- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Petualanganku dalam kehampaan


TS
kripikir
Petualanganku dalam kehampaan

اَلسلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
Selamat datang di thread ane

Inilah aku, seorang manusia biasa, yang setiap hari hidup sebagai seorang pekerja. Setiap hari rutinitas ku hanya bangun pagi, berangkat kerja, pulang sore, sedikit nongkrong kalau sempat, dan tidur, hampir sama dengan rutinitas para pekerja kebanyakan. Secara prestasi kerja aku termasuk yang lumayan bagus, rajin masuk kerja, misal ada pekerjaan cepat selesai, serta sering di pilih untuk mewakili tempat kerja kesana kemari bisa aku jadikan sebagai sebuah prestasi. Secara kehidupan bisa di bilang semua kebutuhan ku bisa tercukupi, kendaraan ada, smartphone bagus punya, tapi tidak sekals iPhone juga, tapi di kalanganku sudah paling bagus, pengen ini itu tinggal beli, yang penting harga tidak sampai jutaan, makan masih lebih pilih warteg dari pada cafe, karena kenyang itu harga mati, dari pada hanya terlihat fancy, sayangnya untuk tinggal masih ikut orang tua.
Semua kehidupan ku yang terbilang cukup nyaman itu sebenarnya tidak sepenuhnya terasa nyaman bagi ku, entah kenapa setiap aku menjalnkan kehidupan ku, setiap hari bekerja dan berkegiatan ini itu, rasanya seperti ada yang hampa, entah menggambarkannya seperti apa, intinya terasa ada sesuatu yang kurang dalam hidupku. Aku merasakan ini sudah cukup lama, sekitar 2-3 tahun belakangan, namun aku bingung, ini semua bermula karena apa, dan penyebabnya apa aku tidak tahu, aku masih belum menyadari. Dalam keseharian, aku juga bukanlah orang yang religius, taat beribadah pun tidak, tapi paling tidak aku masih menyempatkan beribadah ketika aku di ajak teman, iya beribadah ketika di ajak teman, bukan karena gengsi di depan teman, tapi jika beribadah sendiri itu selalu terhalang dengan rasa malas.
Kegundahan ku mengenai kehampaan yang aku alami ini selalu membebani ku di setiap langkahku, rasa hampa nan aneh ini selalu mengganggu, eringnya tidak terlalu aku hiraukan, aku lupakan dengan cara bekerja. Namun di saat sendiri dan sedang tidak melakukan kegiatan apa-apa, rasa hampa ini selalu muncul, rasanya di saat seperti ini aku bertengkar dengan batin ku, bertanya-tanya tentang kehampaan ini. Bahkan di satu waktu, aku sempat seperti orang yang putus asa, bertanya apa salahku, kenapa ada rasa ini di hidupku, selama ini aku merasa tidak pernah membuat dosa besar, maksiat pun aku tidak, minum-minuman keras pun juga tidak, merokok pun aku tidak mau. Apa sebenarnya yang terjadi padaku?.
Sore hari di waktu aku pulang kerja, dengan rasa lelah setelah menjalani aktifitas, aku berbaring di atas tempat tidurku, memejamkan mata sejenak, berharap rasa lelahku ini bisa berkurang, sambil terpejam aku mendengar suara yang tidak asing bagiku, setiap hari mendengar suara ini, di saat suara ini datang ada sebuah gejolak dalam diriku untuk segera bertindak, namun selalu rasa malas ku selalu menang dalam pergolatan dalam diriku, suara ini selalu lewatkan di setiap aku mendengarkannya, padahal suara ini mengajakku untuk berbuat baik, yaitu mengajakku untuk menjalankan ibadah wajibku. Di saat itu aku mulai berpikir, apakah ini jawaban dari kehampaan ku? karena selama ini, saat aku mendengar suara ini, aku rasanya ingin, tapi selalu saja aku tolak, mungkinkah batinku memberontak, dan menyiksaku dengan kehampaan yang aku rasakan ini?.
Sedikit demi sedikit, aku mencoba untuk mengikuti apa yang batinku mau, yang awalnya sebuah rasa hampa, sekarang rasanya seperti sebuah penyemangat kepada diriku untuk bergerak, dan setelah aku lakukan kewajiban ku, menjalankan ibadah lima waktu, yang sebenarnya tidak sepenuhnya lima waktu aku jalani, hidupku menjadi lebih terasa ringan, ada sebuah obat di saat aku merasa jenuh dan cukup dengan beban di kehidupan ku, saat aku bersujud dan menghadap-Nya, rasanya tiada dua. Tidak cukup aku disini untuk mengikuti perintah-Nya, aku menjalankan hal lain yang juga bisa merubahku, yaitu dengan membagikan 2,5% apa yang aku miliki, kepada orang-orang yang membutuhkan, di sisi ini diriku seperti berkaca, bahwa aku harus bersyukur dengan apa yang aku miliki sekarang, aku saat ini mampu, bahkan lebih, tapi aku terlalu buta menghabisan semuanya sendirian, padahal jika aku membagikan sedikit saja, aku bisa membahagiakan orang lain, meringankan kehidupan mereka, ini hanya seidikit yang aku keluarkan, bagaimana kalau banyak?, lucunya di saat aku lupa untuk membagikan sedikit harta ku, aku merasakan sebuah kesialan, seperti ada saja hal-hal buruk yang terjadi, yang sebenarnya mengingatkanku bahwa aku belum membagikan sedikit harta ku.
Selangkah dari perubahan hidup ku ini, aku ingin terus tetap mejalankan kewajiban ku, akan ku usahakan semampu ku, selayaknya manusia yang penuh kekurangan. Ini bukan akhir dari jalanku, tapi menjadi sebuah awlan untuk aku menjadi hamba yang lebih baik lagi.
Terima kasih sudah berkunjung di thread ane
Jika berkenan bisa bantu untuk UpVote (Panah ke atas), Share, dan Rate


anasabila memberi reputasi
1
1.5K
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan