- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Buru Pelaku Pengeroyokan DJ, Polisi Siap Tembak di Tempat


TS
maxilian2519
Buru Pelaku Pengeroyokan DJ, Polisi Siap Tembak di Tempat

Quote:
SURABAYA – Meski pentolan dan provokator aksi pengeroyokan barbar Aditya Wahyu Budi Hartanto pada Selasa (2/6) sudah ditangkap, polisi masih jauh dari merampungkan kasus tersebut. Sebab, delapan pelaku lainnya belum tertangkap.
Mereka adalah Rosi, Toti, Unyil, Joshua, Ambon, Teteng, Amirin, dan Eko. Hanya, sebagian besar nama tersebut bukan asli dan cuma panggilan. ’’Kami mengimbau kepada siapa saja pelakunya untuk segera menyerahkan diri. Kami masih memburu mereka. Jika mereka bertingkah macam-macam, anggota kami sudah diperintahkan untuk bersikap tegas,’’ kata Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Takdir Mattanette. ’’Kalau perlu, mereka siap menembak di tempat,’’ tambahnya.
Perintah itu, imbuh Takdir, tidak hanya berlaku untuk buron. Tetapi, juga anggota geng motor lainnya yang coba-coba melakukan kejahatan di jalanan Surabaya.
Selain itu, polisi menemukan fakta bahwa ada dua geng yang terlibat langsung dalam peristiwa Selasa berdarah tersebut. Dua geng motor tersebut mempunyai nama agak aneh, yakni Raisa dan Lollipop. ’’Dua geng ini yang sebenarnya hendak bertaruh sebesar Rp 1 juta,’’ katanya. Yang sudah tertangkap pentolan Geng Lollipop, yakni Rizki Topan alias Gondrong, 18, warga Rungkut Lor.
Selain berjanji lebih tegas dalam menangani geng motor, polisi tengah menggodok skema pengamanan kota terkait dengan geng motor. Menurut Dirlantas Polda Jatim Kombespol Verdianto Iskandar, dalam waktu dekat skema tersebut siap dilaksanakan. ’’Setidaknya, memasuki bulan puasa sudah bisa diterapkan. Sebab, pada bulan puasa, biasanya menunggu sahur atau sesudah sahur, ada balap liar,’’ ucap perwira dengan tiga melati di pundak tersebut.
Verdianto menyatakan tidak mau gegabah dalam menyusun skema. Sebab, menurut dia, ada dua jenis geng motor. Yang pertama adalah klub motor hobi yang kegiatan utamanya adalah bagus-bagusan modifikasi kendaraan. ’’Biasanya, ini punya aturan tertulis di dalam klub dan kegiatannya positif. Mereka juga bisa diajak turut serta untuk menjaga ketertiban lalu lintas,’’ terangnya.
Jenis kedua sangat meresahkan. Yakni, geng motor yang hanya balap liar, keanggotaannya bersifat cair, dan tidak ada aturan tertulis. Biasanya, mereka berkumpul, mabuk-mabukan, dan berkeliling kota tak jelas sebelum akhirnya trek-trekan. ’’Inilah kelompok yang menjadi sasaran kami,’’ tegasnya.
Sementara itu, kemarin Satreskrim Polrestabes Surabaya menunjukkan empat tersangka yang telah ditangkap. Mereka adalah Rizki Topan alias Gondrong, 18, warga Rungkut Lor; Faisal Maulana Putra alias Amber, 19, warga Mleto; Riski Nur alias Mbah, 19, warga Manyar Kertoarjo; dan Bayu Gunawan, 22, warga Rungkut Lor.
Keempatnya ditangkap anak buah AKP Agung Pribadi di tempat dan waktu yang berbeda. Mereka juga memiliki peran yang berbeda-beda. Tapi, semuanya ikut menganiaya korban dengan menggunakan batu, paving, dan sejumlah benda keras.
Berdasar pengakuan para tersangka, aksi geng motor itu benar-benar sadis. Korban sebenarnya sudah terkapar saat mobil mahasiswa Fakultas Hukum Unair tersebut menubruk pohon. Tapi, pelaku masih membanting tubuhnya di atas aspal dan menghantam kepalanya dengan menggunakan batu dan bongkahan cor.
Salah seorang pelakunya Gondrong. Dia adalah anggota geng motor Lollipop. Anggotanya sekitar 20 orang yang berasal dari Sedati, Rungkut, dan Prapen. ”Saya baru ikut sebulan,” kata anak kedua di antara tiga bersaudara itu.
Dia memiliki satu unit motor Yamaha Vega yang dimodifikasi khusus untuk balapan. Pada 2 Juni 2015, motornya siap dipakai untuk adu kecepatan melawan geng Raisa. Geng Lollipop menyewa seorang joki yang tidak dikenalnya untuk memacu motor tersebut.
Ketika motor dari dua geng itu berada di arena balap liar di Jalan Ngagel Jaya Selatan, tiba-tiba datang mobil Aditya dengan kecepatan tinggi dan menabrak anggota geng Raisa. Gondrong kemudian meneriaki mobil tersebut dan menyerukan untuk mengejarnya.
Dia bersama puluhan motor anggota geng dan penontonnya ikut mengejar. Ketika sampai di Jalan Bung Tomo, mobil Aditya menabrak pohon. Melihat hal tersebut, anggota geng Raisa dan Lollipop berlomba menyerbu Aditya yang masih berada di mobil itu dengan menggunakan benda seadanya.
Gondrong yang datang agak telat berinisiatif membuka pintu pada sisi kemudi. Dia menyeret tubuh korban ke jalan. Saat itu, korban sudah tidak berdaya dengan wajah menempel di setir. Tubuh Aditya diempaskan. Meski mengetahui tergeletak, Gondrong kemudian mengambil bongkahan cor seukuran kepala orang dewasa dan menghantamkannya ke kepala korban. Tidak sekali itu saja. Dia mengulangi perbuatannya dengan menggunakan paving. ”Saya emosional. Dia yang duluan menabrak,” katanya.
Perbuatan yang tidak kalah sadisnya dilakukan Bayu. Dia awalnya hanya menonton balapan. Anak kedua di antara dua bersaudara itu mengaku bukan anggota geng motor. Sebelum balapan dimulai, tiba-tiba ada mobil yang menabrak pembalap.
Saat para anggota geng mengejar, dia ikut-ikutan. Ketika tiba di lokasi, korban sudah berada di luar mobil dan terkapar tidak berdaya dengan berlumuran darah. Meski begitu, dia ikut-ikutan emosional dan menghantamkan batu ke arah kepalanya. Hal itu dilakukan hingga tiga kali.
Demikian pula Faisal. Awalnya, dia juga hanya melihat. Dia ikut mengejar ketika melihat semua orang di arena balapan mengejar mobil merah. Dia termasuk yang datang paling awal ketika mobil korban menabrak pohon. ”Saya pukul pakai batu tiga kali,” ucapnya.
Terakhir adalah Riski Nur. Dia yang awalnya juga menjadi penonton ikut-ikutan mengejar korban. Sebelum korban dikeluarkan dari dalam mobil, dia memukul terlebih dahulu. Setelah itu, dia memukulkan batu ke tubuh korban meski tidak ada tanda-tanda perlawanan.
Saat bercerita, keempatnya berbicara dengan tenang. Mereka seolah tidak menganggap hal itu sebagai perbuatan yang sadis dan menjadi kebencian warga Surabaya. Ketika ditanya apakah menyesal, Riski Topan malah menyalahkan korban. ”Kalau dia tidak nabrak dulu, mungkin tidak seperti itu,” ucapnya dengan nada agak tinggi.
Polisi kemarin memperlihatkan semua barang bukti yang berhasil ditemukan. Di antaranya, dua unit sepeda motor yang digunakan untuk mengejar korban dan satu sepeda motor modifikasi yang digunakan untuk balapan. Selain itu, ada bongkahan batu dan paving dengan beragam ukuran. Di permukaan benda keras tersebut bahkan masih ada sisa potongan daging dan rambut yang masih menempel.
Petugas juga menemukan dua bilah bambu yang digunakan untuk memukul korban. Ada juga satu blek tempat tahu yang dihantamkan ke tubuh korban. Di wadah berbahan seng itu, masih terlihat jelas jejak darah segar yang menempel.
Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Takdir Mattanete mengatakan, alasan pelaku mengeroyok korban beragam. Ada yang karena sakit hati, ada juga yang karena ikut-ikutan. ”Semuanya diproses pidana,” jelasnya. (eko/c6/ano)
Mereka adalah Rosi, Toti, Unyil, Joshua, Ambon, Teteng, Amirin, dan Eko. Hanya, sebagian besar nama tersebut bukan asli dan cuma panggilan. ’’Kami mengimbau kepada siapa saja pelakunya untuk segera menyerahkan diri. Kami masih memburu mereka. Jika mereka bertingkah macam-macam, anggota kami sudah diperintahkan untuk bersikap tegas,’’ kata Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Takdir Mattanette. ’’Kalau perlu, mereka siap menembak di tempat,’’ tambahnya.
Perintah itu, imbuh Takdir, tidak hanya berlaku untuk buron. Tetapi, juga anggota geng motor lainnya yang coba-coba melakukan kejahatan di jalanan Surabaya.
Selain itu, polisi menemukan fakta bahwa ada dua geng yang terlibat langsung dalam peristiwa Selasa berdarah tersebut. Dua geng motor tersebut mempunyai nama agak aneh, yakni Raisa dan Lollipop. ’’Dua geng ini yang sebenarnya hendak bertaruh sebesar Rp 1 juta,’’ katanya. Yang sudah tertangkap pentolan Geng Lollipop, yakni Rizki Topan alias Gondrong, 18, warga Rungkut Lor.
Selain berjanji lebih tegas dalam menangani geng motor, polisi tengah menggodok skema pengamanan kota terkait dengan geng motor. Menurut Dirlantas Polda Jatim Kombespol Verdianto Iskandar, dalam waktu dekat skema tersebut siap dilaksanakan. ’’Setidaknya, memasuki bulan puasa sudah bisa diterapkan. Sebab, pada bulan puasa, biasanya menunggu sahur atau sesudah sahur, ada balap liar,’’ ucap perwira dengan tiga melati di pundak tersebut.
Verdianto menyatakan tidak mau gegabah dalam menyusun skema. Sebab, menurut dia, ada dua jenis geng motor. Yang pertama adalah klub motor hobi yang kegiatan utamanya adalah bagus-bagusan modifikasi kendaraan. ’’Biasanya, ini punya aturan tertulis di dalam klub dan kegiatannya positif. Mereka juga bisa diajak turut serta untuk menjaga ketertiban lalu lintas,’’ terangnya.
Jenis kedua sangat meresahkan. Yakni, geng motor yang hanya balap liar, keanggotaannya bersifat cair, dan tidak ada aturan tertulis. Biasanya, mereka berkumpul, mabuk-mabukan, dan berkeliling kota tak jelas sebelum akhirnya trek-trekan. ’’Inilah kelompok yang menjadi sasaran kami,’’ tegasnya.
Sementara itu, kemarin Satreskrim Polrestabes Surabaya menunjukkan empat tersangka yang telah ditangkap. Mereka adalah Rizki Topan alias Gondrong, 18, warga Rungkut Lor; Faisal Maulana Putra alias Amber, 19, warga Mleto; Riski Nur alias Mbah, 19, warga Manyar Kertoarjo; dan Bayu Gunawan, 22, warga Rungkut Lor.
Keempatnya ditangkap anak buah AKP Agung Pribadi di tempat dan waktu yang berbeda. Mereka juga memiliki peran yang berbeda-beda. Tapi, semuanya ikut menganiaya korban dengan menggunakan batu, paving, dan sejumlah benda keras.
Berdasar pengakuan para tersangka, aksi geng motor itu benar-benar sadis. Korban sebenarnya sudah terkapar saat mobil mahasiswa Fakultas Hukum Unair tersebut menubruk pohon. Tapi, pelaku masih membanting tubuhnya di atas aspal dan menghantam kepalanya dengan menggunakan batu dan bongkahan cor.
Salah seorang pelakunya Gondrong. Dia adalah anggota geng motor Lollipop. Anggotanya sekitar 20 orang yang berasal dari Sedati, Rungkut, dan Prapen. ”Saya baru ikut sebulan,” kata anak kedua di antara tiga bersaudara itu.
Dia memiliki satu unit motor Yamaha Vega yang dimodifikasi khusus untuk balapan. Pada 2 Juni 2015, motornya siap dipakai untuk adu kecepatan melawan geng Raisa. Geng Lollipop menyewa seorang joki yang tidak dikenalnya untuk memacu motor tersebut.
