PencariTuhanXYZAvatar border
TS
PencariTuhanXYZ
Ask Pendapat dan Saran
Salam kedamaian bagi kita semua.
Mohon dibaca dengan detail tiap kata, agar bisa memahami permasalahan saya.

Saya seorang pendosa. Tidak perlu saya detailkan dosa-dosa saya, yang pasti mulai dari dosa kecil sampai besar, berdosa untuk diri sendiri maupun bersama orang lain. Dosa atas dasar hubungan antar manusia, maupun hubungan dengan tuhan. Dosa-dosa yang saya lakukan tentu saja subjektif bila dipandang oleh pihak yang tidak memercayai tuhan/agama, atau para liberalis. Mungkin.

Saya seorang munafik. Saya selalu berusaha untuk tidak memperlihatkan dosa-dosa yang pernah/sedang saya lakukan. Meskipun semakin ke sini, saya semakin berani untuk menceritakan perihal dosa saya kepada orang lain, untuk beberapa orang saja. Secara naluri, itu terjadi dengan begitu saja, bahwa saya tidak ingin orang lain melihat saya sebagai pendosa. Di sisi yang sama, saya mendapatkan pembenaran bahwa tuhan telah menjaga (tidak membongkar) aib kita, lantas mengapa kita memperlihatkan aib kita kepada orang lain?

Saya seorang pencari tuhan. Tidak ingat persisnya mulai tahun berapa. Yang jelas saya sekarang mempertanyakan banyak hal, termasuk agama, dan tuhan. Saya melihat agama yang saya anut, dan agama-agama lain, merupakan sebuah cara hidup yang dibentuk oleh manusia, tentu saja menurut logika berpikir saya. Saya merasa agama yang saya anut, dan agama-agama lain, memiliki sisi berbahaya (tidak semua sisi) menurut sisi humanis saya.

Saya masih senantiasa berdoa. Pada intinya, saya masih memercayai beberapa hal, meski tidak sepenuhnya. Baik kepercayaan itu terjadi begitu saja, atau karena ketakutan dalam diri saya. Saya masih selalu mendoakan orang tua dan keluarga saya agar dijauhkan dari api neraka, dari siksa kubur. Saya berharap bahwa tuhan akan tetap mendengar doa dengan melihat ketulusan hati seseorang, melihat hasil akhir dengan tetap mempertimbangkan prosesnya. Who knows?
Pun saya tetap takut dengan cerita tentang api neraka. Jika boleh memilih, lebih baik saya tidak masuk surga, daripada saya masuk neraka, biarkan jiwa saya lenyap tak merasakan apapun setelah kematian menjemput. Tapi sayangnya, hal seperti itu tidak dimungkinkan dalam ajaran agama. Oleh karenanya, saya masih tetap berdoa, untuk keselamatan orang tua, keluarga, dan saya sendiri. Saya juga senantiasa berdoa agar diberi hidayah "Ya tuhan, berilah hamba hidayah jika engkau benar-benar ada, kepada siapa lagi hamba meminta jika engkau memang tuhan semesta alam?". Tentu, saya masih akan terus mencari, sampai mendapat kebenaran, atau mungkin sampai hati ini lelah.

Pertanyaannya :

1. Saya ingin hidup dengan seorang wanita beriman, muslimah. Dilihat dari tutur, laku dan penampilannya, tentu dia seorang yang taat. Bagaimana pendapat kalian? Tentu saja saya akan tetap berusaha mendekatinya, menunggu proses alami yang dicampur tangani oleh tuhan (untuk memisahkan yang baik dengan yang buruk). Atau mungkin malah semuanya berjalan lancar, bahwa ternyata hasilnya tidak mengkhianati usaha. Masalah pendapat, saya hanya ingin mendengarnya saja.

2. Tentu saya pun juga tetap berdoa "Ya tuhan, jika aku baik untuknya, maka lancarkanlah. Jika tidak, maka jauhkanlah kami". Seandainya saya ternyata berjodoh dengannya, apakah suatu saat nanti saya harus menceritakan perihal keimanan saya yang rapuh ini padanya?

Terima Kasih
0
719
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan