Alasan mengapa kita harus cemas pada Star Wars Episode IX
TS
Hadiansyah97
Alasan mengapa kita harus cemas pada Star Wars Episode IX
Star Wars adalah salah satu franchise paling dicintai di dunia, bahkan mungkin yang paling dicintai. Film trilogi originalnya sukses besar pada masanya dengan mendobrak segala macam batasan dan sangat inovatif. Film terbarunya akan kembali menyapa penggemarnya akhir tahun ini. Trailernya pun sudah sudah dirilis beberapa waktu lalu dan menuai beragam reaksi, teori dan spekulasi. Dari mulai yang excited hingga yang skeptis.
Tidak ada yang paling cinta dan paling benci kepada Star Wars selain fans Star Wars
"Sesulit apa sih untuk membuat film Star Wars yang keren?" adalah sesuatu yang sudah geram fans tanyakan terus menerus sejak 1999. Jawabannya yang sebenarnya adalah; sangat sulit. Setelah The Force Awakens yang memberikan harapan dan menjadi jawaban dari segala do'a para fans untuk menyaksikan franchise kesayangan mereka dengan visual efek modern disertai cerita yang membumi seperti trilogi pertamanya, franchise ini dengan The Last Jedi-nya tiba-tiba malah berada di sebuah posisi yang sulit – film itu menjadi film yang paling divisive sepanjang masa dengan memecah para fans dan kritikus dalam dua kubu yang sangat bertolak belakang. Untungnya film itu terbilang sangat sukses di Box Office sehingga Film ketiga memang haruslah dibuat. Namun tetap saja ada Sebuah kombinasi dari mulai reaksi keras para fans, kekecewaan terhadap trilogi sebelumnya yang kembali menghantui, hingga sebuah proses kreatif yang "sembarangan" yang mana telah menempatkan The Rise of Skywalker di posisi yang tidak mengenakkan. Nah, ini dia beberapa alasannya:
Spoiler for 5.:
Tidak ada visi atau tujuan pasti dari kisah di trilogi kali iniSeberapa pun kalian suka The Last Jediatau pun membencinya, keduanya mungkin karena alasan yang sama, sang sutradara, Rian Johnson. Ia menghabiskan 150 menit durasi film dengan sibuk menekan dan menjejalkan kepada kita setiap keping plot yang telah kita kenal di The Force Awakens ke suatu kehampaan. Si "Big Bad" yang dulunya terlihat mengerikan? mati dengan mudah. Silsilah keluarga Rey? tidak menarik. Luke muncul dari peristirahatan Jedi untuk kemudian menjadi petarung keren ala John Wick? Enggak juga tuh. Saya sebenarnya terkejut Johnson tidak menghidupkan kembali Han Solo dan mengungkapkan kalau Chewbacca selama ini bukanlah apa - apa selain imajinasi yang diciptakan akibat trauma masa kecil yang pernah dialaminya dari dilecehkan pamannya hingga ibunya yang bunuh diri di hadapannya (ok, kalau itu lebay).
Masalahnya adalah bermain dengan ekspektasi penonton adalah sesuatu yang film dengan kisah hebat harus lakukan, The Last Jedi bukanlah sebuah kisah pamungkas, film itu adalah bagian tengah dari suatu kisah yang besar. Itu artinya J.J. Abrams, yang akan (kembali) menyutradarai Episode IX, sekarang harus menyatukan kembali ketidaksesuaian antara Episode VII dan VIII tanpa (dengan mudahnya) menjadikan karakter - karakternya menjadi karakter yang akan dimatikan.
Dilansir dari Hollywood Reporter, Abrams pernah mengatakan bahwa selain menulis The Force Awakens, Abrams juga sebenarnya sudah menulis sample script untuk episode VIII bahkan IX, agar ketiga bagian kisah ini menjadi satu kesatuan cerita yang bertautan dengan baik, dengan kisah karakter dan visi yang jelas. Abrams mungkin tidak mengharapkan sutradara yang menggantikannya untuk mendeskripsikan naskahnya secara sempurna hingga gaya rambut Rey, tapi setidaknya harus ada semacam roadmap disini. Tetapi, saat Rian Johnson mengambil alih The Last Jedi, dia malah memulai semuanya dari kertas kosong. Dan bisa ditebak, film itu cukup melenceng dari film sebelumnya.
Sekarang Abrams kembali jadi yang berwenang, tapi roadmap awal itu pada dasarnya sudah tidak berguna lagi. Jadi, Apakah Abrams akan tetap melanjutkan dengan semua perubahan yang dilakukan Johnson, atau akankah dia melakukan "pembenahan" guna mengembalikan Trilogi ini pada visi original miliknya? Abrams mungkin akan menciptakan segala macam twist yang buruk sekali, seperti "becanda deng! Kylo Ren itu boong soal orang tua Rey, dan sebenarnya Snoke menanamkan jiwanya ke BB-8 jadi dia nggak bener-bener mati," atau "Surprise! para pemberontak yang melarikan diri itu kebanyakan tidak hancur. Mereka sebenarnya punya semacam kapal luar angkasa yang tersembunyi di sebuah planet berpasir #74, dan mereka semua selamat yeeei," atau "Hantu force-nya Luke bisa berfungsi layaknya Yoda, jadi kematiannya hanyalah alasan aja supaya lebih dia keliatan keren." Tentu saja kita tidak menginginkan semua itu terjadi.
Spoiler for 4.:
Tidak ada cara yang baik untuk mengakhiri riwayatnya LeiaSebesar apapun arahan Johnson dalam merusak visi Abrams untuk Trilogi ini, sebenarnya rintangan terbesar dalam narasi di trilogi kali ini adalah riwayatnya Leia. Kematian Carrie Fisher pada 2016 secara dramatis telah merubah rencana Disney untuk Trilogi ini, memaksa mereka untuk merombak kembali naskah yang sudah tinggal eksekusi. Episode IX seharusnya merupakan jatahnya Leia, karena dengan cara yang sama Episode VII adalah bagiannya Han Solo dan VIII adalah bagiannya Luke. Kalau sudah begini bagaimana coba?
Jadi rencananya, mereka akan "menghidupkan" kembali Carrie Fisher lewat footage atau semacam deleted scene yang tak terpakai yang telah direkam Abrams untuk Episode VII. Dan itu cukup aneh, kalau kalian kalian tanya saya. Saya sebenarnya lega karena mereka tidak mencoba untuk secara digital membuat ulang dirinya seperti yang mereka lakukan pada "dead-eye"nya Peter Cushing di Rogue One. Tetapi, akan menjadi jenis footage seperti apakah ini? Apa akan seperti full scene dengan dialog? Keadannya tidak sama seperti Paul Walker, jika kalian sempat berpikir demikian. Setidaknya dia telah melakukan sebagian besar adegan untuk Furious 7sebelum akhirnya meninggal dengan tragis, sehingga para crew dan kreatif hanya tinggal menambahkan beberapa scene untuk kemudian mencocokkannya saja dengan bantuan adik Paul Walker yang dilapisi CGI yang ... hasilnya cukup menyeramkan jika kalian tanya saya.
Masalahnya adalah disini kita membicarakan mengenai klip-klip dari "gudang" untuk film yang totally berbeda disini, dan akan diterapkan untuk membuat konklusi seorang karakter paling terkenal dan paling ikonik dalam sejarah pop culture kita! Yah, Semoga mereka belum membersihkan recycle bin-nya.
Spoiler for 3.:
Tak dapat dipungkiri, mereka akan menghindari beragam resikoSulit untuk membayangkan seberapa berbeda keadaan kali ini dengan saat melanjutkan Episode VII. Kita melihat reaksi yang sangat santer (dan beberapa sangat kejam) ditujukan pada The Last Jedi, kemudian diikuti dengan film origins Han Solo yang menyedihkan di Box Office. Untuk pertama kalinya orang kehabisan uang untuk sesuatu berbau Star Wars. Itu tidak pernah terjadi sebelumnya bahkan untuk film kartunnya yang paling jelek atau bahkan mainannya yang paling tidak penting sekalipun! Seharusnya itu merupakan kejutan yang luar biasa bagi sistem yang telah berjalan selama ini. Ini bukan soal satu film di satu franchise saja; ini soal keseluruhan film Disney yang telah rilis selama berdekade - dekade, dan miliaran lagi yang akan datang hingga perusahaan ini bangkrut. Kalau penonton sudah mulai menyerah secepat ini maka akan sulit ke depannya.
Artinya mereka tidak bisa tenang dulu hingga Episode IX nanti menghasilkan setidaknya $2 juta di pemutaran perdananya dan memulihkan kembali kepercayaan semua orang pada seluruh tim kreatif franchise ini. Itu artinya sekarang bukan saatnya lagi berinovasi atau lebih tepatnya lagi bereksperimen yang tentunya mengambil lebih banyak risiko. Saya tidak akan terkejut jika dalam usaha menyedihkan mereka untuk menegakkan kembali seri Star Wars, Disney akan mengambil cara aman dengan membuat film ini secara tidak langsung menjadi The boring remake Return Of The Jedi. Itu sebabnya mereka kembali menempatkan Abrams pada posisi awal — dia bukanlah apa-apa selain pengurang risiko. Kita lihat saja apakah trailer selanjutnya nanti akan menindikasikan mereka sedang membangun sebuah replika basis starkiller.
Spoiler for 2.:
Tidak ada cara yang bagus untuk menyimpulkan kisah trilogi ini hingga dapat memberikan clue untuk film - film mendatangDilansir dari Variety, Abrams mengatakan Episode IX akan mengakhiri Hikayat Skywalker (tapi melihat judulnya perkataan itu benar - benar ironis). Untuk saat ini Film spin-off Star Wars sedang ditunda, meskipun proyek trilogi "tidak berhubungan"-nya Rian Johnson masih berjalan. Jadi bisa dibilang, saat ini, Star Wars sedang stagnan. Dengan semua masalah itu, ending dari Episode IX akan sangat problematik.
Return of the Jediterasa seperti akhir yang benar - benar klimaks untuk trilogi pertama (Yang menjadikan saya untuk sesaat berfikir kalau cerita The Force Awakens terasa mengada - ada, ibarat sinetron yang dipanjang - panjangin). Kemudian Revenge Of The Sith membungkus trilogi prequel dengan klimaks pula, dan menghantarkan kita dengan nyaman menuju A New Hope. Tapi akan bagaimana sih ending episode IX? FYI, Trilogi Star Wars Rian Johnson nanti akan menampilkan para karakter baru dalam pengaturan baru dimana semuanya juga baru, tetapi akankah Disney benar - benar akan membuat kisah yang sama sekali tidak akan pernah menyebutkan Trilogi klasik, prekuel, maupun Trilogi sekuel? Kathleen Kennedy mengklaim akan ada lebih banyak keterkaitan dengan karakter - karakter trilogi sekuel, tetapi Daisy Ridley mengatakan Rise of Skywalker akan jadi kali terakhir dia bermain sebagai Rey. Kecuali yaa dia tetap membiarkan pintu rumahnya terbuka, kalau-kalau dia berubah pikiran dan atau seseorang menawarkan padanya milyaran dolar beserta pulau pribadi yang berbentuk seperti kepalanya, tentu itu akan jadi tawaran yang sulit ditolak.
Intinya di sini adalah bahwa peluang untuk melanjutkan waralaba masih sangat sangat terbuka lebar, yang berarti akhir dari Episode IX ini harus meninggalkan kita para penonton dengan semacam pilihan. Bisakah mereka menyelesaikan cerita yang relatif tanpa tujuan ini dengan cara yang terasa konklusif tetapi juga menyisakan ruang dan potensi untuk film - film mendatang? Juga, karakter mana yang kali ini akan dimatikan jika tidak ada yang yakin apakah mereka akan dibutuhkan lagi? Jyn Erso yang diperankan Felicity Jones sangat jelas seperti menguap pada ending Rogue One, dan Felicity Jones masih memiliki opsi kontrak untuk sekuel yang potensial.
Sekarang mari kita beralih pada The Dark Knight Rises sebentar. Film itu juga mengemban tugas untuk menyelesaikan salah satu trilogi terepik sepanjang masa sementara ia juga harus bisa mengisyaratkan pada film potensial yang akan datang. Boom! semua orang terpesona. Batman pensiun, tetapi Robin menemukan Batcave dan empat tahun kemudian semuanya ... hilang. Hilang guys! Dan apa yang kita dapati selanjutnya adalah Ben Affleck yang bertereak - tereak mengenai ibunya! Maksud saya disini adalah, DC dan Warner Bros. bisa seenak jidat mereka membuat dan me-reboot waralabanya kapan pun mereka mau sembari terus menerus merusak warisan yang diberikan pada mereka itu, dan orang-orang masih tetap akan mengantre untuk menontonnya. Para penonton itu, seringnya mereka kalah judi, tapi mereka tidak pernah berhenti bertaruh, tetapi Star Wars? Ooh, Star Wars tidak memiliki kemewahan itu. Apa pun yang terjadi pada seri Star Wars tetap menjadi peluru meriam selamanya yang bisa menembak dengan dahsyat atau meledak ditempat saat hendak dinyalakan.
Spoiler for 1.:
Film ini ditulis oleh orang yang juga menulis Batman V Superman dan Justice LeagueJika ada satu hal yang saya coba inginkan di sini, adalah mengubah semua kekacauan di atas menjadi film yang koheren dan menyenangkan bahkan kalau bisa meraih prestasi. Satu yang pasti, Abrams tidak bisa melakukan itu sendirian.
Ia butuh seorang rekan dengan portofolio penuh dengan film sci-fi blockbuster!
Seseorang ... yang bisa menyeimbangkan kreativitas dan komersilitas!
Seseorang ... yang telah menulis naskah klasik hebat seperti ... Batman V Superman?! Shiit!
Ok, Chris Terrio memang menulis naskah untuk film yang sangat buruk, tapi dia juga menulis film yang berhasil menyabet penghargaan film terbaik Oscar, yaitu [B]Argo[/I]. Dia bukan penulis buruk sembarangan; jika dia mencoba sesuatu apapun, dia akan mencobanya sekeras mungkin, jadi kalau gagal, gagalnya nggak nanggung begitupula sebaliknya. Contohnya, ia pernah mengklaim kalau Justice Leagueyang terkenal tolol adalah "the most rigorous intellectual exercise I've had in my writing life." Kalau dia jadi kita yang disuguhi dengan sebuah film dengan plot yang nyaris seluruh durasinya pada sekelompok orang yang mengenakan kostum nyentrik menghajar parademons, dan membuat kepalanya hampir pecah kemudian diketahui kalau orang yang membuat itu semua akan menangani kesimpulan dari 42 tahun seri Star Wars, mungkin dia akan mengalami mengalami serangan epilepsi!
Sejujurnya, nama Terrio terdengar seperti robot penulis naskah yang memahami betul dramatisasi tertentu yang dibutuhkan – tetapi tanpa pengetahuan akan bagaimana manusia asli berpikir dan bereaksi. Contohnya di Batman V Superman, dia sadar kisahnya membutuhkan sesuatu yang menjadi penghubung antara Bruce dan Clark, dan dia seolah mendapat bisikan kalau sebagian besar manusia di dunia ternyata mencintai ibu mereka, jadi tentu saja kesadaran bahwa kedua karakter ikonik itu memiliki ibu bernama sama yaitu Martha pun muncul dan kemudian bekerja dengan baik sebagai titik balik emosional. Dia memasang semua angka, dan perhitungannya selesai hingga angka nol!
Dia juga seolah bekerja di bawah pemahaman bahwa tidak peduli apa pun pilihan kreatif yang di buatnya, separuh dari penggemar tetap akan membencinya, dan The Rise of Skaywalker sepertinya akan membuat hal itu semakin jelas. Seperti halnya kalian, saya juga ingin semua ini berjalan baik. At least, jangan jelek jelek amat, lah. Jadi, yaa, semoga berhasil dengan hal-hal di atas.
Diubah oleh Hadiansyah97 17-07-2019 19:56
akubebe dan 12 lainnya memberi reputasi
7
10.2K
Kutip
87
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru