marah.

EMI terus dikembangkan untuk belajar mengimitasi gaya musik Beethoven, Chopin, Rachmaninov, dan Stravinsky. Kemudian, EMI menciptakan album pertamanya yang berjudul "Classical Music Composed By Computer" yang secara mengejutkan laku keras ketika dijual. Rilis album ini membuat publik semakin tidak suka dengan EMI.

Spoiler for contoh musik karya EMI:

Kepopuleran EMI memicu kontroversi pada masyarakat. Suatu hari, profesor Steve Larson dari Universitas Oregon menantang EMI dalam pertandingan musik. Dalam perlombaan tersebut, seorang pianis profesional disuruh memainkan tiga komposisi musik klasik di depan para penonton.

Musik pertamadibuat oleh komposer musik klasik ternama, Johann Sebastian Bach.
Musik kedua dibuat oleh EMI, si artificial intelligence.
Musik ketiga dibuat oleh profesor Larson sendiri.

Nanti para penonton disuruh menebak, mana musik penuh jiwa karya manusia dan mana musik tanpa jiwa karya AI. Larson yakin bahwa musik karya komputer akan hampa dan tidak mampu menggugah hati para penonton.

Setelah pianis selesai memainkan ketiga komposisi musik tersebut, pemungutan suara segera dilakukan untuk menentukan komposisi musik 'mana' karya 'siapa'.

Hasilnya, para penonton menilai musik buatan EMI sebagai karya Bach, si komposer ternama. Komposisi musik Bach dinilai karya profesor Larson. Sedangkan karya profesor Larson sendiri dinilai paling tidak berjiwa sehingga dianggap buatan komputer emoticon-Ngakak

Setelah kesuksesan EMI, David Cope membuat program baru yang lebih canggih bernama Annie.
Annie dibekali dengan kemampuan machine learning, yaitu kemampuan untuk terus belajar secara otomatis dari input eksternal. David Cope tidak pernah tahu karya seperti apa yang akan dibuat Annie selanjutnya.

Terobosan baru terus bermunculan di era digital ini. Siapa yang menyangka bahwa AI juga bisa menjadi seniman?

Spoiler for sumber:

Buku "Homo Deus: A Brief History of Tomorrow" karya Yuval Noah (2018)

Quote:

JANGAN LUPA RATING & KOMEN YA GAN