- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Nestapa Penumpang Lion: Sudah Beli Tiket Tapi Tak Bisa Naik Pesawat


TS
anarchy0001
Nestapa Penumpang Lion: Sudah Beli Tiket Tapi Tak Bisa Naik Pesawat
Quote:
Nestapa Penumpang Lion: Sudah Beli Tiket Tapi Tak Bisa Naik Pesawat


tirto.id - Muhammad Chozin Amirullah nyaris gagal berkumpul bersama keluarganya di Pangkal Pinang kalau saja tak punya uang cadangan. Ini menurutnya lantaran buruknya manajemen maskapai Lion Air.
Cerita bermula saat Chozin yang sudah membeli tiket pesawat Lion Air tujuan Jakarta-Pangkal Pinang ditolak petugas untuk melakukan check-in (daftar ulang). Petugas Lion berdalih penumpang sudah penuh. Padahal menurut Chozin keterangan dalam tiket elekronik menyebutkan jadwal terbang pukul 10.05 WIB pada 2 Juni dan tiba di tujuan pukul 11.30 WIB. Sedangkan Chozin mengaku ia sudah tiba di Terminal 1B Bandara Soekarno-Hatta jauh sebelum jadwal check in ditutup. Karena antrean cukup Panjang Chozin baru tiba di konter check in pukul 09.20. Alih-alih mendapatkan boarding pass, seorang petugas berinisial MFA malah mengatakan bahwa Chozin terlambat check in.
"Petugas bilang bahwa saya tidak bisa check in karena kursi sudah penuh," kata Chozin saat dihubungi tirto, Jakarta, Senin (3/6/2019).
Keterangan petugas Lion Air itu membuat Chozin terkejut, sebab kursi yang sedianya menjadi miliknya sudah diisi oleh penumpang lain. Bahkan, petugas Lion malah menyalahkan Chozin yang tidak melakukan check in online terlebih dahulu. Namun yang bikin Chozin heran bagaimana bisa tiket yang sudah ia beli diisi oleh orang lain, sementara ia sudah tiba di konter check-in sekitar 40 menit sebelum jadwal keberangkatan. Artinya kalau konter check in untuk penerbangan domestik ditutup 30 menit sebelum keberangkatan, maka Chozin masih punya jeda waktu sekitar 15 menit.
"Wah kok kursinya penuh? kayak naik bus antar kota aja nih. Berati kursi saya diisi dengan orang lain dong. Gimana cara orang itu mengisi kursi saya? dengan membeli? kalau dengan cara membeli berarti Lion ngejual dong. Ngejual kursi saya."

Pengalaman Chozin juga ia sampaikan di status Facebook dan menjadi percakapan warga maya. Hingga Senin 3 Juni 2019 siang tercatat status Chozin itu menuai 924 komentar dan dibagikan hingga 1.964 kali.
Cerita Chozin di media sosial seperti mewakili pengalaman beberapa orang. Tak sedikit orang yang selama ini mengeluhkan masalah yang sama mencurahkan uneg-uneg di status Chozin. Misalnya, Itho Murtadha, ia ikut mengkomentari peristiwa yang menimpa Chozin.
"Saya pernah megalami hal yang sama. Saya ngamuk-ngamuk di situ dan sejak saat itu saya tak pernah lagi mau naik Lion," kata Itho.
Pemerintah Harus Bertindak
Chozin berharap keluhan ia dan konsumen lainnya bisa ditindaklanjuti pemerintah. Dia menambahkan, pemerintah memiliki aparatur yang bisa menegakkan aturan, sementara rakyat kecil hanya bisa memberikan sanksi sosial. Jika pemerintah diam, kepada siapa lagi rakyat mengadu "Kami masyarakat, satu dua enggak bisa (melawan). Tapi ketika sudah mulai ramai mengeluhkan, pemerintah pusat harus mendengar," kata Chozin.
Chozin mengaku pasrah tiket seharga Rp1.145.200 yang ia beli hangus. Akhirnya ia membeli tiket di maskapai lain dengan konsekuensi harga melambung tinggi karena yang tersisa cuma tiket kelas bisnis seharga Rp5 juta lebih.
"Saya sendiri berada dalam pilihan yang sulit karena keluarga sudah terlanjur berangkat. Kalau saya tidak berangkat, tentu akan menyakiti keluarga saya," kata Chozin. "Tentu saya lebih beruntung, tetapi orang lain mungkin tidak ada (dana) sebanyak itu dan bisa jadi gigit jari."
Ketua YLKI Tulus Abadi mengatakan Kementerian Perhubungan harus menegur manajemen Lion Air jika terbukti menjual tiket pesawat ganda kepada penumpang. “Kemenhub harus menegur keras Lion Air. Dan kembalikan hak konsumen untuk terbang sesuai tiketnya,” kata Tulus kepada Tirto, Jakarta, Senin (3/6/2019).
Ia menyayangkan peristiwa itu terjadi lagi pada penumpang maskapai berlogo singa merah. Pasalnya, peristiwa seperti ini berulang kali terjadi dan dikeluhkan oleh konsumen. Jika merujuk pada cerita Chozin dikronologis FB, Tulus bilang masih ada waktu untuk chek in. Apalagi sudah masuk dalam antrean.
Semestinya, lanjut Tulus, dalam kondisi itu petugas dapat mendistribusikan antrean sehingga penumpang dengan jadwal penerbangan terdekat tidak merugi. Ia mengimbuhkan, Lion Air juga harus menambah konter check in untuk mengantisipasi terjadinya penumpukan penumpang. Terlebih di saat-saat seperti saat ini yang memasuki musim mudik lebaran.
Lion Enggan Menanggapi
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub Hengki Angkasawan enggan mengomentari kasus yang menimpa Chozin dengan manajemen Lion Air. Ia menilai, pihaknya tidak ada kewenangan untuk menjawab soal sanksi.
"Kami enggak ada kapasitas untuk jawab itu," kata Hengki.
Danang Mandala Prihantoro selaku Corporate Communications Strategic Lion Air juga menolak berkomentar dengan alasan dirinya sedang rapat. Ia berjanji akan memberikan keterangan, tapi sampai berita diturunkan, ia belum memberikan keterangan.
Reporter: Reja Hidayat
Penulis: Reja Hidayat
Editor: Jay Akbar
Quote:
Viral Penumpang Merasa 'Dikibuli' Lion Air saat Mudik,
Ini Kronologinya
Ini Kronologinya
FIKA NURUL ULYA Kompas.com - 03/06/2019, 14:12 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang staf khusus Gubernur DKI Jakarta bernama Muhammad Chozin Amirullah merasa dibohongi oleh Lion Air saat dirinya hendak bertolak ke Bangka Belitung. Pasalnya, Chozin sampai tidak bisa terbang karena kursinya telah diisi penumpang lain.
Kejadian tak mengenakkan itu dibagikan Chozin pada akun Facebook miliknya. Cerita Chozin pun viral di media sosial.
Chozin menceritakan, kejadian bermula saat dia datang ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta tanggal 2 Juni 2019 untuk keperluan check-in lebih awal. Ini mengingat antrean yang panjang menjelang Lebaran.
Saat Chozin sudah sampai di counter check-in pada pukul 09.20 WIB, Chozin terkejut kursi maskapai yang dipilihnya sudah terisi penuh. Petugas pun mengatakan kepadanya bahwa Chozin tidak melakukan check-in secara online.
"Kita check-in belum terlambat tapi dinyatakan kursi sudah penuh karena tidak online check-in. Yang lain mungkin terima begitu saja. Tapi saya tahu web check-in itu bukan kewajiban melainkan opsional. Kalau tidak terlambat check-in bisa di bandaranya," kata Muhammad Chozin Amirullah saat dihubungi Kompas.com, Senin (3/6/2019).
Dari situ, Chozin beranggapan kursi yang telah dipesannya dijual ke penumpang lain karena disinyalir telat check-in.
"Lalu, dia (petugas Lion Air) enggak bisa input, dia bilang kursi sudah penuh, bukan terlambat. Enggak salah kalau saya berasumsi kursi itu dijual lagi ke penumpang lain," terang Chozin.
Akhirnya, Chozin pun mengajukan keluhan kepada petugas maskapai. Setelah itu, Chozin diarahkan untuk menuju customer service.
"Saya sampaikan, 'Mas, counter customer service antriannya panjang begitu. Kalau saya ke sana sekarang, saya harus melalui antrian panjang lagi. Begitu sampai dapat giliran di counter pasti mereka akan bilang kalau saya terlambat dan sekarang pesawat sudah boarding. Bolehkah saya diantar untuk bisa langsung bertemu manajemennya tanpa harus antri dulu?'," terang Chozin.
Namun, petugas maskapai tidak bisa mengantarnya. Singkat cerita, akhirnya Chozin hanya bisa diantarkan ke customer service, tidak bisa menemui manager maupun supervisor maskapai Lion Air.
Chozin pun harus kembali mengantre panjang hingga pesawat siap berangkat.
Setelah sampai di counter customer service, Chozin menceritakan kejadian yang dialaminya secara runut. Namun, jawaban petugas tersebut masih sama, yaitu terlambat check-in.
"Di counter 26 ditolak dengan alasan tidak melalui web check-in, di customer service ditolak dengan alasan terlambat check-in," kata Chozin.
Chozin pun akhirnya diantar ke counter 15 untuk menemui supervisor Lion Air. Lagi-lagi, jawaban yang diutarakan sama, yaitu Chozin dianggap terlambat check-in.
"Saya enggak tahu itu supervisor apa bukan, ya. Tapi customer service itu bilang atasannya," ungkap Chozin.
Akibatnya, Chozin pun mengganti pemberangkatannya dengan maskapai lain di hari yang sama dengan harga sekitar Rp 5 juta. Chozin juga mengakui dirinya tidak akan menggunakan maskapai Lion Air hingga manajemennya diperbaiki.
"Saya enggak salah, menurut saya memang harus dibenahi. Saya sudah tobat, saya sudah tidak mau memakai lagi kalau manajemennya belum diperbaiki," pungkasnya.
Penulis : Fika Nurul Ulya
Editor : Sakina Rakhma Diah Setiawan
Quote:
"Di counter 26 ditolak dengan alasan tidak melalui web check-in, di customer service ditolak dengan alasan terlambat check-in "
walah dalah ga check in onlinS E N S O R
tapi bisa beli tiketnya langsung 1.4 jt.. angus angus dah..
jauh juga harganya 1.4 sama 5jt
walah dalah ga check in onlinS E N S O R
tapi bisa beli tiketnya langsung 1.4 jt.. angus angus dah..
jauh juga harganya 1.4 sama 5jt






jicho22 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
19.6K
Kutip
131
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan