- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Pantaskah Aku Mencintaimu, Eva?


TS
djoeragancendol
Pantaskah Aku Mencintaimu, Eva?
Quote:

Quote:
"Jo...!!! Suara Eva melengking mengalahkan riuh rendah anak-anak yang sedang berlarian menuju kantin. Sementara Eva membersihkan roknya, Jo sudah melesat meninggalkan kelas X.1 menuju tempat nongkrong favoritnya, gerobak mie ayam Pak Amad. Kali ini Jo berhasil membuat rok putih Eva lengket karena permen karet yang dia letakkan di kursinya. Entah sudah berapa banyak kejahilan yang Jo lakukan pada Eva sejak 4 bulan terakhir ini.
Eva, gadis mungil dengan lesung pipit yang menggoda. Saat dia tersenyum,bikin meleleh seluruh cowo penghuni kelas X.1. Senyum manisnya bagai es krim lezat saat terik mentari pagi membakar tubuh siswa selesai olahraga. Tak ketinggalan kacamata yang nangkring manis di hidungnya, menambah kesan cantik sekaligus pintar. Eva nggak hanya cantik dan manis, tapi dia juga bintang di kelas X.1. Semester 1 kemarin dia menduduki peringkat pertama di kelas, pun dengan hasil ulangan hariannya yang selalu nyaris dapat nilai sempurna. Namun Jo nggak pernah terpesona dengan semua itu. Disaat anak cowok yang lain begitu memuja Eva, namun Jo sebaliknya. Dia tak pernah jera membuat Eva naik pitam. Hampir tiap hari, ada saja hal jahil yang dia lakukan buat Eva.
Eva, gadis mungil dengan lesung pipit yang menggoda. Saat dia tersenyum,bikin meleleh seluruh cowo penghuni kelas X.1. Senyum manisnya bagai es krim lezat saat terik mentari pagi membakar tubuh siswa selesai olahraga. Tak ketinggalan kacamata yang nangkring manis di hidungnya, menambah kesan cantik sekaligus pintar. Eva nggak hanya cantik dan manis, tapi dia juga bintang di kelas X.1. Semester 1 kemarin dia menduduki peringkat pertama di kelas, pun dengan hasil ulangan hariannya yang selalu nyaris dapat nilai sempurna. Namun Jo nggak pernah terpesona dengan semua itu. Disaat anak cowok yang lain begitu memuja Eva, namun Jo sebaliknya. Dia tak pernah jera membuat Eva naik pitam. Hampir tiap hari, ada saja hal jahil yang dia lakukan buat Eva.

Quote:
"Hai Jo, buruan sini" teriak Adi. Adi dan Tono adalah teman sekelas Jo. Saat itu mereka sudah duduk menikmati mie ayam Pak Amad yang paling lezat seantero SMA Nusantara. Nggak lebay sih, karena memang hanya Pak Amad yang jualan mie ayam disini. 
"Hai Bro..." Jo segera bertoastdengan Adi dan Tono sambil menarik bangku plastik untuk dia duduki. "Darimana aja loe Jo? Udah mau abis nih mie ayam gue" Seru Tono. "Ah kayak ga tau aja loe, Ton. Darimana lagi kalu bukan pedekate si Eva" sahut Adi. "Pedekate Ndasmu" sungut Jo. "Mana mungkin gue pedekate Eva". "Jangan gitu Jo, sekarang kamu jahilin Eva tiap hari, ntar loe naksir lho" kata Tono
"Nggak mungkin lah bro, gue naksir Eva" seru Jo sambil menepuk dadanya. "Udah ah, jangan ganggu gue, gue laper mau makan mie ayam!"
Jo pun melanjutkan menyantap mie ayam favoritnya. Sementara tak jauh dari situ, Eva berdiri geram menatap Jo. Matanya berkilat marah. "Cukup Jo, takkan kubiarkan kau kali ini. Tunggu aja pembalasanku"


"Hai Bro..." Jo segera bertoastdengan Adi dan Tono sambil menarik bangku plastik untuk dia duduki. "Darimana aja loe Jo? Udah mau abis nih mie ayam gue" Seru Tono. "Ah kayak ga tau aja loe, Ton. Darimana lagi kalu bukan pedekate si Eva" sahut Adi. "Pedekate Ndasmu" sungut Jo. "Mana mungkin gue pedekate Eva". "Jangan gitu Jo, sekarang kamu jahilin Eva tiap hari, ntar loe naksir lho" kata Tono

"Nggak mungkin lah bro, gue naksir Eva" seru Jo sambil menepuk dadanya. "Udah ah, jangan ganggu gue, gue laper mau makan mie ayam!"
Jo pun melanjutkan menyantap mie ayam favoritnya. Sementara tak jauh dari situ, Eva berdiri geram menatap Jo. Matanya berkilat marah. "Cukup Jo, takkan kubiarkan kau kali ini. Tunggu aja pembalasanku"


Quote:
Pak Surya: "Jo, nilai ulangan kamu paling jelek lagi hari ini. Kamu niat sekolah ga sih?"
Jo: "Saya niat sekolah kok Pak,buktinya saya hadir di depan Bapak sekarang ini. Kalau belajar entahlah"

Pak Surya: "Kalau nilai Matematika kamu terus-terusan dibawah 5, kamu nggak akan bisa naik kelas Jo. Kamu mau kelas X terus?"
Jo hanya terdiam mendengar ucapan Pak Surya. Sebenarnya Jo bukan anak yang bodoh. Nilai nilainya pas di SMP pun boleh dibilang sangat bagus. Karena itulah dia bisa berada di Kelas X.1 saat ini. Namun entah mengapa sejak awal semester 2, nilai Jo jadi turun drastis.
Pak Surya: "Jo, saya sudah memutuskan bahwa kamu akan dapat bimbingan khusus untuk pelajaran Matematika saya"
Jo: "maksud Bapak, saya harus les gitu sama Pak Surya? Terus, kapan waktu saya main Pak?"

Pak Surya: "ini demi masa depan kamu Jo. Kalu kamu pengin naik kelas, kamu harus perbaiki nilai Matematika kamu."
Jo: "apa yang harus saya lakukan Pak?"
Pak Surya: Bapak sudah mempertimbangkan dan memutuskan, kamu akan belajar kelompok dengan salah satu teman kamu. Kamu, Eva... Mulai besok kamu dan Jo akan jadi teman belajar kelompok.
"SAYA NGGAK MAU PAK!!" seru Jo dan Eva bersamaan.
Pak Surya: "bagus. Kalian berdua sangat kompak. Jangan lupa, Jo.. kamu harus rajin belajar agar nilai kamu bisa diperbaiki. Dan kamu Eva, kamu murid terpandai di kelas ini, dan kamu juga sebagai ketua kelas,karena itu bapak kasih kamu tanggung jawab untuk belajar bareng Jo.
"Baik Pak..." sahut Jo dan Eva lirih.
Eva memandang Jo dengan tatapan misterius. "Sekarang saatnya Jo, kamu akan merasakan akibatnya,sudah berani mengangguku tiap hari" bayin Eva. Jo hanya diam membalas tatapan mata Eva, namun jauuh di lubuk hatinya ada kebahagiaan yang terpancar mengisi relung hatinya.
Quote:
Sudah seminggu ini, tak ada lagi Jo yang usil sama Eva. Dia lebih banyak diam di meja paling pojok,meja favoritnya. Candaan dan celetukan usilnya pun hilang entah kemana. Sementara Eva, dia hanya menunggu. Menunggu Jo datang menghampirinya untuk minta diajarin Matematika. Namun sepertinya Jo tak bergeming dari posisinya selama ini. Entah apa yang difikirkannya.
Namun entah kesambet setan mana, siang ini Jo datang menghampiri Eva. Di tangannya ada 1 batang Silverqueen. "Nih buat kamu,Eva"
"apa ini?" Tanya Eva. "Coklat" jawab Jo. "Ya gue tahu ini coklat, apa maksudnya kamu kasih coklat ini?" Sungut Eva. "Gue mau berteman dengan kamu. Gue minta maaf" lirih Jo. "Hahahaha, Gue ga salah denger Jo? Loe mau jadi teman Gue? Loe ngigau ya?"
"nih, ambil coklat loe! Gue ga butuh! Eva pun melangkah keluar kelas meninggalkan Jo yang masih termangu di depan bangku Eva.
Namun entah kesambet setan mana, siang ini Jo datang menghampiri Eva. Di tangannya ada 1 batang Silverqueen. "Nih buat kamu,Eva"



Quote:
Bel pulang sudah 5 menit yang lalu berbunyi. Anak-Anak SMA Nusantara sudah meninggalkan ruang kelas masing-masing. Sebagai ketua kelas, Eva selalu jadi yang terakhir meninggalkan kelas. Namun siang ini terasa berbeda, Jo masih duduk di bangku belakang sambil mengawasi Eva yang sedang merapikan buku-bukunya. Eva juga merapikan jurnal dan absensi kelas untuk dibawa ke ruang guru. Saat itulah Jo datang menghampiri Eva dan berdiri di depannya.
Jo hanya bisa diam menatap kepergian Eva. Jo sadar dia akan sulit untuk mendapatkan Eva setelah semua perbuatannya selama ini. Tapi Jo nggak pernah mengira bahwa akan sesakit ini luka yang dia dapatkan saat Eva mengacuhkannya
Quote:
Jo: "Eva, aku suka sama kamu."
Eva: "hah, loe ngomong apa Joe?"
Jo:"nggak, kamu nggak salah dengar Va. A K U S U K A S A M A K A M U, E V A."
Eva: "maksud loe? Gue masih nggak ngerti".
Jo: "Sudah lama aku suka sama kamu, Eva. Senyum kamu, penampilan kamu dengan jilbab putihmu itu, selalu membuatku tak bisa sedetik pun melupakanmu. Tapi selama ini aku nggak punya keberanian untuk mengungkapkannya kepadamu. Yang kulakukan justru sebaliknya. Aku selalu jahil sama kamu, aku selalu buat keisengan sama kamu. Satu hal yang kuharapkan adalah agar kamu bisa terus perhatian sama aku. Maaf kalu selama ini aku buat kamu jengkel, marah dan mungkin menangis karena ulahku. Coklat yang aku bawa kemarin sebagai tanda maaf dariku. Karena aku tahu, kamu sangat suka dengan Silverqueen. Namun ternyata lidahku masih kelu untuk sekedar minta maaf denganmu.
Eva: "sorry Jo. Gue ga bisa menerima perasaan kamu. Untuk memaafkan kamu pun rasanya sulit bagiku. Kamu nggak pernah tahu apa yang selama ini aku rasakan akibat ulahmu. Sorry Jo,gue mau pulang"
Eva: "hah, loe ngomong apa Joe?"
Jo:"nggak, kamu nggak salah dengar Va. A K U S U K A S A M A K A M U, E V A."
Eva: "maksud loe? Gue masih nggak ngerti".
Jo: "Sudah lama aku suka sama kamu, Eva. Senyum kamu, penampilan kamu dengan jilbab putihmu itu, selalu membuatku tak bisa sedetik pun melupakanmu. Tapi selama ini aku nggak punya keberanian untuk mengungkapkannya kepadamu. Yang kulakukan justru sebaliknya. Aku selalu jahil sama kamu, aku selalu buat keisengan sama kamu. Satu hal yang kuharapkan adalah agar kamu bisa terus perhatian sama aku. Maaf kalu selama ini aku buat kamu jengkel, marah dan mungkin menangis karena ulahku. Coklat yang aku bawa kemarin sebagai tanda maaf dariku. Karena aku tahu, kamu sangat suka dengan Silverqueen. Namun ternyata lidahku masih kelu untuk sekedar minta maaf denganmu.
Eva: "sorry Jo. Gue ga bisa menerima perasaan kamu. Untuk memaafkan kamu pun rasanya sulit bagiku. Kamu nggak pernah tahu apa yang selama ini aku rasakan akibat ulahmu. Sorry Jo,gue mau pulang"
Jo hanya bisa diam menatap kepergian Eva. Jo sadar dia akan sulit untuk mendapatkan Eva setelah semua perbuatannya selama ini. Tapi Jo nggak pernah mengira bahwa akan sesakit ini luka yang dia dapatkan saat Eva mengacuhkannya


Quote:
"Jo, nilai Matematika kamu masih dibawah 5. Apakah kamu sudah belajar bareng Eva?" Tanya Pak Surya. "Belum Pak, jawab Jo. Saya nggak mau belajar bareng Eva". "Bapak perintahkan kamu untuk belajar bareng Jo, atau kamu nggak naik kelas karena nilai kamu jauh dibawah standar!" Tegas Pak Surya.
Saat bel tanda istirahat kedua berbunyi, Jo menghampiri Eva.
Jo: "boleh bicara sebentar, Va?"
Eva: "ngomong aja"
Jo: "Tapi nggak disini, kita ke taman belakang sekolah"
Jo pun melangkah keluar kelas diikuti Eva yang berjalan dibelakangnya.
Saat bel tanda istirahat kedua berbunyi, Jo menghampiri Eva.
Jo: "boleh bicara sebentar, Va?"
Eva: "ngomong aja"
Jo: "Tapi nggak disini, kita ke taman belakang sekolah"
Jo pun melangkah keluar kelas diikuti Eva yang berjalan dibelakangnya.
Quote:
Eva: "udah cepetan, mau ngomong apa? Gue ga mau teman teman curiga melihat kita berduaan disini"
Jo: "Eva, gue sadar selama ini sudah jahat sama kamu. Dan mungkin juga kamu masih sakit hati dengan kelakuan gue. Tapi gue masih berharap kamu mau memaafkan gue dan kamu mau menerima perasaan gue ini."
Eva: "loe gila ya Jo? Loe kira semudah itu loe minta maaf kemudian loe bilang loe suka sama gie, terus gue maafin loe dan kemudian terima cinta loe gitu?"
"nggak Jo. Gue nggak bisa. Titik. Dan mulai sekarang jangan ganggu atau deketin gue lagi."
Joe: "Oke Va, kalu itu mau kamu. Gue ga akan ganggu atau deketin loe lagi. Tapi loe ingat satu hal janji gue. Loe akan gue kalahkan saat ujian semester 2 nanti. Predikat loe sebagai juara 1 di kelas ini, akan gue ambil. Ingat itu.
Jo: "Eva, gue sadar selama ini sudah jahat sama kamu. Dan mungkin juga kamu masih sakit hati dengan kelakuan gue. Tapi gue masih berharap kamu mau memaafkan gue dan kamu mau menerima perasaan gue ini."
Eva: "loe gila ya Jo? Loe kira semudah itu loe minta maaf kemudian loe bilang loe suka sama gie, terus gue maafin loe dan kemudian terima cinta loe gitu?"

Joe: "Oke Va, kalu itu mau kamu. Gue ga akan ganggu atau deketin loe lagi. Tapi loe ingat satu hal janji gue. Loe akan gue kalahkan saat ujian semester 2 nanti. Predikat loe sebagai juara 1 di kelas ini, akan gue ambil. Ingat itu.

Quote:
Ujian kenaikan kelas sudah berakhir. Kini waktunya untuk menunggu raport dibagikan. Waktu 1 minggu ini diisi oleh siswa SMA Nusantara dengan berbagai lomba olahraga antar kelas. Namun tidak buat Jo, 1 minggu ini dia habiskan dengan nongkrong di gerobak mie ayam Pak Amad. Setelah pertemuan di taman belakang sekolah dengan Eva, Jo mulai banyak berubah. Dia lebih banyak diam di kelas saat istirahat. Pun saat pelajaran, dia lebih banyak memperhatikan pelajaran. Meski belum dibilang bagus, namun nilai-nilai ulangan Jo semakin membaik.
Hari yang dinanti pun akhirnya tiba. Raport kenaikan kelas akan dibagikan pagi ini. Pak Surya selaku Wali Kelas X.1 membawa setumpuk buku raport memasuki ruang kelas yang sudah dipenuhi anak anak yang nggak sabar untuk segera tahu nilai raportnya. "Anak anak, Bapak bangga dengan kalian semua. Kalian sudah bekerja keras dengan semangat belajar selama 1 tahun ini. Nilai raport kalian cukup memuaskan. Dan ada 1 orang murid yang bikin bapak bangga. Selain itu bapak senang karena kalian semua naik kelas. Jadi kalian bukan lagi murid kelas X.1 awal semester depan." Pak Surya kemudian melanjutkan pembicaraannya. Untul Eva, kamu tetap murid terbaik di kelas ini. Kamu seperti semester 1 kemarin, peringkat 1 tetap jadi milik kamu. Selamat ya... Dan kamu, Jo. Bapak sangat senang dengan perubahan kamu. Setelah semester 1 kamu berada di posisi paling bawah, namun semester ini kamu bisa meraih peringkat kedua. Bapak bangga sama kamu Jo"
:tepuktangan
:tepuktangan
Hari yang dinanti pun akhirnya tiba. Raport kenaikan kelas akan dibagikan pagi ini. Pak Surya selaku Wali Kelas X.1 membawa setumpuk buku raport memasuki ruang kelas yang sudah dipenuhi anak anak yang nggak sabar untuk segera tahu nilai raportnya. "Anak anak, Bapak bangga dengan kalian semua. Kalian sudah bekerja keras dengan semangat belajar selama 1 tahun ini. Nilai raport kalian cukup memuaskan. Dan ada 1 orang murid yang bikin bapak bangga. Selain itu bapak senang karena kalian semua naik kelas. Jadi kalian bukan lagi murid kelas X.1 awal semester depan." Pak Surya kemudian melanjutkan pembicaraannya. Untul Eva, kamu tetap murid terbaik di kelas ini. Kamu seperti semester 1 kemarin, peringkat 1 tetap jadi milik kamu. Selamat ya... Dan kamu, Jo. Bapak sangat senang dengan perubahan kamu. Setelah semester 1 kamu berada di posisi paling bawah, namun semester ini kamu bisa meraih peringkat kedua. Bapak bangga sama kamu Jo"
:tepuktangan


Quote:
"Selamat Eva, kamu memang yang terbaik" Jo mengacungkan 2 jempolnya dihadapan Eva. "Nggak salah kalau aku menyukai kamu. Selain cantik, kamu juga berprestasi. Sekali lagi, selamat" Jo kemudian pergi meninggalkan Eva yang terdiam di bangkunya. Jo pergi tanpa menyadari bahwa ada setetes air mata jatuh di pipi Eva saat dia berbalik melangkah pergi meninggalkannya.

Pandeglang, 23 feb dini hari
Diubah oleh djoeragancendol 21-05-2019 14:01


anasabila memberi reputasi
1
779
Kutip
18
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan