LAGU “aku sengsara karena judi” benar adanya. Buktinya Jumarin, 35, mengalami sendiri. Dia masuk penjara gara-gara judi. Namun selama ditinggal “pendidikan” di hotel prodeo tersebut, istrinya Wahyuni, 30, sering digauli Wawan, 40, lelaki subita (suka bini tetangga). Ironisnya, polisi tak mau bertindak.



Raja dangdut Rhoma Irama sering mengingatkan umat lewat lagunya: aku sengsara karena judi. Sebab judi itu tak membuat orang jadi kaya, apa lagi bahagai. Yang terjadi justru neraka dunia. Bagaimana tidak, kalau kalah diomeli istri. Kalau menang juga tak membuat kaya. Lagi pula, praktisi judi menjadikan orang jorok, lupa mandi karena terpaku pada kartu, kapan bisa menang untuk menebus kekalahannya.



Jumarin warga Karang Dapo, Kabupaten Muratara juga doyan judi. Meski negara melarang judi, masih nekad juga. Akhirnya dalam sebuah penggerebegan, Jamarin tertangkap dan dipenjara selama 10 bulan. Sejak itu dia tak lagi bisa mengurus keluarga, karena sedang “pendidikan” di dalam penjara.



Wahyuni benar-benar kedodoran mengurus anak-anak tanpa suami. Untung ada tetangga baik hati, Wawan, yang suka membantu keuangan dan beras, sehingga anak-anak Wahyuni tetap bisa makan. Sayangnya, pemberian itu bukan secara tulus, tapi ada udang di balik batunya. Maklumlah, Wawan kan bukan Kementrian Sosial yang Bantu rakyat secara cuma-cuma.



Ternyata Wawan sudah lama mengincar Wahyuni yang memang masih cantik meski sudah punya anak empat. Dia ingin budi itu dibalas dengan bodi, maksudanya bisa mencipi kehangatan tubuh bini Jumarin. Sebab seperti pernah dikatakan, bini tetangga cantik itu layaknya ikan hias. Hanya enak dilihat, tak bisa dimakan. Padahal kalau kepepet digoreng enak juga.



Wahyuni sebetulnya tahu motif pemberian itu, tapi karena kepepet, akhirnya tetap diterima. Dan ketika Wawan minta dilayani bak suami sendiri, tak mampu menolak karena dia sendiri sebetulnya juga kesepian. Sebab selama suami di penjara, di rumah ada “gencatan senjata” berkepanjangan tanpa sepengetahuan PBB.



Sekali dilayani, Wawan jadi ketagihan dan lama-lama kurang hati-hati. Salah satu anaknya melihat betapa ibunya digauli oleh Wawan yang “subita” itu. Dia lapor pada ayahnya, tapi ayah tak bisa apa-apa. Dia hanya minta tolong pada adiknya untuk mengawasi istrinya. Dan ternyata benar, si adik pernah mengintip, bagaimana Wahyuni pernah dilihatnya langsung sedang digauli oleh Wawan.



Karena ini aib keluarga, skandal itu ditutup rapat-rapat. Baru dibuka ketika Jumarin sudah bebas. Dia mencoba klarifikasi pada Jumarin, tapi yang bersangkutan sudah kabur duluan begitu tahu suami Wahyuni sudah pulang. Jumarin pun lapor ke polisi, tapi anehnya hingga kini pelaku belum ditangkap. Sedangkan dia untuk menceraikan istri juga tak tega, karena anak yang bakal jadi korban.

Anak jadi korban, bapak korban peranakan.



SUMBER