Mengapa memaafkan itu harus?

Hai, agan and sista!

Tau nggak sih salah satu dari resep hidup bahagia? Salah satunya adalah memaafkan.

Pembahasan ini aku angkat bukan karena karena sebentar lagi lebaran ya, Gan. Tetapi, memaafkan itu memang sangat penting. Dengan memaafkan orang lain, hati kita akan lebih tenang dan hidup lebih damai. Sebaliknya, jika kita terus menaruh dendam dan tidak ingin melepas ego, maka yakin saja hati akan terus merasa marah dan gelisah.



ingatan seseorang tentang kesalahan orang lain memang tidak bisa dihapus begitu saja. Otak manusia sudah dirancang untuk selalu mengingat hal buruk yang menimpanya daripada hal baik yang terjadi di hidupnya.

Hal itu yang membuat kita sangat susah memaafkan, namun memaafkan tidak berarti kita harus melupakan apa yang telah kita alami. Memaafkan berarti kita tidak menaruh dendam dan ikhlas pada apa yang telah terjadi.



Setiap orang itu pasti pernah melakukan kesalahan, namanya juga manusia, tempatnya salah dan dosa. Orang tua juga pastilah pernah membuat anaknya merasa sakit hati. Namun, pantaskah seorang anak menaruh dendam dan benci pada orang tuanya? Tidak!

Bapak ane orangnya tegas, keras lebih tepatnya. Dia tidak akan segan-segan menggunakan kekerasan saat ane melakukan kesalahan. Aku tidak lupa setiap kali ane dihukum sama Bapak, tapi setiap ane ingat ane tersenyum, bahkan kadang tertawa.

Kenapa tertawa? Karena ane mengingat betapa Bapak ingin melihat ane menjadi orang baik.

Terlepas dari itu semua, Bapak juga pernah melakukan kesalahan besar yang hampir membuat keluarga ane terpisah. Ane benci perbuatan Bapak, namun tidak membenci orangnya.

Emak ane bilang, "Seburuk apa pun perbuatan Bapak, dia adalah bapakmu. Dia tidak melahirkanmu, tetapi berkat dia kamu terlahir."

Ane selalu mengagumi emak karena dia adakah orang berhati besar. Dia bisa memaafkan.

Banyak sekali di lingkungan Ane kasus anak yang membenci dan tidak ingin memaafkan orang tuanya. Ada beberapa teman ane yang berasal dari keluarga broken home, mereka berakhir membenci Bapaknya sendiri. Mengapa demikian? Hal itu tidak bisa terlepas dari peran Emak.

Ada seseorang yang ane kenal memang memberi doktrin pada anaknya bahwa Bapak si anak adalah orang jahat dan dia mesti menjauh dari Bapaknya.



So, Gan and Sis, berhentilah saling membenci! Mari kita saling memaafkan, kita ini tidak akan selamanya hidup di dunia. Besok atau lusa kalau kita meninggal, siapa yang akan mengurus mayat kita kalau bukan orang lain. Lagian nih ya, emang agan mau bangkit lagi mengubur diri sendiri.


Memaafkan orang lain itu memang susah, tapi memaafkan diri sendiri adalah hal yang lebih sulit lagi. Percaya deh, tidak akan ada orang yang bisa memaafkan orang lain sebelum dia bisa memaafkan diri sendiri.

Penyesalan akan apa yang telah diperbuat sering kali menjadi alasan kita sulit untuk memaafkan diri sendiri. Menyesal karena pilihan yang salah, merasa diri bodoh dan tak berguna, tidak bisa menerima kekurangan, juga lingkungan yang kadang kala menyudutkan kita sehingga berakhir membuat kita merendahkan diri sendiri. Hal-hal itu yang membuat kita membenci diri sendiri dan sukar untuk memaafkan.

Nah, beberapa tips dari ane supaya agan and sista semua bisa memaafkan diri sendiri:

1. Berdamai dengan masa lalu, masa lalu itu sudah tidak bisa diulang apalagi diperbaiki. Biarkan saja, cukup jadikan pembelajaran dan jangan diulangi lagi. (Di dunia nyata belum ada mesin waktu kayak di film Avenger)

2. Positive thinking, otak manusia emang selalu condong ke hal negatif, Gan. Tapi bukan berarti tidak bisa dilatih untuk menjadi positif. Nah, untuk itu Gan dalam setiap masalah yang ada usahakan mengambil hikmahnya.

3. Menerima diri sendiri, jangan suka membandingkan diri sendiri sama orang lain, Gan. Rumput tetangga itu emang selalu lebih hijau, tapi di balik rumput itu nggak ada yang tau ada apa.

4. Sering-sering berbagi, berbagi yang ane maksud bukan cuma barang ato makanan, Gan. Tapi, sharing story bareng (curhat ye, bukan nge-gossipin tetangga, Sis)

itu aja dulu ya, Gan.

Siang-siang gini enaknya minum es cendol