Ketika motor dari dua geng itu berada di arena balap liar di Jalan Ngagel Jaya Selatan, tiba-tiba datang mobil Aditya dengan kecepatan tinggi dan menabrak anggota geng Raisa. Gondrong kemudian meneriaki mobil tersebut dan menyerukan untuk mengejarnya.
Dia bersama puluhan motor anggota geng dan penontonnya ikut mengejar. Ketika sampai di Jalan Bung Tomo, mobil Aditya menabrak pohon. Melihat hal tersebut, anggota geng Raisa dan Lollipop berlomba menyerbu Aditya yang masih berada di mobil itu dengan menggunakan benda seadanya.
Gondrong yang datang agak telat berinisiatif membuka pintu pada sisi kemudi. Dia menyeret tubuh korban ke jalan. Saat itu, korban sudah tidak berdaya dengan wajah menempel di setir. Tubuh Aditya diempaskan. Meski mengetahui tergeletak, Gondrong kemudian mengambil bongkahan cor seukuran kepala orang dewasa dan menghantamkannya ke kepala korban. Tidak sekali itu saja. Dia mengulangi perbuatannya dengan menggunakan paving. ”Saya emosional. Dia yang duluan menabrak,” katanya.
Perbuatan yang tidak kalah sadisnya dilakukan Bayu. Dia awalnya hanya menonton balapan. Anak kedua di antara dua bersaudara itu mengaku bukan anggota geng motor. Sebelum balapan dimulai, tiba-tiba ada mobil yang menabrak pembalap.
Saat para anggota geng mengejar, dia ikut-ikutan. Ketika tiba di lokasi, korban sudah berada di luar mobil dan terkapar tidak berdaya dengan berlumuran darah. Meski begitu, dia ikut-ikutan emosional dan menghantamkan batu ke arah kepalanya. Hal itu dilakukan hingga tiga kali.
Demikian pula Faisal. Awalnya, dia juga hanya melihat. Dia ikut mengejar ketika melihat semua orang di arena balapan mengejar mobil merah. Dia termasuk yang datang paling awal ketika mobil korban menabrak pohon. ”Saya pukul pakai batu tiga kali,” ucapnya.
Terakhir adalah Riski Nur. Dia yang awalnya juga menjadi penonton ikut-ikutan mengejar korban. Sebelum korban dikeluarkan dari dalam mobil, dia memukul terlebih dahulu. Setelah itu, dia memukulkan batu ke tubuh korban meski tidak ada tanda-tanda perlawanan.
Saat bercerita, keempatnya berbicara dengan tenang. Mereka seolah tidak menganggap hal itu sebagai perbuatan yang sadis dan menjadi kebencian warga Surabaya. Ketika ditanya apakah menyesal, Riski Topan malah menyalahkan korban. ”Kalau dia tidak nabrak dulu, mungkin tidak seperti itu,” ucapnya dengan nada agak tinggi.
Polisi kemarin memperlihatkan semua barang bukti yang berhasil ditemukan. Di antaranya, dua unit sepeda motor yang digunakan untuk mengejar korban dan satu sepeda motor modifikasi yang digunakan untuk balapan. Selain itu, ada bongkahan batu dan paving dengan beragam ukuran. Di permukaan benda keras tersebut bahkan masih ada sisa potongan daging dan rambut yang masih menempel.
Petugas juga menemukan dua bilah bambu yang digunakan untuk memukul korban. Ada juga satu blek tempat tahu yang dihantamkan ke tubuh korban. Di wadah berbahan seng itu, masih terlihat jelas jejak darah segar yang menempel.
Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Takdir Mattanete mengatakan, alasan pelaku mengeroyok korban beragam. Ada yang karena sakit hati, ada juga yang karena ikut-ikutan. ”Semuanya diproses pidana,” jelasnya. (eko/c6/ano)
sumber
siap - siap ngumpet tuh

semoga kasusnya cepet selesai, pelaku di tangkap semua,
biar jalanan surabaya aman lagi,kalau bisa sekalian begal2 yg berkeliaran pas malem (jam 10 malem - jam 2 pagi biasanya)
gara2 taruhan nyawa orang kayak nggak berharga

Diubah oleh maxilian2519 09-06-2015 13:54
0
3.8K
Kutip
48
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan