Quote:
Ketua tim kuasa hukum calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Bambang Widjajanto, mengungkapkan salah satu indikasi kecurangan yang dirasakan sangat kuat oleh kubunya adalah perolehan suara yang rendah.
Padahal, ia melanjutkan, sewaktu kampanye pasangan Prabowo-Sandi selalu diramaikan luar biasa oleh pendukungnya. "Di semua tempat di mana ada kampanye 02 maraknya luar biasa ya kan? Terus kenapa kemudian di TPS-nya tidak," ujarnya saat dijumpai saat jeda sidang perdana gugatan sengketa Pemilu Presiden 2019 di Mahkamah Konstitusi, Jumat (14/6/2019).
[table][tr][td][/td]
[/tr]
[/table]
Ia juga meminta publik memperhatikan dengan membandingkan hasil pemilu lainnya, misal pemilihan DPD . "Coba kaitkan, kenapa di DPD jumlah suara rusaknya lebih besar dibandingkan suara yang tidak rusak, itu nanti yang akan kita buktikan."
Bambang memaparkan bahwa gugatan yang timnya ajukan memang berbeda karena kombinasi antara quality dan quantity, argumen mereka dibangun dari situ.
"Dalam argumen quality ingin ditunjukkan kecurangan, kenapa kecurangan jadi penting? Karena prinsip dalam election itu rahasia, jujur, dan adil. Prinsip-prinsip ini yang dilanggar, dan Anda tidak mungkin bicara soal angka karena kecurangan itu begitu massif. Jadi begitu logikanya."
Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi ini juga menegaskan bahwa pembuktian angka-angka akan percuma diperbincangkan jika tidak dikaji dari mana angka itu bisa muncul.
(gus/gus)
https://www.cnbcindonesia.com/news/2...i-tps-sedikit
gini logikanya, pemilih 02 rame di sosmed dan real dan wa group krn emg militan smua
di sosmed 1 org 10 akun mkny kliatan rame, trus krn nganggur (kbnykan pemilih 02 kalangan pengangguran kt lembaga survey) mkny ad waktu hadir kampanye di mana2
01 orgny sibuk2 krn krja jd kampanye skali aj hadir atau bnykan ga hadir sama skali
ga gtu militan mkny di sosmed wa group anteng2 dan pd ga suka bahas politik
tp jumlahny bnyk silent majority
